Lompat ke isi

Kereta kecepatan tinggi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kereta Kecepatan Tinggi bertenaga magnet (Kereta MagLev) di Shanghai, China.

Kereta kecepatan tinggi adalah transportasi massal dengan menggunakan rel dengan kecepatan di atas 250 km/jam.

Biasanya kereta kecepatan tinggi berjalan dengan kecepatan antara 250 km/jam (150 mil/jam) sampai 360 km/jam. Meskipun rekor kecepatan dunia untuk kereta beroda dipecahkan pada tahun 2007 oleh kereta Prancis TGV yang mencapai kecepatan 574,8 km/jam (357,16 mpj), sedangkan kereta Maglev eksperimen Jepang telah mencapai kecepatan 581 km/jam.

Beberapa negara telah membangun dan mengembangkan infrastruktur kereta api berkecepatan tinggi untuk menghubungkan antar kota-kota besar, antara lain Indonesia, Belgia, Tiongkok, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Maroko, Belanda, Polandia, Rusia, Arab Saudi, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Taiwan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uzbekistan. Hanya di Eropa kereta api berkecepatan tinggi dapat melintasi perbatasan internasional. Tiongkok telah membangun lebih dari 37.900 kilometer (23.500 mil) rel kecepatan tinggi pada Desember 2020, terhitung lebih dari dua pertiga dari total dunia.[1][2]

Sejarah

Jalur rel adalah jenis pertama transportasi massal, dan sampai penemuan mobil di awal abad 20, jalur rel memonopoli transportasi di darat. Masa setelah Perang Dunia II, terjadi peningkatan dalam bidang mobil, jalan layang, dan pesawat membuat transportasi menjadi lebih praktis. Di Eropa dan Jepang menekankan pengembangan rel setelah masa perang. Di Amerika Serikat, pengembangan ditekankan ke jalan jalur cepat dan bandar udara.

Pengembangan awal

Kereta buatan Jerman yang memegang rekor tahun 1903

Pengembangan kereta api kecepatan tinggi dimulai di Jerman pada tahun 1899 ketika perusahaan kereta api negara Prusia bergabung dengan sepuluh perusahaan listrik dan teknik dan menyetrum 72 km (45 mil) kereta api milik militer antara Marienfelde dan Zossen. Saluran tersebut menggunakan arus tiga fasa pada 10 kilovolt dan 45 Hz. Pada 23 Oktober 1903, gerbong yang dilengkapi listrik S&H mencapai kecepatan 206,7 km/jam (128,4 mph) dan pada 27 Oktober gerbong yang dilengkapi AEG mencapai 210,2 km/jam.[3]

Layanan kereta kecepatan tinggi Jerman diikuti oleh Italia pada tahun 1938 dengan kereta multi-unit listrik ETR 200, dirancang untuk 200 km/jam (120 mph), antara Bologna dan Napoli. Kereta itu juga mencapai 160 km/jam (99 mph) dalam layanan komersial, dan mencapai rekor kecepatan rata-rata dunia 203 km/jam (126 mph) di dekat Milan pada tahun 1938.

Kereta CC 7100 buatan Prancis, pemegang rekor tahun 1955

Pada awal 1950-an, Kereta Api Nasional Prancis mulai menerima lokomotif listrik CC 7100 baru mereka yang kuat, dan mulai mempelajari dan mengevaluasi berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi. Pada tahun 1954, CC 7121 yang mengangkut kereta penuh mencapai rekor 243 km/jam (151 mph) selama pengujian di jalur standar. Tahun berikutnya, dua lokomotif listrik yang disetel khusus, CC 7107 dan prototipe BB 9004, memecahkan rekor kecepatan sebelumnya, masing-masing mencapai 320 km/jam (200 mph) dan 331 km/jam (206 mph).[4] Untuk pertama kalinya, kereta melampaui kecepatan 300 km/jam, memungkinkan gagasan layanan kereta kecepatan lebih tinggi untuk dikembangkan dan studi teknik lebih lanjut dimulai.

