Lompat ke isi

Preman Pensiun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 Oktober 2022 04.43 oleh 103.248.199.110 (bicara) (revert manual)

Preman Pensiun
Berkas:Poster Preman Pensiun.jpgBerkas:Poster Preman Pensiun 2.jpgBerkas:Poster Preman Pensiun 3.jpgBerkas:Poster Preman Pensiun The Movie.jpgBerkas:Poster Preman Pensiun 4.jpgBerkas:Poster Preman Pensiun 5.jpgBerkas:Poster Preman Pensiun 6.jpg
Genre
SkenarioAris Nugraha
CeritaAris Nugraha
SutradaraAris Nugraha
Pemeran
Lagu pembukaOst. Preman Pensiun
Lagu penutupOst. Preman Pensiun
Penata musik
Negara asalIndonesia
Bahasa asliBahasa Indonesia
Jmlh. musim6
Jmlh. episode226 (daftar episode)
Produksi
Produser eksekutifHengki Irawan
ProduserDidi Ardiansyah
Sinematografi
  • Yaya Muzammil
  • Rizky Dwi Panca
PenyuntingMNC Pictures
Pengaturan kameraMulti-kamera
Durasi45—110 menit
Rumah produksiMNC Pictures
DistributorMNC Pictures
Rilis asli
JaringanRCTI
Rilis12 Januari 2015 (2015-01-12) –
15 Oktober 2022
Acara terkait

Preman Pensiun adalah sinetron Indonesia produksi MNC Pictures yang ditayangkan perdana 12 Januari 2015 pukul 17.00 WIB di RCTI. Sinetron ini disutradarai oleh Aris Nugraha. Sinetron yang ide ceritanya dari Aris Nugraha ini, yang awal musim dibintangi oleh Didi Petet, Epy Kusnandar, dan Mat Drajat. Sinetron ini menceritakan kehidupan premanisme di Kota Bandung

Musim

Musim Episode Awalnya Ditayangkan
Pertama Ditayangkan Terakhir Ditayangkan
1 36 12 Januari 2015 24 Februari 2015
2 46 25 Mei 2015 18 Juli 2015
3 38 14 Desember 2015 29 Januari 2016
4 33 24 April 2020 28 Mei 2020
5 32 13 April 2021 12 Mei 2021
6 41 21 Agustus 2022 15 Oktober 2022

Sinopsis

Serial komedi penuh inspirasi Bahar (disapa “Kang Bahar”) yang sebenarnya hanya “preman kecil”, tetapi wilayahnya cukup luas, selain menjadi pelindung (“backing”) para pedagang kaki lima, juga menguasai sebuah pasar (Pasar Palasari) dan terminal bus (Terminal Cicaheum) di Kota Bandung. Kisah yang akan dituturkan dalam serial ini bukanlah perjalanan hidupnya sejak awal, meskipun dalam beberapa dialog terceritakan juga, melainkan kisah di masa tuanya ketika dia memutuskan untuk pensiun.

Masa lalu yang terceritakan dalam dialog adalah Bahar, Bahar merantau dari Garut ke Bandung sekitar tahun 1972, ketika dia remaja dan pergi merantau karena keluarganya di kampung sangat miskin. Di Kota Bandung, Bahar remaja mencari nafkah sebagai penjual tahu, leupeut dan telur asin di bus sebelum keluar terminal.

Penghasilan Bahar kala itu tidaklah besar, hanya pas-pasan, cenderung minim. Dia menerima itu sebagai rezekinya, tetapi yang tidak bisa dia terima adalah bahwa dia harus membayar pajak pada para preman. Bahar kemudian berpikir bahwa daripada dipungut “pajak” lebih baik dia yang memungut pajak.

Kemampuan beladiri yang dipelajarinya karena tradisi di kampung dan tekad yang kemudian muncul untuk bertahan dan berjaya di perantauan, membuat dia kemudian nekat perlahan-lahan masuk jaringan premanisme yang menguasai terminal. Bermula dari hanya sekadar “keset”, lama kelamaan, tahun demi tahun, perlahan-lahan, Bahar kemudian mencapai puncak kekuasaan.

Sepuluh tahun pertama, Bahar hanya menjadi bagian dari pemegang kekuasaan sebuah jaringan premanisme, dua puluh tahun selebihnya, Bahar adalah pemegang kekuasaan yang mencengkram jalanan, pasar dan terminal.

Tangan kanannya adalah Muslihat, seorang maling amatir yang masuk ke rumahnya sekitar dua puluh tahun silam. Muslihat berhasil ditaklukkan hingga tidak sadarkan diri dan baru sadar tiga hari kemudian, di hadapan Bahar dan polisi. Setelah tahu bahwa Muslihat mencuri demi untuk membiayai ibunya masuk rumah sakit, Bahar meminta polisi untuk tidak memproses kasusnya secara hukum, mengakui Muslihat sebagai saudaranya dan persoalan akan diselesaikan secara kekeluargaan.

