Lompat ke isi

Beri arar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 September 2022 20.11 oleh Hysocc (bicara | kontrib) (Hysocc memindahkan halaman Beri Juniper ke Beri juniper: nama tumbuhan tidak perlu kapital)
Beri yang ungu adalah beri sudah tua dan yang hijau yang masih muda.

Beri juniper adalah biji buah pinus betina dari tanaman juniper. Beri juniper berbentuk bulat dan bersisik. Sisiknya sangat penuh hingga menyerupai kulit buah.[1][2][3] Beri juniper dipakai sebagai rempah dengan rasa yang getir.[4][5]

Beri juniper (Juniperus communis L.) adalah bagian dari genus yang memiliki 60 sampai 70 spesies yang berbeda. Jenis beri juniper yang paling sering digunakan adalah yang berasal dari variasi Juniperus communis L. Nama lazimnya adalah juniperus, juga dikenal sebagai buah juniperi, juniper, dan "cabang supernatural".[4]

Beri juniper muda berwarna kehijauan dan pada sebagian besar varietas akan berubah warna menjadi ungu saat matang setelah kurang lebih dua sampai tiga tahun.[2][6][7]

Beri juniper pertama kali muncul sekitar 250 juta tahun yang lalu. Mereka telah ada di bumi ini saat sebagian besar daratan masih bergabung dalam satu benua yang disebut Pangaea, dan ini menjelaskan mengapa spesies tunggal Juniperus communis bisa berasal dari Eropa, Asia dan Amerika Utara.[3]

Sejarah

Penggunaan beri juniper pertama kali yang pernah tercatat adalah dalam papyrus Mesir tahun 1500 sebelum masehi dan digunakan untuk mengobati infeksi cacing pita.[1][8][9] Juniper adalah simbol kesuburan Dewi Ashera orang-orang Kanaan. Orang Eropa barat menanam pohon ini di dekat pintu rumah mereka untuk menghalau penyihir. Asap juniper digunakan orang Skotlandia untuk menangkis iblis dan orang Tibet menggunakannya untuk menyingkirkan iblis.[8] Orang Romawi menggunakan beri juniper untuk membersihkan pencernaan dan penyakit perut. Herbalis ternama abad pertengahan Culpeper, menggunakannya untuk perut kembung.[1][9][10]

Pada abad pertengahan, beri juniper dianggap sebagai ramuan pelindung dan digunakan untuk menangkal ilmu hitam atau sihir. Asap pembakarannya yang wangi digunakan untuk ritual penyucian dan membantu dalam meramal. Pada perayaan festival api Samhain orang-orang Celtic, beri juniper dibakar untuk memulai hubungan dengan dunia lain.[1]

Penduduk asli Amerika Utara menggunakan beri juniper untuk mengobati tuberkulosis dan infeksi kandung kemih. Orang Yunani sendiri menggunakannya dalam upacara penyucian dan untuk meningkatkan stamina atlet.[4][9] Orang Romawi menggunakan beri juniper untuk mengganti lada hitam yang mahal karena diimpor dari India.[4]

Buah beri juniper bahkan telah ditemukan di dalam makam orang Mesir yaitu Tutankhamun, mereka menggunakannya sebagai ramuan obat dan dalam proses pembalsaman mayat.[4][9]

Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, beri juniper telah berabad-abad digunakan sebagai  stimulan untuk ginjal dan kandung kemih, digunakan juga sebagai antibiotik untuk infeksi dan obat untuk masalah pencernaan pada lambung usus dan limpa.[4]

Orang Zuni Indian menggunakan beri juniper untuk membantu persalinan, herbalis di Inggris menggunakannya untuk mengobati gagal jantung kongestif dan menstimulasi menstruasi, dan oleh herbalis Amerika abad sembilan belas, beri juniper digunakan untuk mengobati gagal jantung kongestif, gonore, dan infeksi saluran kemih.[10][11]

Deskripsi

Beri juniper merupakan tanamana gymnospermae yang berbentuk semak-semak atau pohon kecil dengan kulit pohon berwarna cokelat kemerahan. Tunas kecilnya berbentuk segitiga. Rantingnya berbentuk silinder, ramping, halus dan menjalar. Pucuknya sekitar 3 mm dengan sisik-sisik. Daun mudanya berbentuk seperti jarum yang membujur, Panjang 5–12 mm, ujungnya tajam, beruas di bagian dasarnya dan berduri. Daunnya tersusun dalam 3 gelungan dan tetap seperti itu selama 3 tahun, merupakan jenis tanaman yang tumbuh langsung dari tangkainya dengan stoma tunggal yang besar di bagian atas, kadang-kadang dibagi oleh garis hijau sampai ke pangkalnya dan sering kali memiliki kelenjar yang mengeluarkan getah.[12][13][14][15]