Pengembangan selanjutnya

Shinkansen 0 Series. Pada tahun 1964 mencapai kecepatan 210 km/jam

Di Jepang dengan nama Shinkansen, pengembangannya dimulai pada tahun 1956 dan jalur pertama dibuka pada 1 Oktober 1964 yang menghubungkan Tokyo-Osaka bertepatan dengan Olimpiade Tokyo. Jalur ini juga menerima sukses secara langsung, dalam waktu 3 tahun dia telah melayani 100 juta penumpang. Kereta Shinkansen pertama, Shinkansen Seri 0, dibangun oleh Kawasaki Heavy Industries—sering disebut "Kereta Peluru", setelah nama asli Jepang Dangan Ressha (弾丸列車)—mengungguli kereta cepat sebelumnya dalam layanan komersial. Mereka menempuh jarak 515 km (320 mil) dalam waktu 3 jam 10 menit, mencapai kecepatan tertinggi 210 km/jam dan mempertahankan kecepatan rata-rata 162,8 km/jam (101,2 mph) dengan berhenti di Nagoya dan Kyoto.

TGV dengan rekor kecepatan 574.8 km/jam pada tahun 2007

Di Prancis dengan nama TGV, rencana awal kereta cepat telah dimulai sejak 1960an, tetapi menghadapi tantangan sampai jalur pertama dibuka pada 27 September 1981 yang menghubungkan Paris-Lyon. Setelah pengujian intensif dengan prototipe turbin gas "TGV 001", dan "Zébulon" listrik, pada tahun 1977, SNCF memesan kepada grup AlstomFrancorail–MTE untuk 87 rangkaian kereta TGV Sud-Est.[5] Mereka menggunakan konsep "TGV 001", dengan satu set delapan mobil yang digabungkan secara permanen, berbagi sambungan Jacobs bogie, dan diangkut oleh dua mobil tenaga listrik, satu di setiap ujungnya. Pada tahun 1981, bagian pertama dari jalur Kecepatan Tinggi Paris–Lyon yang baru diresmikan, dengan kecepatan tertinggi 260 km/jam (kemudian 270 km/jam setelahnya). TGV mencatat rekor pada tahun 1981 dengan kecepatan 380 km/jam (240 mph), lalu pada tahun 1990 dengan 515 km/jam (320 mph), dan kemudian pada tahun 2007 dengan 574,8 km/jam (357,2 mph).

Kereta ICE di Jerman

Sedangkan di Jerman dengan nama Intercity-Express (ICE), pengembangan dimulai pada tahun 1982 dan jalur pertama dibuka tahun 1991 yang menghubungkan Hamburg-Frankfurt-München. Beroperasi pada kecepatan tertinggi 280 km/jam, kereta ICE Jerman mirip dengan TGV, dengan mobil listrik khusus yang disederhanakan di kedua ujungnya. Berbeda dengan TGV, trailer ICE memiliki dua bogie konvensional per gerbong, dan dapat dilepas, memungkinkan kereta diperpanjang atau diperpendek. Pengenalan ini merupakan hasil dari studi sepuluh tahun dengan prototipe ICE-V, awalnya disebut Intercity Experimental, yang memecahkan rekor kecepatan dunia pada tahun 1988, mencapai 406 km/jam (252 mph).

Kereta CR400BF-C Tiongkok di Stasiun Kereta Utara Beijing

Kereta api berkecepatan tinggi diperkenalkan di Tiongkok pada tahun 2003 dengan kereta api berkecepatan tinggi Qinhuangdao–Shenyang. Pemerintah Tiongkok menjadikan konstruksi kereta api kecepatan tinggi sebagai landasan program stimulus ekonominya untuk memerangi dampak krisis keuangan global 2008 dan hasilnya adalah perkembangan pesat sistem kereta api Tiongkok menjadi kereta api berkecepatan tinggi paling ekstensif di dunia. jaringan. Pada tahun 2013 sistem ini memiliki 11.028 km (6.852 mil) jalur operasional, terhitung sekitar setengah dari total dunia pada saat itu.[6] Pada akhir 2018, total kereta api kecepatan tinggi di Tiongkok telah meningkat menjadi lebih dari 29.000 kilometer (18.000 mil).[7] Lebih dari 1.713 miliar perjalanan dilakukan pada tahun 2017, lebih dari setengah dari total pengiriman penumpang kereta api Tiongkok, menjadikannya jaringan kereta cepat tersibuk di dunia[8]

Kereta kecepatan tinggi dikembangkan untuk memenangkan kembali pengguna rel yang telah menggunakan alat transportasi lain.