Lalu Muslihat diberi uang satu juta yang pada waktu itu merupakan jumlah yang cukup besar. Setelah seminggu, Muslihat kembali pada Bahar dengan uang yang masih utuh. Muslihat bermaksud mengembalikan uang itu karena sudah tidak membutuhkannya lagi karena ketika Muslihat pulang ke kampung (di Samarang, Garut) dengan membawa uang, ibunya sudah terlanjur meninggal.

Bahar kemudian meminta Muslihat untuk bekerja padanya. Rasa hormat Muslihat dan kepercayaan Bahar, membuat mereka tidak terpisahkan hingga dua puluh tahun kemudian. Muslihat kemudian merekrut Komar di terminal yang sebelumnya seorang pengamen yang ditolong Muslihat bekerja padanya karena gitar Komar hilang.

Sementara itu, masa yang akan datang, copet kelas kakap seperti Junaedi merekrut dua orang sebagai partner yaitu Saep dan Ubed. Sementara anak buah Bahar semakin bertambah. Pemegang terminal, Jamal melakukan kekerasan di Dago, kemudian dia digerebek oleh polisi, tetapi Bahar dan Muslihat membiarkan ia ditahan di penjara, hingga Jamal balas dendam pada Muslihat, walaupun pada Bahar hanya setengah-setengah.[1]

Musim pertama

Setelah kematian istrinya, Bahar menyatakan pensiun menjadi preman. Pernyataan hanya disampaikan kepada tangan kanannya, Muslihat. Alasan ia pensiun dikarenakan sebelum istrinya meninggal, istrinya berujar akan menunggunya di surga. Bahar berpikir, bahwa kalau dia terus menjadi preman, tidak mungkin akan sampai ke sana.

Keputusan Bahar tidak bisa diterima oleh Muslihat. Sebab, pensiunnya Bahar akan menghancurkan kemapanan kekuasaan mereka, membuat kelompok-kelompok kecil dibawah mereka akan tercerai-berai, berdiri sendiri-sendiri. Secara bisnis, ini akan merugikan Muslihat yang hanya jadi tangan kanan Bahar dan tidak memiliki kelompok.

Pensiunnya Bahar yang tidak diumumkan itu dimanfaatkan oleh Muslihat untuk mengambil alih kekuasaan dan jatah untuk Bahar sampai kemudian tindakan semua terungkap dan menimbulkan konflik. Jamal memberontak pada Muslihat dan Komar selalu menggoda pedagang Wanita di Pasar. Kemudian, Bahar turun kembali untuk membereskan situasi tersebut ketika Jamal melakukan keresahan dengan memaksa orang-orang kampung untuk menjual tanah pada pemilik apartemen. Kemudian Muslihat disuruh Bahar yang juga diminta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk menyerahkan Jamal pada polisi. Hingga Akhirnya Jamal Dan Copet Saep ditahan.

Musim kedua

Muslihat nasibnya mulai berubah, lebih makmur & sejahtera setelah menggantikan posisi Bahar. Ia sekarang sudah bisa membelikan segala keperluan rumah tangga. Beda halnya dengan Komar yang masih sulit untuk membahagiakan istri dan anaknya.

Sementara Bahar hanya menikmati masa pensiunnya di rumah bersama Amin dan Imas karena Kinanti kerja dan pindah ke Jakarta. Bagi Bahar, keluarga adalah yang terpenting setelah ia resmi mengundurkan diri sebagai pimpinan preman.

Jamal bebas dari penjara, kebebasannya menimbulkan konflik baru bagi Muslihat dan anak-anak buahnya. Jamal berencana untuk balas dendam dengan mengatur Jupri masuk kembali menjadi anak buah Muslihat. Jamal sangat ambisius untuk menggeser posisi Muslihat. Disisi lain, Saep pun bebas dari penjara dan merekrut Arman, Enang, dan Putri sebagai anak buah copet. Tetapi walau itu, Saep tetap memiliki halangan ketika mencopet seperti malu bertemu Ubed yang telah insyaf, hasil ditodong dan dompet yang dicuri berasal dari orang-orang dekat Bahar.

Memasuki bulan Ramadhan, Bahar merasa gembira kedatangan cucu dan menantunya. Kemudian Bahar wafat. Dari semua anak perempuan Bahar hanya Kinanti yang belum punya pasangan. Kinanti memang belum menikah, salah satu alasannya karena status Bahar seorang mantan bos preman. Kinanti mencari tahu kisah tentang ayahnya melalui Muslihat dan beberapa narasumber lainnya.

Kisah Preman Pensiun pada musim kedua ini juga dibumbui komedi antara Murad dan Pipit, dan konflik rumah tangga Komar yang tiada hentinya, serta kisah Ubed yang sedih karena cintanya pada Dewi bertolak sebelah tangan karena Dewi punya pacar baru. Ubed pun pindah profesi dari pedagang cilok menjadi pedagang kolak. Sementara Saep tetap konsisten menjadi copet walaupun memasuki bulan Ramadhan.