Ilustrasi Juniperus communis

Tanaman ini biasanya bersifat dioseus. Buah pinus jantannya (strobili) berukuran 8 mm, tunggal, matang dan gugur setiap tahun dengan 3–6 ulir benang sari; serbuk sarinya tidak bersayap. Buah pinus betinanya timbul dari pangkal daun, 5–10 mm dan berbentuk bulat sempurna atau dengan variasi bentuk oval; di bagian dasarnya dikelilingi sedikit sisik yang berfungsi mirip daun, tetap seperti itu hingga matang, kemudian bergabung menjadi satu dan berbentuk beri dan berwarna biru saat matang. Buah pinus betina ini memanjang, membulat seperti telur dengan tiga sudut, dengan lekuk dan kantung getah di seluruh permukaannya; satu buah pinus betina menghasilkan 1–3 biji benih, masing-masing panjangnya 4–5 mm, tertancap pada daging buah manis yang bergetah, dan tetap tersimpan di dalam buah pinus saat terpencar. Buah pinus betina matang dalam kurun waktu satu sampai tiga tahun.[12][13][14][15]

Juniperus communis merupakan spesies juniper yang paling tersebar luas, hidup berdekatan dengan spesies sejenis lainnya. Para peneliti membedakan jenis satu dengan yang lain berdasarkan kualitas tanah, karakteristik organisme unsur hara, dan faktor iklim. Adams menyebutkan setidaknya sepuluh varietas Juniperus communis ini.[12]

Kandungan

Beri juniper mengandung sekitar 2% minyak esensial yang mudah menguap, ekstrak juniperin, getah (sekitar 10%), protein, dan tiga jenis asam; asam format, asam asetat, dan asam malat. Selain itu juga mengandung hidrokarbon, asam lemak, sterol, senyawa terpene, dan senyawa aromatik.[16][17]

Dalam minyak esensial beri juniper ini, terkandung senyawa kimia pinen alfa (sekitar 40–50%) dan beta, sabinene (sekitar 5–15%), limonen (sekitar 4–5%), farnesen (sekitar 5%), borneol (sekitar 5%), sisanya adalah senyawa lain dalam jumlah kecil seperti terpineol alfa, geraniol5, camphene2, camphor, eudesmol alfa, terpinen-4-ol, terpinen gamma, terpinen alfa, delta-3-caren, dan myrcen dari senyawa utama hidrokarbon monoterpene. Selain itu terdapat juga mengandung senyawa sesquiterpene: caryophyllene beta, cadinene delta, farnesol, elemente gamma, muurolen gamma, dan humulen. Senyawa deoxypodophyllotoxin, sejenis aryltetralin cyclolignan, telah berhasil diisolasi dari Juniperus communis dan sedang diteliti dalam studi in vitro.[1][9][16][18]

Manfaat

Rempah

Beri juniper kering yang digunakan sebagai rempah-rempah

Beri juniper telah sejak lama digunakan untuk melunakkan daging rusa jantan, babi hutan, unggas air, dan daging binatang buruan lainnya. Lapisan putih pada beri juniper adalah ragi, sehingga buah ini telah berabad-abad digunakan dalam pembuatan roti dan bir. Di Jerman, resep otentik sauerbraten (daging panggang asam) dan sauerkraut (kol asam) dibuat dari buah juniper. Rempah ini memiliki rasa yang kuat dan pahit hingga hanya digunakan dalam jumlah sedikit. Sering kali juga digunakan sebagai rempah perendam daging, keripik atau ditambahkan pada daging yang diawetkan.[12][19]

Beri juniper yang digunakan pada fermentasi kol khas Jerman (sauerkraut)

Beri juniper adalah bumbu masak penting di banyak hidangan Eropa khususnya di wilayah Alpine. Di Inggris, beri juniper digunakan sebagai pengganti merica. Penggunaannya hanya setelah dikeringkan karena beri juniper segar rasanya sangat pahit. Selain digunakan pada makanan berat, beri juniper juga digunakan untuk membuat pencuci mulut berbahan produk susu beku, permen, pudding, dan roti jahe.[4][12]

Minuman

Di Swedia, beri juniper dipanggang/disangrai dan dijadikan pengganti kopi. Di daratan Eropa dan Amerika, beri juniper juga dibuat sirup beraroma mint.[12]

