Lompat ke isi

Di Bawah Langit

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 November 2022 04.25 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (Pranala luar: clean up)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Di Bawah Langit
SutradaraOpick
Gunung Nusa Pelita
Ditulis olehGutheng
Suroto
Yeri
Relita Hermanto
PemeranOpick
Inneke Koesherawati
Didi Petet
Agus Kuncoro
Dolly Martin
DistributorOpick Tombo Ati Film
Tanggal rilis
18 Maret 2010
Durasi90 menit
NegaraIndonesia

Di Bawah Langit merupakan film Indonesia yang dirilis pada 18 Maret 2010 yang disutradarai oleh Opick dan Gunung Nusa Pelita. Film ini dibintangi antara lain oleh Opick dan Inneke Koesherawati.

Film ini mengangkat tokoh 7 anak yatim yang diasuh oleh seorang tokoh desa yang dikenal dengan nama Kyai Akhmad (Dolly Martin). Kyai Akhmad sebelum mengasuh 7 anak yatim piatu telah mempunyai seorang putri yang bernama Maysaroh (Inneke Koesherawati) dan 2 orang santri yang diperlakukan seperti anak sendiri. Kedua santri tersebut mempunyai karakter yang berbeda. Santri pertama bernama Zaelani (Agus Kuncoro) berkarakter lurus, teguh dan tenang. Sementara santri yang kedua bernama Gelung (Opick Tombo Ati), berkarakter energik, intuitif, imajinatif, dan kontemplatif.

Munculnya tokoh-tokoh seperti Kyai Ahmad, Maysaroh, dan Gelung menjadi latar belakang penguat dinamisasi cerita dalam film ini, yang berpusat pada pergumulan hidup dari 7 anak yatim asuhan Kyai Akhmad. Adanya polemik dilematis kisah asmara antara Gelung, Maysaroh, dan Zaelani memberi sentuhan romantisme yang manusiawi namun cukup memilukan. Polemik dilematis tokoh-tokoh tersebut pada gilirannya menjadi awal bagi terbentuknya suatu pergulatan dan petualangan dalam cakrawala hidup yang baru bagi ke-7 anak yatim tersebut, begitu juga bagi tokoh-tokoh yang melatarbelakanginya.

Adapun gambaran kehidupan nelayan di pesisir dengan persoalannya, memberikan kontribusi nuansa secara keseluruhan yang menghidupkan inti tema dalam film ini. Tokoh rentenir (Didi Petet) menjadi salah satu penegas, gambaran atas beratnya beban hidup yang harus dipikul masyarakat pesisir.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]