FTV (Preman Pensiun: Sang Juara)

Menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia, Muslihat ikut merayakan dengan memasang bendera merah putih di rumahnya, seperti warga lainnya. Tapi ada yang beda dengan hari kemerdekaan kali ini. Muslihat sudah merdeka dari bisnis lamanya alias pensiun sebagai bos preman. Sekarang Muslihat mau memulai bisnis baru, yaitu berjualan kicimpring. Niat Muslihat sudah bulat, sampai-sampai ia berguru ke Mang Karta yang sudah lama berkecimpung di usaha kicimpring.

Esih mendukung niat baik Muslihat, sekarang mereka mulai hidup hemat dan mengurangi pengeluaran untuk modal usaha. Sayangnya Ceu Edoh harus berhenti kerja di rumah Muslihat, Muslihat tidak mampu bayar jasanya lagi. Ceu Edoh galau, ia juga perlu kerjaan untuk menghidupi keluarganya. Esih menjadi tidak tega melihat kondisi Ceu Edoh.

Kabar pensiunnya Muslihat sampai ke telinga Bobby dan Baba. Bobby mengajak Baba kembali menodong untuk mencari pemasukan. Sekarang tidak ada Muslihat yang bakal mengganggu ‘bisnis jahat’ mereka lagi. Di lain kisah, Bohim datang ke terminal untuk bertemu teman lamanya dan Bohim rindu suasana terminal. Bohim tidak betah kerja di tempat sablon dan ingin balik lagi di terminal.

Lain halnya dengan Iwan, yang konsisten dengan cita-citanya sebagai petinju profesional. Kali ini Iwan ikut pertandingan tinju untuk Pekan Olahraga Daerah (Porda) nanti. Iwan ingin mengundang Yuyun untuk hadir ke pertandingannya. Sayang, Ayahnya Yuyun tidak suka Iwan berhubungan dengan Yuyun. Iwan patah hati dan hilang semangat selama latihan tinju. Untungnya ada Ujang, Jupri, Joni yang mendukung dan membantu Iwan selama persiapan. Ujang bahkan meminta tolong Muslihat untuk mengajak seluruh anak buahnya datang ke pertandingan Iwan.

Semangat yang sama juga ditularkan Muslihat pada generasi muda penerus sepak bola. Kang Mus mampir ke Stadion Persib untuk bertemu Djajang Nurjaman, pelatih Persib Bandung. Di sana Djajajng bercerita banyak ke Muslihat seputar pemain sepak bola Indonesia yang saat ini kualitasnya semakin menurun. Karena itu, Muslihat mengajak Djajang untuk melatih anak-anak di tempat Muslihat. Kedatangan Djajang semakin ‘membakar’ semangat para anak-anak yang latihan untuk menjadi juara sepak bola.

Lain lagi dengan Saep, sang juara copet. Kini dia punya anak buah baru bernama Voni yang sedang dilatih untuk jadi pencopet handal. Lokasi training kali ini adalah Pasar Palasari, beberapa pembeli jadi korban Voni. Ditambah lagi keamanan pasar yang lengah, makin membuat Voni leluasa menggasak dompet para pembeli. Nasib pasar dan bisnis lama Muslihat yang sudah lama tidak terurus semenjak Muslihat pensiun.

Cerita ini semakin seru dengan bumbu-bumbu asmara antara Ubed, Dewi dan Diza. Ditambah lagi bisnis kicimpring milik Muslihat yang siap masuk pasar dengan nama merk “Kicimpring Kang Mus, Juaranya kicimpring”.

Musim ketiga

Setelah pensiun, Muslihat semakin tekun dalam bisnis kicimpring. Ditambah lagi Esih, Emak, dan Ceu Edoh bekerja sama menjadi satu tim dalam proses pengolahannya. Jamal perlahan-lahan mulai menguasai dunia preman yang ditinggalkan oleh Muslihat. Dengan berbagai trik kotor, Jamal berusaha menjatuhkan para pengganti Muslihat yakni Dikdik di pasar, Gobang di terminal, serta Murad dan Pipit di jalanan.

Sementara itu Kinanti berencana untuk pindah ke Jakarta dan Imas juga diajak pindah untuk bekerja dengan Kirani. Hal ini menyebabkan rencana pernikahan Imas dan Dikdik terancam. Di sisi lain, kisah cinta segitiga antara Dewi, Ubed dan Diza semakin rumit. Sementara Saep tetap konsisten sebagai copet bahkan dia mempunyai dua anak buah baru yang cantik-cantik. Sementara, mantan anak buah Kang Mus yang lainnya sibuk dengan pekerjaan baru dan percintaan mereka.

FTV (Preman Pensiun: Paket Untuk Mengenang Kang Bahar)

Opik meminta tolong Rojak untuk menemaninya mengantar paket ke Bandung. Setelah pensiun Dikdik belum mendapat pekerjaan tetap, ia kembali ke pekerjaan lama sebagai penagih hutang bersama Murad dan Pipit. Selama perjalanan Opik dan Rojak mengobrol tetapi saat sampai di Kota Bandung mobil Opik mogok dan mereka bertengkar.