Dalam The Bergius Botanical Garden Swedia juga ditemukan catatan tua tentang pembuatan jus dari beri juniper. Botanis Swedia terkenal, Carl von Linne menuliskan resepnya “Hancurkan sedikit buah beri juniper, lalu tuangkan air dingin. Bila sudah tercampur dan larut, tanpa perlu difermentasi atau direbus, minuman ini sudah jadi. Rasanya menyegarkan dan lezat, selama masih dalam kondisi segar. Minuman ini jarang bertahan lebih dari delapan hari.”[20]

Selain kopi dan jus, oleh orang Skandinavia beri juniper juga dapat dibuat sebagai pengganti teh. Rasanya unik, segar dan beraroma kayu dan hutan.[20]

Minuman Keras

Beri juniper dalam minuman gin

Pada pertengahan abad ke-17, seorang dokter asal Belanda bernama Francis Sylvius menciptakan dan memasarkan tonik diuretik yang terbuat dari beri juniper. Tonik ini, yang belum dikenal dengan nama gin, menjadi minuman yang digemari di seluruh Eropa dan lebih dikenal sebagai minuman industri rumah tangga yang mengandung alkohol dan murah, daripada sebagai minuman kesehatan yang diniatkan oleh Sylvius mula-mula. Sebenarnya berabad-abad sebelum apa yang dilakukan Sylvius dengan toniknya, beri juniper telah digunakan sebagai aromatik untuk anggur, madu dan minuman beralkohol lainnya.[19]

Untuk minuman gin, beri juniper bukan hanya unsur pentingnya tapi secara harfiah adalah minuman itu sendiri (di Belanda juniper disebut “geniver” yang darinya berasal nama “gin”). Aroma dan rasa beri juniper haruslah menjadi ciri khas minuman ini. Orang-orang di dataran tinggi menggunakan beri juniper untuk pembuatan wiski. Selain itu, beri ini juga dipakai untuk minuman beralkohol lainnya seperti bir sehat dari Swedia dan minuman seperti bir dari Perancis yang disebut ‘genevrette’.[9]

Minyak Esensial

Beri juniper dalam bentuk minyak esensial bisa digunakan untuk banyak hal. Sifatnya sebagai antibiotik alami dapat digunakan untuk mengobati jerawat. Penyegar ruangan yang terbuat dari beri juniper juga mampu membantu membunuh kuman dan membersihkan udara. Secara emosional, minyak beri juniper bersifat menenangkan dan membantu mengurangi stres yang timbul dari aroma kayunya yang manis dan segar. Bila digunakan pada mesin uap, dapat membantu meredakan pilek dan flu.[18][21]

Minyak esensial beri juniper juga dapat digunakan untuk terapi pijat, atau dicampurkan ke dalam larutan mandi untuk membantu membersihkan kelenjar getah bening dan untuk detoksifikasi yang memberikan perasaan rileks.[1] Minyak esensialnya juga digunakan untuk mengobati kutil, kutu air, untuk pertumbuhan kulit, psoriasis, dan eksim.[22]

Dari penelitian in vitro yang dilakukan oleh Martina Hoferl, dkk yang meneliti tentang pengaruh minyak esensial beri juniper sebagai antioksidan pada organisme Saccharomyces cerevisiae disimpulkan bahwa beri juniper mampu mencegah pembentukan radikal bebas (efek menghambat oksidasi xanthine) dan perlindungan terhadap peroksidasi lipid. Penelitian in vivo menunjukkan adanya efek menghalangi proses oksidasi pada sel ragi yang efek biologisnya dipengaruhi langsung oleh konsentrasi minyak yang digunakan. Lebih lanjut, ini menunjukkan kemungkinan penggunaan minyak esensial beri juniper pada industri parfum, kosmetik, farmasi, dan obat-obatan.[23]

Lain-lain

Beri juniper digunakan dalam industri parfum dan kosmetik, produk pembersih rumah tangga (sehubungan dengan kemampuannya membunuh beberapa mikroorganisme termasuk bakteri dan jamur) dan dalam dunia kedokteran hewan (untuk penyembuhan luka dan mencegah infeksi parasit).[4] Beri juniper juga ditambahkan ke dalam produk sampo dan minyak untuk mengilapkan rambut.[19]

Penelitian

Sebuah penelitian pada tahun 2007 menemukan bahwa beri juniper memperbaiki dispepsia pada hewan uji coba. Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2016 dan diterbitkan dalam satu jurnal peer-review bidang Produk Alami dan Farmakognosi menemukan bahwa ekstrak beri juniper efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan arthritis rheumatoid dan sklerosis multiple dan juga berguna dalam pengobatan beberapa jenis kanker.[4] Beri juniper juga mengandung vitamin C dan gula.[2]

