Tragedi Stadion Kanjuruhan 2022
Artikel ini membahas suatu peristiwa terkini. Informasi pada halaman ini dapat berubah setiap saat seiring dengan perkembangan peristiwa dan laporan berita awal mungkin tidak dapat diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini. |
Tragedi Stadion Kanjuruhan 2022 | |
---|---|
Berkas:Kanjuruhan 1 October 22.jpg | |
Lokasi | Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur |
Koordinat | |
Tanggal | 1 Oktober 2022 |
Korban tewas | 129 |
Korban luka | 180 (perkiraan) |
Tragedi Stadion Kanjuruhan 2022 adalah tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Oktober 2022. Kerusuhan ini merupakan bagian dari rivalitas lokal Derbi Jawa Timur yang mempertemukan Arema FC dengan Persebaya Surabaya.
Tragedi kerusuhan ini juga dianggap sebagi kerusuhan suporter sepak bola yang terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia dan Asia, serta terbesar kedua dalam sejarah sepak bola dunia.[1][2]
Latar belakang
Putaran pertama Liga 1 musim 2022–2023 dimulai pada 23 Juli 2022. Pada pekan ke-11 terjadi derbi super Jawa Timur yang mempertemukan dua tim yang dianggap bersaing keras, Arema FC dan Persebaya. Laga ini digelar pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur bermula pukul 20.00 WIB. Diperkirakan sekitar 40.000 penonton datang menyaksikan laga ini.
Tim tamu awalnya memimpin dengan 2 gol, sebelum dikejar oleh tim tuan rumah pada akhir babak pertama. Bagaimanapun, Persebaya mampu mencetak 1 gol tambahan di babak kedua. Skor 3–2 untuk kemenangan Persebaya ini bertahan hingga peluit panjang ditiup menandai selesainya pertandingan.[3]
Kronologi
Kerusuhan terjadi setelah para suporter Arema yang tidak terima kekalahan atas Persebaya turun ke lapangan. Para suporter merangsek masuk dengan mendorong dan melompati pagar pembatas tribun.[4] Karena massa yang semakin banyak menerobos masuk ke lapangan, polisi akhirnya melemparkan gas air mata ke tribun penonton. Karena aksi tersebut kepanikan penonton pun semakin bertambah. Karena penonton berlarian menyelamatkan diri banyak dari mereka yang terinjak-injak dan berdesak-desakan.[5]
Akibat
Akibat kerusuhan pada tragedi ini, 129 orang tewas dan 2 diantaranya merupakan anggota polisi. Menurut Kapolda Malang Irjen Pol. Nico Afinta, 34 orang tewas di stadion sementara sisanya tewas di rumah sakit. Selain itu, sekitar 180 orang juga mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit seperti RS Wava Husada, RSK Teja Husada, RSUD dr. Saiful Anwar, dan RSUD Kanjuruhan.[6][7][8]
Akibat kerusuhan ini juga Liga 1 musim 2022–2023 dihentikan selama satu pekan oleh PT. Liga Indonesia Baru.[9]
Referensi
- ^ "Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, SOS: Tragedi Terbesar Sepanjang Sejarah Sepak Bola". www.kompas.tv. Diakses tanggal 2 Oktober 2022.
- ^ BeritaSatu.com (2022-10-02). "Sepak Bola Paling Mematikan Dunia, Tragedi Kanjuruhan Nomor 2". beritasatu.com. Diakses tanggal 2022-10-02.
- ^ "Hasil Liga 1: Persebaya Menang 3-2 atas Arema di Derby Jatim". sport.detik.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2022.
- ^ "Kapolres Ungkap Penyebab Kerusuhan Kanjuruhan Malang, 127 Orang Tewas Termasuk 2 Polisi". medan.tribunnews.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2022.
- ^ "Sepak Bola Indonesia Berduka, Malam Kelam di Kanjuruhan". bola.kompas.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2022.
- ^ "127 Orang Meninggal Akibat Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang". liputan6.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2022.
- ^ "180 Korban Kerusuhan Aremania Masih Dirawat di Sejumlah Rumah Sakit". jatim.inews.id. Diakses tanggal 2 Oktober 2022.
- ^ "Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, 127 Orang Meninggal Dunia". regional.kompas.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2022.
- ^ "Tragedi di Kanjuruhan, Liga 1 Dihentikan Satu Minggu". www.cnnindonesia.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2022.