Preman Pensiun (film)

Setelah tiga tahun, bisnis kecimpring Muslihat yang sudah pensiun sebagai preman, mengalami masalah. Penjualannya mulai menurun. Muslihat juga menghadapi masalah baru saat Safira, anak perempuan satu-satunya, sudah tumbuh remaja dan mulai didatangi lelaki. Masalah lebih besar kemudian muncul, ketika ada masalah di antara mantan anak buahnya.

Musim keempat

Muslihat sedang bingung karena bisnis kecimpringnya mulai mengalami penurunan, sedangkan Safira (anaknya Muslihat) ingin masuk ke universitas.

Bubun ditangkap polisi saat ada razia karena menggunakan sepeda motor tanpa surat–surat, sedangkan Bubun masih punya hutang, tapi Willy kebingungan soal hutang Bubun, karena Willy yang bertanggung jawab mengenai bunganya, sedangkan Bubun dipenjara. Cecep kembali menguasai terminal untuk menggantikan Bubun dan banyak anak buah terminal yang tidak terima atas kehadiran Cecep. Murad dan Pipit mengalami masalah pertemanan karena Murad ingin tinggal di desa dan menjadi petani. Pipit marah dan tidak ingin bertemu lagi dengan Murad.

Karier Saep sebagai copet juga semakin berkembang. Ia memiliki anak buah baru, yaitu Mira dan Gugum. Namun, aksi mereka sering diketahui sehingga mereka berdua berusaha untuk berhenti menjadi copet. Sayangnya, Saep sering menggagalkan usaha mereka untuk berhenti jadi copet dengan mengancam mereka dan menyebar poster bahaya copet dengan foto Gugum dan Mira dan disebarkan seluruh Kota Bandung. Saep juga mencari anak buah baru, yaitu Renita dan Nina. Pada akhirnya, hanya Mira yang berhasil keluar dari copet berkat bantuan dari Cecep yang merupakan saudaranya.

Bisnis kicimpringnya Muslihat juga mulai mengalami peningkatan sejak datangnya Serena, seorang wanita muda yang berniat membantu penjualan kicimpring Muslihat dan juga resmi berganti nama produk menjadi “Kicimpring Family”. Ternyata, Serena adalah teman dari Silvia, orang yang meminjamkan uang untuk Bubun. Silvia ikut untuk melakukan Investasi pada bisnis kecimpring Family milik Muslihat karena kepercayaannya kepada sahabatnya Serena yang juga membantu pada promosi dan penjualan kicimpring Family.

Dalam beberapa episode juga diceritakan bahwa bisnis peminjaman uang Silvia menemukan masalah. Dari mulai hutang Bubun yang tak kunjung lunas sampai penipuan yang dilakukan Darsa yang juga melibatkan Murad. Penipuan terhadap Murad berusaha diselesaikan oleh Taslim dan Mawar, keponakan Murad dan Pipit yang juga memegang pasar meski pada akhirnya gagal dan diselesaikan oleh preman terminal.

Masalah juga terjadi di terminal. Beberapa orang mantan anak buah Bubun tidak setuju Cecep kembali. Mereka pun menyusun siasat agar Cecep bisa pergi dari terminal. Toni, Deni, Boris, Encuy, dan Aloy berkhianat dan bekerjasama dengan Bubun untuk mengusir Cecep dengan meminta bantuan kepada Darman. Lain halnya dengan Willy, Boy, dan beberapa anak buah lainnya yang masih mendapatkan kepercayaan dari Cecep (seperti Otang, Iding, Aos, Jack, Emen dan Acay). Hingga akhirnya, karena adanya tekanan dan teror terhadap anak buah, Cecep pergi dari terminal dan memberikan kepercayaan kepada Willy untuk menjadi supervisor sebelum akhirnya memegang tanggung jawab di terminal. Namun, masih ada yang tidak setuju dan iri dengan kepemimpinan Willy, salah satunya adalah Boy yang merupakan saudara Cecep dan juga merupakan biang dari masalah konflik di Terminal dan Boy diam-diam juga bekerjasama dengan Toni untuk menyingkirkan Willy.

FTV (Preman Pensiun: Kesempatan Kedua)

Bubun yang baru keluar dari penjara, datang bersama anak buahnya ke Terminal Cicaheum. Dia ingin merebut kembali posisinya jadi penguasa terminal. Willy yang sempat menjadi penguasa terminal yang telah menggantikan Cecep, sudah menunggu Bubun dan anak buahnya yang setia. Namun, Bubun bukan tandingan yang sepadan bagi Willy dan anak buahnya. Dalam beberapa pukulan dan tendangan saja, Bubun berhasil mengalahkan Willy dan anak buahnya.