Kereta kecepatan tinggi vs mobil atau pesawat terbang

Kereta Kecepatan Tinggi berteknologi Shinkansen (seperti KRL).

Ada batasan dalam pengembangan jalan jalur cepat dan transportasi udara, yaitu kemacetan, atau batas kapasitas. Bandar udara memiliki kapasitas yang terbatas untuk melayani penumpang pada jam sibuk, dan juga jalan tol. Kereta kecepatan tinggi, yang memiliki potensi kapasitas yang besar dalam gerbongnya, menawarkan pembebasan dari kemacetan dalam kedua tranportasi di atas. Sebelum perang dunia II kereta penumpang konvensional adalah alat transportasi antar-kota utama. Kereta penumpang kehilangan perannya karena jalur perjalanan yang terbatas.

Kereta kecepatan tinggi memilik keuntungan dibandingkan dengan automobil karena dia dapat bergerak dengan kecepatan jauh lebih tinggi dari mobil dan tidak terhambat oleh kemacetan dan tidak usah disetir. Untuk jarak yang relatif dekat, sekitar atau kurang dari 650 km (400 mil), kereta kecepatan tinggi memiliki keuntungan lebih dari pesawat, karena dia tidak membutuhkan waktu cek masuk yang lama, yang menang atas kecepatan tranportasi udara untuk jarak dekat. Kereta juga memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dan frekuensi yang lebih banyak dari transportasi udara.

Target tujuan untuk kereta kecepatan tinggi

KRL dari Stasiun Bogor hendak berangkat menuju Jakarta, 1994. Merupakan kereta yang cukup cepat di Indonesia pada zamannya.

Awal target tujuan yang dibuat oleh Prancis, Jepang dan Amerika adalah hubungan antara kota-kota besar yang berdekatan. Di Prancis adalah Paris-Lyon, di Jepang adalah Tokyo-Osaka, dan di A.S. masih berupa proposal adalah antara Boston-New York-Washington, D.C..

Pasar yang dituju masih berfokus pada pasaran perjalanan bisnis. Namun belakangan ini perjalanan tamasya mulai berkembang. Di Prancis sudah banyak jalur yang menghubungi pantai hiburan di Samudra Atlantik dan Laut Tengah, dan juga taman bermain besar. Dan, Jumat sore merupakan jam puncak bagi kereta TGV (Metzler, 1992). Sistem TGV telah menurunkan harga untuk perjalanan jarak jauh agar dapat bersaing dengan transportasi udara, dan sebagai hasilnya kota-kota dengan jarak tempuh 1 jam oleh TGV telah menjadi pilihan penumpang. Efek samping dari pembukaan jalur kereta ini adalah pengembangan yang cepat daerah pedesaan yang terisolasi. Belakangan ini, beberapa jalur kereta cepat ini sengaja direncanakan untuk tujuan ini, contohnya adalah Madrid-Sevilla di Spanyol dan Amsterdam-Groningen di Belanda.

Jaringan

Peta

Jalur kereta kecepatan tinggi di Eropa
Jalur kereta kecepatan tinggi di Asia Barat
Jalur kereta kecepatan tinggi di Asia Timur
  310–320 km/h (193–199 mph)   270–300 km/h (168–186 mph)   250 km/h (155 mph)
  200–230 km/h (124–143 mph)   Sedang dibangun   Jalur rel lain

Teknologi

Rel kecepatan tinggi di Jerman, dengan tipe rel tanpa balas (ballastless track)

Banyak teknologi di belakang kereta kecepatan tinggi merupakan peningkatan dari teknologi yang sudah ada. Rekor kecepatan 574,8 km/jam dipegang oleh TGV. Rel las kontinu umumnya digunakan untuk mengurangi getaran trek dan ketidaksejajaran. Hampir semua saluran berkecepatan tinggi digerakkan secara elektrik melalui listrik aliran atas, memiliki sinyal di dalam kabin, dan menggunakan sakelar canggih menggunakan sudut masuk dan sudut katak yang sangat rendah.

