Lompat ke isi

Diagnosis keperawatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 2 November 2022 23.27 oleh 43.252.236.24 (bicara) (Standar di Indonesia: Penambahan pranala)
Buku Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah proses keperawatan yang merupakan bagian dari penilaian klinis tentang pengalaman atau tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan aktual, potensial, dan proses kehidupan. Diagnosis keperawatan mendorong praktik independen perawat (misalnya, kenyamanan atau kelegaan pasien) dibandingkan dengan intervensi dependen yang didorong oleh perintah dokter (misalnya, pemberian obat).[1] Diagnosis keperawatan dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh selama pengkajian atau asesmen keperawatan meliputi pengkajian data pribadi, pola Gordon, dan pemeriksaan fisik head to toe atau sistem 6B. Diagnosis keperawatan mengintegrasikan keterlibatan pasien di seluruh proses.

NANDA International (NANDA-I) adalah badan profesional yang mengembangkan, meneliti dan menyempurnakan taksonomi resmi diagnosis keperawatan.

Kajian Diagnosis keperawatan

Semua perawat harus terbiasa dengan langkah-langkah proses keperawatan untuk mencapai efisiensi dalam menjalankan profesi mereka. Metode diagnosis menjadi kunci bagi perawat untuk membuat kesimpulan dengan cepat dan akurat dari data pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang disiplin keperawatan dan konsep yang menjadi perhatian perawat.

Diagnosis keperawatan didasarkan pada masalah yang muncul pada saat pengkajian, yaitu meliputi :

  1. Diagnosis Aktual
    • Penilaian klinis tentang pengalaman atau tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan yang terjadi saat ini (Here and Now). Contoh dari diagnosis keperawatan aktual ini adalah gangguan bersihan jalan napas.
  2. Diagnosis Risiko
    • Diagnosis risiko mewakili kerentanan terhadap masalah kesehatan. Contoh diagnosis risiko ini adalah risiko syok.
  3. Diagnosis Potensial
    • Diagnosis potensial adalah promosi kesehatan untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang dapat ditingkatkan mengenai kesehatan. Contoh diagnosis potensial ini adalah kesiapan peningkatan kebutuhan nutrisi.
  4. Diagnosis Sindrom
    • Diagnosis sindrom mengidentifikasi gangguan kesehatan yang tejadi secara bersamaan dan melalui perencanaan yang sama. Contoh diagnosis sindrom adalah sindrom stres relokasi.

Standar di Indonesia

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menerbitkan secara resmi Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).[2] Buku SDKI saat ini telah didistribusian ke berbagai daerah di Indonesia yang nantinya dapat digunakan oleh perawat di rumah sakit atau praktik mandiri keperawatan dalam menjalankan tugasnya yakni memberikan asuhan keperawatan.

Daftar diagnosis tersebut meliputi :[2]

  1. Kategori fisiologis
  2. Kategori psikologis
  3. Kategori perilaku
  4. Kategori relasional
  5. Kategori lingkungan

1. Kategori Fisiologis

  1. Subkategori : Respirasi
  2. Subkategori : Sirkulasi
  3. Subkategori : Nutrisi dan Cairan
  4. Subkategori : Eliminasi
  5. Subkategori : Aktivitas dan Istirahat
  6. Subkategori : Neurosensori
  7. Subkategori : Reproduksi dan Seksualitas

2. Kategori Psikologis

  1. Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
  2. Subkategori : Integritas Ego
  3. Subkategori : Pertumbuhan dan Perkembangan

3. Kategori Perilaku

  1. Subkategori : Kebersihan diri
  2. Subkategori : Penyuluhan dan Pembelajaran

4. Kategori Relasional

  1. Subkategori : Interaksi Sosial

5. Kategori Lingkungan

  1. Subkategori : Keamanan dan Proteksi

Referensi

  1. ^ Potter; Perry; Stockert; Hall, Patricia A;Anne Griffin;Patricia A; Amy M (2013). Fundamentals of Nursing (8 ed.). St. Louis: Mosby. hlm. 223. ISBN 978-0-323-07933-4. 
  2. ^ a b Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI. hlm. 1. ISBN 978-602-18445-6-4.