Pendakian
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Oktober 2017) |
Pendakian atau disebut juga kelana alam atau treking umumnya merujuk pada perjalanan panjang dan penuh semangat yang biasanya melewati jalan kecil di area pedalaman. Di Indonesia, pendakian ini identik dengan perjalanan menuju puncak gunung. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh klub-klub pecinta alam. Adakalanya dalam pendakian perjalanan harus melalui hutan lebat, dan harus memotong semak-semak untuk membuat jalur yang bisa dilewati. Pendakian ini bisa menghabiskan waktu lebih dari 1 hari perjalanan.
Peralatan pendakian
Peralatan yang dibutuhkan dalam pendakian sebenarnya bergantung pada tingkat kesulitan medan dan estimasi waktu pendakian yang diperlukan. Tetapi setidaknya bagi pendaki harian harus membawa setidaknya air minum, makanan, peta dan perlengkapan untuk melindungi dari hujan. Biasanya, sepatu yang digunakan untuk mendaki gunung adalah sepatu bot dan tas ransel sebagai perlindungan untuk melewati wilayah bebatuan serta baik untuk membantu menjaga keseimbangan. Beberapa peralatan lain yang penting bagi pendaki adalah kompas atau pandom, kacamata hitam, baju hangat, topi, sarung tangan, tongkat untuk mendaki, senter, peralatan P3K, pemantik api dan sebuah pisau. Peta atau peralatan GPS juga merupakan peralatan penting yang harus dibawa sebagai panduan perjalanan.
Dampak pendakian
Tidak dapat dimungkiri bahwa kegiatan mendaki ini juga memberikan dampak pada ekosistem alam yang dilalui. Tidak jarang banyaknya pendaki yang melalui lokasi tertentu menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan alam yang dilewati. Ini bisa diakibatkan karena pendaki yang sering membuang sampah sembarangan di jalur pendakian, menginjak atau menjadikan tanaman tertentu hingga menyebabkan tanaman itu mati atau tercabut, dan lain sebagainya. Penumpukan sampah yang berlebihan di gunung akibat sampah yang dibuang oleh pendaki terjadi antara lain pada Gunung Rinjani.[1]
Bukan hanya masalah sampah dan tanaman yang mati, tetapi kotoran manusia juga mengakibatkan masalah tersendiri pada kondisi alam di gunung. Karena kotoran manusia ini bisa mencemari air dan membuat pendaki lainnya terserang penyakit.
Masalah lainnya yaitu api, karena dapat menyebabkan kebakaran. Seorang pendaki yang tidak berhati-hati jika berurusan dengan api, bisa membawa bencana besar pada ekosistem di lokasi pendakian.
Etika pendakian
Adakalanya terjadi konflik antara pendaki saat mereka bertemu di tengah jalan. Etika mendaki ini diharapkan dapat mengurangi permasalahan yang demikian. Beberapa etika umum dalam mendaki yaitu:
- Saat 2 kelompok pendaki bertemu, maka disepakati bahwa kelompok yang sedang mendaki (naik) ke puncak gunung lah yang didahulukan.
- Umumnya, para pendaki dilarang membuat suara keras, seperti berteriak, bermain musik atau penggunaan telepon seluler. Akan tetapi, pada situasi-situasi khusus para pendaki membuat suara keras sebagai langkah pencegahan terhadap bahaya melalui suara peluit atau lonceng, terutama dalam wilayah yang terdapat beruang liar.
- Para pendaki harus meminimalisir memberikan dampak yang negatif terhadap ekosistem alam yang mereka lalui. Ini bisa dilakukan dengan berjalan di jalur pendakian yang telah ada, tidak memetik tanaman ataupun mengganggu hewan liar dan tidak meninggalkan sampah di area pendakian dan sekitarnya.
- Memberi makan hewan liar dapat membawa bahaya, baik bagi pendaki, orang yang ada di sekitar lokasi maupun bagi hewan liar itu sendiri. Karena itulah, tindakan demikian sebisa mungkin harus dihindari.
Bahaya dan risiko pendakian
Melakukan pendakian dapat membahayakan nyawa yang bisa disebabkan oleh medan pendakian yang memang berbahaya, cuaca buruk, tersesat, atau pengaruh dari kondisi medis yang sebelumnya telah dimiliki oleh pendaki. Penyakit yang umum diderita oleh pendaki adalah diare, dehidrasi, hipotermia, serangan panas dari matahari, luka, kaki keseleo atau patah.
Ancaman lainnya yaitu serangan dari hewan buas, atau kontak dengan tanaman beracun yang menyebabkan ruam, bahkan termasuk tersambar petir (terutama di tanah yang tinggi).
Di beberapa negara, ada perbatasan negara yang tidak ditandai dengan baik dan mengakibatkan pendaki ditahan, seperti yang terjadi pada 3 pendaki Amerika yang ditahan oleh negara Iran karena mendaki melewati perbatasan antara negara Iran dan Irak.