Penelitian pada tahun 2010 menunjukkan bahwa beri juniper memiliki efek antioksidan kuat dalam komponen yang dikenal dengan bioflavonoid dan flavonoid, yang merupakan komponen yang lazim ditemukan dalam sayuran dan buah-buahan. Penelitian ini juga menemukan lebih dari 87 komponen anti oksidan alami di dalam beri juniper. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang positif untuk aktivitas antimikroba dari beri juniper. Minyak beri juniper juga diketahui mampu melawan bakteri Staphylococcus aureus, enterobakteria dan beberapa jenis kuman penyebab pneumonia.[4]

Referensi

  1. ^ a b c d e f "Juniper Berry Benefits & Information". Indigo Herbs (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-25. 
  2. ^ a b c "Juniper Berry: Top Health Benefits [2019 List]". urbol.com (dalam bahasa Inggris). 2018-06-14. Diakses tanggal 2019-11-25. 
  3. ^ a b "Piney & Pungent Juniper Berries". Lowlander Beer (dalam bahasa Inggris). 2018-10-02. Diakses tanggal 2019-11-25. 
  4. ^ a b c d e f g h i j "The Health Benefits of Juniper Berries". Verywell Health (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-25. 
  5. ^ "Juniper Berries Benefits, Uses, Side Effects and Interactions". Dr. Axe (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-25. 
  6. ^ "Juniper berry". Monterey Bay Spice Company. Diakses tanggal 2019-11-25. 
  7. ^ "Juniper Berries - Wild Rose College of Natural Healing" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-25. 
  8. ^ a b "Mountain Rose Herbs: Juniper Berries". www.mountainroseherbs.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-03. 
  9. ^ a b c d e f "Juniper defines Gin. An indepth look at the spirit's core botanical". Gin Foundry (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-03. 
  10. ^ a b Ana, Soumy (2006). Menjaga Kesuburan. Jakarta: Gema Insani Press. hlm. 116. ISBN 9789799959553. 
  11. ^ "Juniper Berry | Winchester Hospital". www.winchesterhospital.org. Diakses tanggal 2020-01-03. 
  12. ^ a b c d e f Ravindran, P. N. (2017). The Encyclopedia of Herbs and Spices. Wallingford United Kingdom: CAB International. hlm. 484–486. ISBN 9781780643151. 
  13. ^ a b "Juniperus communis (common juniper): Go Botany". gobotany.nativeplanttrust.org. Diakses tanggal 2020-01-04. 
  14. ^ a b "Plant Database". www.hort.uconn.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-06. Diakses tanggal 2020-01-04. 
  15. ^ a b "Juniper". science.jrank.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-04. 
  16. ^ a b "Juniper Uses, Benefits & Dosage - Drugs.com Herbal Database". Drugs.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-04. 
  17. ^ Tisserand, Robert; Young, Rodney (2013). Essensial Oil Safety. United Kingdom: Churcill Livingstone. hlm. 314. ISBN 9780443062414. 
  18. ^ a b "Juniper Berry Essential Oil Uses and Benefits | AromaWeb". www.aromaweb.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-04. 
  19. ^ a b c "Are All Juniper Berries Edible – Is It Safe To Eat Juniper Berries". Gardening Know How (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-04. 
  20. ^ a b "What Are Juniper Berries Good For? What Do They Taste Like?". www.careomnia.com. Diakses tanggal 2020-01-04. 
  21. ^ Lawless, Julia (2014). The Encyclopedia of Essensial Oils. London: Harper Thorsons. hlm. 116–117. ISBN 9780007145188. 
  22. ^ "Juniper Plant Benefits: How To Use Juniper For Herbal Use". Gardening Know How (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-04. 
  23. ^ Höferl, Martina; Stoilova, Ivanka; Schmidt, Erich; Wanner, Jürgen; Jirovetz, Leopold; Trifonova, Dora; Krastev, Lutsian; Krastanov, Albert (2014-02-24). "Chemical Composition and Antioxidant Properties of Juniper Berry (Juniperus communis L.) Essential Oil. Action of the Essential Oil on the Antioxidant Protection of Saccharomyces cerevisiae Model Organism". Antioxidants. 3 (1): 81–98. doi:10.3390/antiox3010081. ISSN 2076-3921. PMC 4665443alt=Dapat diakses gratis. PMID 26784665.