Pada episode ini juga Firmansyah Pitra (Pipit) sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit. Ujang, Cecep dan keponakannya Mawardi (Mawar) yang menemaninya di Rumah Sakit. Pipit Sempat dinyatakan meninggal, tetapi hanya 4 menit. Kemudian selang beberapa minggu Pipit boleh dipulangkan ke rumahnya. Pipit dan mantan preman lainnya seperti Muslihat, Murad, Cecep, Ujang, Mang UU, Bohim, Joni dan Jupri (termasuk preman pasar seperti Taslim, Mawardi dan Ajun) berkumpul di Markas Besar. Pipit mengatakan ke semua jika ia tidak jadi meninggal karena ia masih diberi "Kesempatan Kedua" untuk menjadi seorang yang lebih baik.

Musim kelima

Muslihat meminta bisnis Kicimpring Family diperbesar, dan diperbanyak keuntungannya. Hal itu didukung dengan keputusan Silvia yang ingin menambah investasinya di usaha kicimpring milik Muslihat. Dari ide Serena, akhirnya selain Kicimpring, Produk Kicimpring Family tambah varian produk ranginang dengan “Ranginang Family” untuk memperbanyak dan memperbesar keuntungan. Muslihat merasa sudah terlalu tua untuk tetap memimpin usaha kicimpringnya, kemudian menyerahkannya pada Ujang. Ujang sebetulnya tidak siap. Tapi masalahnya, siap tidak siap, Ujang harus siap. Ujang kemudian kemudian bergantung pada Serena untuk urusan promosi dan penjualan, karena dia hanya mengerti soal produksi. Masalah berikutnya muncul karena Serena memendam rasa pada Ujang yang tidak diketahuinya sudah punya istri dan anak. Di akhir cerita, Muslihat juga mengajak sejumlah anak buahnya untuk keliling Kota Bandung. Dia mengajak anak buahnya menghadap sebuah masjid agar merefleksikan kehidupan.

Sedangkan di terminal terjadi perebutan kekuasaan. Bubun yang sudah mendapat kembali kekuasaan di terminal atas bantuan Darman dengan imbalan mendapatkan bagian dari hasil terminal, tidak bisa memberikan bagian itu kepada Darman karena uangnya dipakai untuk membeli sepeda motor, sehingga membuat Darman murka. Sedangkan Toni dan Boris yang merasa marah dan sakit hati karena diperlakukan tidak baik dan dianggap tidak berguna oleh Bubun dan mereka memilih keluar dari Terminal. Toni menggalang kekuatan dari mantan anak buah Bubun dan Willy yang juga sudah di tendang dari terminal untuk menggeser Bubun dengan meminta bantuan Darman yang juga mempunyai dendam kepada Bubun karena mengkhianati perjanjian pembayaran setoran kepadanya.

Di sisi lain Willy yang masih dikejar-kejar oleh Silvia akibat hutang Bubun, Willy memilih bersembunyi di desa di rumah Pamannya. Silvia meminta bantuan Darman untuk mencari Willy, tetapi sulit untuk ditemukan. Selain itu Silvia berencana akan menambah Investasi pada bisnis Kicimpring Family milik Muslihat dengan catatan uang dari hutang Willy harus dibayarkan, hal itu disampaikan kepada Ujang yang diketahui oleh Cecep. Cecep yang mengenal Willy akhirnya membantu dia untuk menagih uang kepada Bubun. Bubun yang didesak masalah oleh Toni dengan perlindungan (backup) Darman dan Penagihan hutang Willy yang dibantu Cecep akhirnya menjual sepeda motornya dan juga meminta bantuan Edi Stanzah S.kus (Bang Edi) yang merupakan Bos Jalanan yang baru dengan imbalan Edi akan menempatkan anak buahnya di terminal dan mendapat hasil dari terminal. Akhirnya Bubun berhasil membayar hutangnya kepada Silvia melalui Willy.

Edi Stanzah S.Kus (Bang Edi) yang merupakan bos di jalanan yang baru setelah jalanan ditinggal oleh anak buah kang Mus dan juga berencana akan mencalonkan diri menjadi Anggota Dewan merasa perlu untuk menambah pendapatan, akhirnya Edi menghianati Bubun dengan membayar orang suruhan (kelompok Remon) untuk menghabisi Bubun dengan tujuan menguasai terminal, di sisi lain Darman pun mencari Bubun karena dendamnya dan atas suruhan Toni yang dendam terhadap Bubun dan berjanji akan bagi hasil dengan Darman. Saat Bubun masuk Rumah Sakit akibat dikeroyok oleh orang suruhan Edi dan terminal sudah dikuasai oleh anak buah Edi, Darman muncul dan mengambil alih terminal untuk diberikan kepada Toni CS (“Barisan Sakit Hati”), tidak berselang lama Bubun yang sudah keluar dari Rumah Sakit mencari Toni CS untuk diancam agar tidak kembali ke terminal, karena terminal kosong Darman pun berhasrat untuk menguasai terminal. Namun Darman mempunyai masalah lain yaitu Edi membayar orang suruhan (yang sama saat menghajar Bubun) untuk menghabisi Darman, akhirnya Darman lebih fokus kepada masalah itu dan pembalasan kepada Bubun dibandingkan menguasai terminal. Disaat ketidakjelasan penguasaan terminal, Cecep yang merasa tidak rela jika terminal dikuasai oleh orang-orang yang hanya ingin kekuasaan akhirnya meminta Willy yang baru kembali dari Desa dan Encuy yang terusir dari terminal akibat perebutan kekuasaan untuk kembali kerja di terminal dengan tujuan Cecep ingin terminal diisi oleh orang-orang yang benar-benar hanya ingin mencari uang dan nafkah.

