Pulau Kurudu
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Pulau Kurudu | |
Poelau Koeroedoe, Koeroedoe Eiland, Pulau Kaipuri | |
Pulau | |
Negara | Indonesia |
---|---|
Lalawigan | Provinsi Papua |
Kabupaten | Kabupaten Kepulauan Yapen |
Elevasi | 78 m (256 ft) |
Area | 22,66 km2 (9 sq mi) |
Zona waktu | WIT (UTC+9) |
Pulau Kurudu adalah pulau kecil di Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua. Letaknya berada di perairan utara pulau Papua paling timur dari gugusan pulau-pulau di teluk cenderawasih berderetan dengan Pulau Yapen, Pulau Biak dan pulau-pulau lainnya membentuk menjadi dinding pembatas antara Teluk cenderawasih dan Samudera Pasifik.
Berdasarkan verifikasi dan validasi pulau-pulau kecil di provinsi Papua oleh Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi bersama Panitia Pembakuan Nama Rupa Bumi Provinsi Papua dan Kabupaten/Kota Yang Memiliki Pulau Termasuk di Danau, maka Gubernur Provinsi Papua melalui Surat Keputusan Nomor 73 tahun 2008 Tanggal 30 Juni 2008 menetapkan Pulau Kurudu sebagai salah satu pulau kecil di provinsi Papua yang terletak di dalam wilayah administratif kabupaten Kepulauan Yapen. Keputusan Gubernur ini menjadi dasar hukum bagi nama Pulau Kurudu. Beberapa pihak menyebut nama pulau ini dengan nama yang tidak benar/salah, yaitu Pulau Kaipuri. Akhirnya kesalahan itu diperbaiki melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi Papua Nomor 73 Tahun 2008 menetapkan nama asli pulau Kurudu.
Pulau ini menjadi titik batas alam dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Kepulauan Yapen, kabupaten Mamberamo Raya, kabupaten Waropen, dan kabupaten Biak Numfor. Sebagai pulau di dalam samudera Pasifik, pulau Kurudu dikelilingi oleh ombak laut yang tinggi besar dan arus pasang surut yang kencang, seolah mengisolasi penduduk pulau Kurudu untuk tidak berhubungan dengan daratan lainnya di Papua.
Saat ini pulau Kurudu telah ditetapkan menjadi satu distrik/kecamatan dengan nama DISTRIK PULAU KURUDU. Dengan delapan pemerintahan Kampung/Desa, yaitu : kampung Andesarya, kampung Mnusndu, kampung Mnukwar, kampung Kurudu, kampung Krimbri, kampung Kaipuri, kampung Dorei Amini, dan kampung Mansesi.
Pulau Kurudu secara geografis terletak pada 136°59'17,212" hingga 137°3'11,038" Bujur Timur dan 1°50'15,267" hingga 1°52'1,574" Lintang Selatan.
SUKU KURUDU ADALAH SUKU YANG BERBEDA DARI SUKU BERBAI beberapa orang yang tidak bertanggung jawab telah mencaplok status kesukuan etnis Kurudu dan memasukan suku Kurudu menjadi sub suku dari suku Berbai. Ini suatu kesalahan adat. Suku Kurudu adalah salah satu suku asli Papua yang mendiami pulau Kurudu dan pesisir Pamai Erar.
SUKU KURUDU DAN KEARIFAN LOKAL Suku Kurudu telah menghuni pulau Kurudu lebih dari 40 abad. Dalam kurun waktu amat panjang ini suku Kurudu mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia di pulau Kurudu. Interaksi suku Kurudu dengan alam telah menghasilkan sejumlah kearifan lokal yang khas, antara lain ritual ratapan buah matoa yang disebut Sai Antaun, memancing ikan tenggiri dengan bunga, melestarikan spesies mangga purba, memanggil aneka jenis ikan berkumpul dengan ritual berbahasa asli kurudu, menyimpan sejarah burung cenderawasih setelah air bah, dan lain-lain.
PULAU PENUH MISTERI Banyak kejadian aneh terjadi di pulau Kurudu, seperti: adanya babi jahat yang suka mencabik manusia di pulau Kurudu antara bulan September sampai Desember. Beberapa kematian misterius seperti yang menimpa orang tua bernama Ajun Wapai, Alfons Maruri tidak diketahui pelakunya sampai sekarang.
MARGA-MARGA SUKU KURUDU Di kampung Andesarya: Samber, Umbora, Runggeari, Tomamba. Di kampung Mnusndu: Rumboirusi, Yobi, Masoka, Rumbindi, Mandenas/Busiara, Di kampung Mnukwar: Rumperyai, Runggaweri, Mambobo, Rumaikewi, Rumsano, Rumbiak. Di kampung Kurudu: Arisoi, Sararongga, Warinusi, Rapami, Rumbewas. Di kampung Krimbri: Airori, Mambai, Rumborumbo, Imbiri, Wapai. Di kampung Dorei Amini: Doom, Iwanggin, Mauri, Ayomi. Di kampung Kaipuri: Watori, Runtuboy, Sumbari, Sikowai. Di kampung Mansiesi sama dengan kampung Kaipuri.