Strategi pembangunan

Di Prancis, biaya pembuatan dapat ditekan rendah dengan menggunakan kemiringan bertingkat, daripada membangun terowongan. Untuk membangun rel yang lurus, pembelian tanah memang agak mahal, tetapi juga garis lurus dapat mempersedikit bahan yang digunakan dan biaya operasi dan perawatan dapat ditekan juga.

Biaya rel per kilometer di Spanyol diperkirakan antara €9 juta (Madrid-Andalusia) dan €22 juta (Madrid-Valladolid). Di Italia, biayanya antara €24 juta (Roma-Napoli) dan €68 juta (Bologna-Firenze). Pada tahun 2010-an, biaya per kilometer di Prancis berkisar antara €18 juta (BLP Brittany) hingga €26 juta (Sud Europe Atlantique). Bank Dunia memperkirakan pada tahun 2019 bahwa jaringan HSR China dibangun dengan biaya rata-rata $17-$21 juta per km, sepertiga lebih murah dari biaya di negara lain.[9]

Dengan £309 juta per mil, jalur High Speed 2 Inggris—saat ini sedang dibangun—adalah jalur berkecepatan tinggi termahal di dunia pada tahun 2020.[10]

Daftar jalur kereta kecepatan tinggi

Tabel berikut adalah ikhtisar rel kecepatan tinggi dalam pelayanan atau dalam pembangunan berdasarkan negara, diurutkan berdasarkan jumlah pelayanan. Tabel ini menunjukkan semua jalur kecepatan tinggi (kecepatan 200 km/jam atau lebih) dalam pelayanan. Daftar ini didasarkan pada angka UIC (Uni Kereta Api Internasional),[11][12] diperbarui dengan sumber lain.[13]

Dalam layanan

No. Negara/Wilayah Benua Dalam operasional

(km)

Dalam pembangunan

(km)

Total

(km)

Kecepatan maks.

(km/jam)

Elektrifkasi Lebar jalur (mm)
1  Tiongkok Asia 40.267[14] 29.733 70.000[15] 350[16][17][18][19] 25 kV 50 Hz 1435
2  Spanyol Eropa 4.327,1 1.378 5.705,1[20] 310 3 kV DC;

25 kV 50 Hz

1435;

1668

3  Prancis Eropa 2.735 560,1 4.536,867 320[21] 25 kV 50 Hz 1435
1.242,767 220 1.5 kV DC,

25 kV 50 Hz

4  Jerman Eropa 1.571 3.321,83 6.225,83 300 15 kV 16.7 Hz;

Diesel (sebelum 2017)

1435
1.885,4 250
5  Jepang Asia 2.727[22] 657,1 3.384,1[23] 320[24] 25 kV 50 Hz,

25 kV 60 Hz

1435; 1435&1067 dual
6  Italia Eropa 921 965,24 2.982,94 300 3 kV DC,

25 kV 50 Hz

1435
1.096,7
7  Britania Raya Eropa 113 220 2.142,7 300[25] 25 kV 50 Hz AC;

Diesel (atau dual); 3 kV DC Third-Rail (hanya di persimpangan)

1435
1.814,7 201[26] 1435
8  Turki Asia 724 508 2.335 300 25 kV 50 Hz 1435
102 550 200
9  Korea Selatan Asia 660,9 712,585 1.906,585 305[27] 25 kV 60 Hz 1435
603,8 260
10  Finlandia Eropa 1.120 201 1.327 220 25 kV 50 Hz 1524[28]
11  Swedia Eropa 860[29] 718,5 1.578,5 205[30] 15 kV 16.7 Hz 1435
12  Amerika Serikat Amerika Utara 735 1.789,3 2.524,3 240