Di sisi lain Anak buah Edi (Agus dan Yayat) di Jalanan bentrok dengan Taslim, keponakan Murad yang menguasai pasar dengan Mawardi, keponakan Pipit. Karena sudah terlanjur mengalami bentrokan dengan Pasar dan juga Edi butuh pemasukan tambahan untuk pencalonan dirinya menjadi anggota dewan. Akhirnya Edi memutuskan untuk menguasai pasar juga. Edi memutuskan untuk memerintahkan anak buahnya membawa pasukan ke pasar dan mengeroyok Taslim sehingga Taslim dibawa ke Rumah Sakit, mendengar keponakannya dikeroyok orang, Murad marah dan berniat akan membalas dendam kepada orang yang mengeroyok Taslim. Ujang dan Cecep berniat akan membantu Murad, tetapi terkendala oleh perintah Muslihat yang menyuruh untuk pensiun dan fokus kepada bisnis barunya. Akhirnya Murad beraksi sendiri mengusir anak buah Edi yang menguasai pasar bahkan menghampiri markas mereka di Jalanan dibantu Taslim yang sudah mengetahui markas mereka untuk membuat perhitungan. Namun anak buah Edi dikalahkan dan kabur tidak ada yang berani menghadapi Murad. Akhirnya pasar kembali ke tangan Taslim dan Mawardi.

Dalam episode ini juga Pipit diceritakan meninggal dunia akibat serangan jantung dan komplikasi penyakit lainnya (Pemeran Pipit yaitu Ica Naga meninggal saat proses produksi berlangsung).

Saep masih terus beraksi sebagai copet dengan kelompok ABC -nya (alias Akademi of Bandung Copet atau PT Aksi Begerak Cepat), Saep merekrut anggota baru yaitu Marina, Risa, Mulyadi, dan lain-lain. Mira yang merupakan mantan anak buah Saep yang baru diterima bekerja di cafe yang dipimpin oleh Junaedi yang sebagai Manajer Operasional Cafe dan juga mantan rekan Saep dalam dunia percopetan. Mira dan Junaidi akhirnya mengetahui latar belakang masing-masing dan berusaha untuk mengehentikan Saep dengan membuat ABC tandingan yaitu Aksi Berantas Copet. Junaedi mengirim mata-mata yaitu anak magang di cafe nya bernama Amy untuk menjadi copet dengan dibantu Risa yang ternyata pernah melamar juga ke Cafe namun belum diterima. Namun Amy ketahuan oleh Saep dan diancam oleh Saep apabila membocorkan rahasianya kepada Junaedi dan menyuruh Amy untuk menjadi pencopet sejati dengan menyuruh untuk resign dari Cafe.

FTV (Preman Pensiun: Kembali Ke Fitri)

Muslihat sudah kembali ke kampung halamannya di Samarang, Garut, ia berencana merenovasi masjid di sana dan membuatnya menjadi lebih bagus dan lebih besar. Usaha kicimpring sudah jauh lebih maju sejak dipegang oleh Ujang yang dibantu oleh Serena. Dibalik usaha kicimpring yang sukses, Ujang terjerat masalah asmara.

FTV (Preman Pensiun: Manusia Merdeka)

Adrenalin, perempuan cantik seksi, perwakilan developer Jakarta yang bermaksud akan membangun kawasan wisata. Demi rencana tersebut 50 hektar tanah pertanian harus dibebaskan. Sebagian besar pemilik tanah dan penduduk (buruh tani) keberatan. Andrenalin kemudian melibatkan para calo yang melakukan tindakan premanisme. Pemilik tanah dan penduduk, dengan bantuan Muslihat, dalam situasi agustusan melakukan perlawanan.

FTV (Preman Pensiun: Menunggu Senja)

Muslihat yang saat ini berada di Samarang, Garut, akan kembali membantu tetangganya di kampung yang terlilit hutang rentenir. Untuk melawan rentenir tersebut, Muslihat meminta bantuan dari Cecep dan Murad.

Musim keenam

Kisah seorang mantan preman bernama Muslihat yang memutuskan pensiun dari dunia yang membesarkannya dan kembali ke Kota Bandung. Muslihat dan mantan anak buahnya harus menghadapi Edi yang haus akan ambisi kekuasaan dan mulai bergerak untuk menguasai jalanan, pasar dan terminal yang dulunya bekas kekuasaan Bahar.