SEKOLAH DI PULAU KURUDU Di pulau Kurudu terdapat lembaga pendidikan mulai dari PAUD, SD, dan SMP antara lain: PAUD PERMENAS di kampung Krimbri, PAUD PNIEL di kampung Mnukwar, SD YPK Silo Kaipuri di kampung Kaipuri, SD YPK Pniel Kurudu di kampung Mnukwar, SD Inpres Kurudu di Kampung Andesarya, dan SMP Satu Atap Negeri Kurudu di kampung Andesarya. Dahulu di pulau Kurudu oleh pemerintah dibangun SEKOLAH GURU BANTU (SGB). Yang bersekolah di SGB KURUDU adalah anak-anak muda dari pulau Kurudu dan Pantai Lori. Dari pulau Kurudu antara lain: Yulius Wapai, Loisa Samber, Stevanus Airori, dll. Dari Pantai Lori antara lain: Yonas Ampasoi, Hanok Ampasoi, dll. Setelah SGB KURUDU ditutup maka pemerintah membuka Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di Serui.
GEDUNG IBADAH DI PULAU KURUDU Terdapat 3 gedung ibadah yang terdiri dari 2 gedung ibadah GKI dan 1 gedung ibadah Gereja Advent Masehi. Dua gedung ibadah GKI adalah GKI SILO KAIPURI di kampung Dorei Amini, dan GKI PNIEL KURUDU di kampung Mnukwar. Sedangkan gedung ibadah gereja Advent Masehi terletak di kampung Andesarya.
PEMBAGIAN KAWASAN PULAU KURUDU Pesisir pantai utara pulau Kurudu selalu diterpa ombak besar dari samudera Pasifik sepanjang tahun, sedangkan pesisir pantai selatan merupakan kawasan teduh tanpa ombak. Perbedaan ini ikut mempengaruhi karakter dan pola pikir antara masyarakat suku Kurudu yang berdomisili di pesisir utara dengan yang berdomisili di pantai selatan. Berdasarkan ada dan tidaknya ombak maka pulau Kurudu dibagi menjadi dua kawasan, yaitu kawasan berombak (Ro mbru) dan kawasan teduh (Ro mbrin). Kawasan Ro mbru dinamakan Kruidu atau Kurudu, sedangkan kawasan Ro mbrin dinamakan Mnupui atau Kaipuri. Selanjutnya kawasan Ro mbru atau Kruidu atau Kurudu dibagi menjadi dua sub kawasan, yaitu Ropui dan Ropon.
Orang-orang yang berdomisili di kawasan Kruidu atau Ro mbru disebut Kruidu pe isi (artinya= orang Kurudu), orang Kurudu yang berdomisili di kawasan Ropui disebut Ropui pe isi (artinya= orang ropui), sebaliknya orang Kurudu yang berdomisili di Ropon disebut Ropon pe isi (artinya= orang Ropon); sedangkan orang-orang yang berdomisili di kawasan Mnupui disebut Mnupui pe isi (artinya = orang Mnupui). Sebutan populer terhadap orang Mnupui ialah Kaipuri (orang Kaipuri).
Meskipun satu suku, yaitu suku Kurudu, dan satu bahasa, yaitu bahasa Kurudu, namun orang Kurudu dan orang Kaipuri berbeda dalam dialek bahasa dan berbeda dalam beberapa tradisi pemanfaatan tumbuhan. Misalnya pada tradisi membangun rumah, orang Kaipuri membangun rumah di atas air laut menggunakan jenis-jenis tumbuhan tertentu sebagai tiang rumah yang ditancap pada dasar pasir berlumpur, sedangkan orang Kurudu membangun rumah panggung di atas tanah kering dengan menggunakan jenis-jenis tumbuhan tertentu. Demikian pula, meskipun sama-sama orang Kurudu tetapi dialek orang Ropui berbeda dengan orang Ropon, bahkan sebutan nama dari beberapa jenis tumbuhan pun berbeda antara Ropui dan Ropon. Misalnya tumbuhan Waru (Hibiscus tilliaceus), oleh orang Ropui dinamakan Mbaru, sedangkan orang Ropon menamakannya Ampan, sebutan tumbuhan Kepayang atau kenari hutan (Pangium edule) oleh orang Ropui dinamakan Anaweri sedangkan orang Ropon menyebutnya Kawidon.
Kawasan Ropui meliputi tiga kampung, yaitu Kirimbri, Kurudu, dan Mnukwar. Kawasan Ropon meliputi dua kampung, yaitu Mnusndu dan Andesarya. Kawasan Kaipuri meliputi tiga kampung, yaitu Mansiesi, Kaipuri, dan Dorei Amini.