Pemeran

Pemain Karakter Posisi Musim/FTV/Film
1 2 PP:SJ 3 PP:PUMKB Film 4 PP:KK 5 PP:KKF

PP:MM

PP:MS

6

Didi Petet Kang Bahar Mantan Boss Preman Bandung Utama
Epy Kusnandar Muslihat (Kang Mus) Tangan Kanan kang Bahar/Mantan Boss Preman/Pengusaha "Kicimpring Family" Utama
Ridwan Kamil Ridwan Kamil Walikota Bandung Pendukung
Fajar Khuto Ujang Rambo Anak Buah Kang Mus/Mantan Anak Buah Jamal/Mantan Preman Jalanan/Pegawai "Kicimpring Family" Utama Utama Utama
Mat Drajat Komar Anak Buah Kang Mus/Mantan Pengawas Preman Pasar/Pengusaha Kue Balok Utama Pendukung
Ikang Sulung Jamal Anak Buah Kang Mus yang berkhianat Utama Utama
Roy Chunonk Maman Suherman Preman kelompok Kang Bahar/Preman Jalanan Utama
Sindy Lasmana Kinasih Anak Kang Bahar/Istri Dari Dokter Bakti Pendukung Utama Pendukung
Tya Arifin Kinanti Anak Kang Bahar Utama Utama
Anzanie Kamilah Kirani Anak Kang Bahar/Suami Kolonel Sudirman Pendukung Pendukung
Sandi Tile Amin Supir Kang Bahar Utama
Soraya Rasyid Imas Pembantu Kang Bahar/Istri Dikdik Utama
Ari Alfatah Gobang Anak Buah Kang Mus/Pengawas Preman Terminal Utama
Andra Manihot Dikdik Anak Buah Kang Mus/Mantan Pengawas Preman Jalanan/Mantan Preman pasar/Suami Imas Utama
Abenk Marco Cecep Anak Buah Kang Mus/Mantan Preman Terminal/Mantan Boss Preman Terminal/pegawai "Kicimpring Family" Utama Utama
Ilham Maizha Fadly Iwan Anak Buah Kang Mus/Mantan Preman Pasar/Atlet Tinju Utama Pendukung Pendukung
Angelica Simperler Silvia Pengusaha/Sahabat Serena Utama
Vina Ferina Sukaesih (Esih) Istri Kang Mus/Ibu Safira/Anak Emak Isye Utama Utama Utama
Kiki Kinanti Serena Rekan kerja "Kicimpring Family" Kang Mus/Sepupu Yasmin Utama Pendukung Utama
Denny Firdaus Murad Anak Buah Kang Mus/Mantan Anak Buah Jamal/Mantan Preman Jalanan/Mantan Petugas Keamanan Hotel/Petani Utama
Ica Naga Firmansyah Pitra (Pipit) Anak Buah Kang Mus/Mantan Anak Buah Jamal/Mantan Preman Jalanan/Mantan Petugas Keamanan Hotel Utama
Yusuf Herdiana Mang Uu Anak Buah Kang Mus/Mantan Preman Terminal/Pawang Kuda Lumping/Pemilik warung kopi Utama Pendukung
Fuad Idris Idris Sahabat Kang Bahar Pendukung Pendukung Utama
Dicky Satria Jupri Anak Buah Kang Mus/Mantan Preman Pasar/Pedagang Sepatu Utama Pendukung
Kristiano Purwo Bohim Anak Buah Kang Mus/Mantan Preman Terminal/Pedagang Kaos Sablon Utama Pendukung
Pangeran Tyson Jony Anak Buah Kang Mus/Mantan Preman Pasar/Petugas keamanan Kantor Utamajuga Pendukung
Clara Kharisma Madona Istri Ubed/Biduan Pendukung
Isye Sumarni Emak Mertua Kang Mus/Ibu Sukaesih/Nenek Safira Utama Utama Utama
Nining Yuningsih Ceu Edoh Pembantu Kang Mus Utama Utama Utama
Safira Maharani Farsya Safira Anak Kang Mus & Sukaesih Utama Utama Utama
Eza Yayang Rojak Teman Tisna/Tukang Ojek/Warga Kampung Rawa Bebek Pendukung Pendukung
Furry Setya Purnomo (Pur) Teman Tisna/Tukang Ojek/Warga Kampung Rawa Bebek Pendukung Pendukung
Andri Sulistiandri Tisna Pedagang Buah/Tukang Ojek/Warga Kampung Rawa Bebek Pendukung Pendukung
Fitri Ayu Yuli Istri Tisna Pendukung
Ahmad Satiri Sodik Pemilik Warung Kopi/Warga Kampung Rawa Bebek Pendukung
Asep Sunarya Udin Mantan Preman Kampung Rawa Bebek/Warga Kampung Rawa Bebek Pendukung
Tora Sudiro Opik Teman Rojak/Kurir Pendukung
Icuk Baros Saep Mantan Rekan Junaedi & Ubed/Boss Copet/Dosen Academy Bandung of Copet (ABC) Utama Utama
Ucup Palentin Ubed Mantan Rekan Saep & Junaedi/Mantan Copet/Pedagang Cilok/Istri Madona Utama Utama Pendukung
Nendi Nurdin Junaedi Mantan Rekan Saep & Ubed/Mantan Boss Copet/Manager operasional Cafe Utama Utama Utama
Dewi Novitasari Dewi Mantan Rekan Saep & Ubed/Mantan Copet/Pegawai kantor Utama Utama
Diza Hanifa Hernawan Diza Pembeli Cilok Ubed/Pedagang hijab Utama Utama
Aditya Pratama Arman Mantan Anak Buah Saep Copet Utama Utama Pendukung
Ade Herman Deden Mantan Anak Buah Saep Copet Utama Pendukung
Birgitha Putri Putri Anak Buah Saep/Mantan Copet Utama Utama
Dian Karyana Willy Preman Terminal/Pengawas Preman Terminal era Cecep/Mantan Anak Buah Bubun Utama Utama
Delisa Herlina Mira Mantan Copet Saep/Pegawai Cafe Junaidi/Adik Sepupu Cecep/Sepupu Boy/Rekan Gugum/Teman Jupri & Bohim Utama
Achmad Safaat Gugum Mantan Copet Saep/Rekan Mira/Sales Mobil Utama
Rifky Setia Mulyadi Toni Preman Terminal/Mantan Anak Buah Bubun/Boss Preman Terminal Utama Utama
Iky Kuncluk Deni Preman Terminal/Mantan Anak Buah Bubun Utama Utama
Adon Otang Preman Terminal/Rekan Willy/Tukang Parkir Boss Aos Utama Utama
Nandi Juliawan Encuy Preman Terminal/Mantan Anak Buah Bubun Utama Utama
Eben Boris Mantan Preman Terminal/Mantan Anak Buah Bubun/Penodong Utama
Kepud Jack Preman Terminal/Rekan Willy/Tukang Parkir Boss Aos Utama Utama
Kinoy Iding Preman Terminal/Rekan Willy Utama
Reza Muzaqir Aloy Mantan Preman Terminal/Driver Ojek Online Gober Utama
Irvan Baihaqi Boy Preman Terminal/Adik Cecep/Sepupu Mira/Teman Toni Utama
Andri Rahmat Sukanta (Lord Sukanta) Pegawai "Kicimpring Family" Kang Mus Pendukung Pendukung
Astra Amadea Susi Susanti Sahabat Emak Mertua Kang Mus Pendukung
Ribka Uli Ozara Tambunan Nina Mantan Anak Buah Saep/Mantan Copet Utama
Yoshua Thomas Taslim Preman Pasar/Keponakan Murad/Rekan Mawardi & Ajun Pendukung Utama Utama
Eko Oray Mawardi (Mawar) Preman Pasar/Keponakan Pipit/Rekan Taslim & Ajun Utama Utama
Melga Septrida Bubun Mantan Preman Terminal/Mantan Anak buah Gobang/Rekan Cecep Pendukung Utama Utama
Uki Sutisna Ajun Preman Pasar/Rekan Taslim & Mawardi Utama Utama
Janis Kareem Aneira Aisyah Anak Kang Murad/Keponakan Taslim Pendukung Utama
Enco Ruhayat Darman Mantan Preman Bayaran/Montir Bengkel Mobil Pendukung Pendukung Utama Utama
Josalim Darsa Penipu Utama
Ovita Vivi Yuniar Renita Anak Buah Saep/Copet Utama
Kania Dewi Intan Penipu suruhan Toni Utama
Aulia Yasmin Yasmin Sepupu Serena Utama Utama
Ghina Kamilla Risa Mantan Anak Buah Saep/Mantan Copet Utama
Regina Alya Amy Mantan Pegawai Magang Cafe Junaidi/Mantan anak buah Saep/Mantan Copet Utama
Salsa Marina Anak Buah Saep/Copet Utama
Farikha Safira Ratih Pegawai Cafe Junaidi Utama
Ivan Rivky Kabira Edi Stanzah S. Kus. (Bang Edi) Boss Preman/Calon Politisi Utama Utama
Dadan Ruztyan Agus Komandan kelompok Bang Edi Utama Pendukung Utama
Handi Setiana Yayat (Lord Yayat) Wakil Komandan Kelompok Bang Edi Utama Pendukung Utama
Zidny Fulki Shinta Anak Buah Saep/Mantan Copet Utama
Riesca Rosiana Lolita Anak Buah Saep/Mantan Copet Utama
Arey Acai Preman Terminal/Rekan Willy/Mantan Pegawai Salon Utama Utama
Denrick Emen Preman Terminal/Rekan Willy Utama Utama
Diki Tatto Aos Mantan Preman Terminal/Rekan Willy/Boss Tukang Parkir Jalanan Utama Utama
Mutiara Dea Dea Keponakan Kang Mus Pendukung
Dadang Depe Kusman
(Gas Beracun)
Tukang Parkir Akamsi Utama

Distribusi daring

Sinetron ini juga didistribusikan di RCTI+ dan Vision+ satu hari setelah penayangan.

Referensi

Pranala luar

Templat:MNC Pictures di RCTI