[31][32]

12 kV 25 Hz,

12 kV 60 Hz, 25 kV 60 Hz;

Diesel (atau dual)

1435
13  Yunani Eropa 700 695 1.395 200[33] 25 kV 50 Hz 1435
14  Rusia Eropa 650 0[34] 650 250[35] 3 kV DC,

25 kV 50 Hz (setelah 2024)

1520
15  Arab Saudi Asia 449 1.691 2.144 300 25 kV 50 Hz 1435
16  Uzbekistan Asia 741 465 1.206 250 25 kV 50 Hz 1520
17  Taiwan Asia 332,1 0[36] 332,1 300 25 kV 60 Hz 1435
18  Austria Eropa 254 231,37 485,37 250 15 kV 16.7 Hz 1435
19  Portugal Eropa 227 626 853 220 25 kV 50 Hz 1668
20  Polandia Eropa 224 411,457 764,657 200 3 kV DC 1435
21  Belgia Eropa 209 293 502 300 3 kV DC,

25 kV 50 Hz

1435
22  Maroko Afrika 186[37] 1.287 1.473 320 25 kV 50 Hz 1435
23  Swiss Eropa 178 431,4 609,4 250 15 kV 16.7 Hz 1435
24  Norwegia Eropa 139,5 459,55 599,5 210 15 kV 16.7 Hz 1435
25  Belanda Eropa 90 166,8 256,8 300[38] 1.5 kV DC,

25 kV 50 Hz

1435
26  Serbia Eropa 75 108,1 183,1 200 25 kV 50 Hz 1435
27  Denmark Eropa 5 766,8 771,8 200 25 kV 50 Hz;

Diesel (sebelum 2017)

1435
28  Hong Kong Asia 26 - - 200 1.5 kV DC,

25 kV 50 Hz

1435

Dalam pembangunan

Rank Negara/Wilayah Benua Dalam pembangunan

(km)[39]

Total

(km) (termasuk yang jadi)

Kecepatan maks.

(km/jam)

Elektrifikasi Lebar jalur(mm)
1  Mesir[40] Afrika 2.000 2.000 250 25 kV 50 Hz 1435
2  India Asia 1.268 15.894 320 25 kV 50 Hz

3 kV

1435

1676

3  Ukraina Eropa 900 2.000 250 25 kV 50 Hz 1435
4  Estonia
 Latvia
 Lithuania
Eropa 870 1.050,8 249 25 kV 50 Hz 1435
5  Thailand Asia 721 2.566 300+ 25 kV 50 Hz 1435
6  Irak Asia 650[41] 650 250 No 1435
7  Ceko Eropa 463,72 660 200 3 kV DC

25 kV 50 Hz

1435
8  Rumania Eropa 457 1.568 250 25 kV 50 Hz 1435
9  Hongaria Eropa 392 392 200 25 kV 50 Hz 1435
10  Serbia Eropa 388 388 200 25 kV 50 Hz 1435
11  Irlandia Eropa 266 876 225 Tidak (hingga tahun 2030) 1600
12  Bangladesh Asia 230 230 200 25 kV 50 Hz 1435
13  Indonesia Asia 142,3 142.3 300-350 25 kV 50 Hz 1435
14  Slovenia Eropa 133 133 200 25 kV 50 Hz 1435
15  Australia Oseania 75 1.000+ 250 25 kV 50 Hz 1435
16  Slovakia Eropa 57,8 57.8 200 25 kV 50 Hz 1435
17  Vietnam Asia 0 2.251 350 25 kV 50 Hz 1435
18  Kazakhstan Asia 0 1.011 350 25 kV 50 Hz 1520
19  Kuwait
 Bahrain
 Qatar
 UEA
 Oman
Asia 0 1.544 220 No 1435
20  Iran Asia 0[42] 1.336 300 25 kV 50 Hz 1435
21  Kanada Amerika Utara 0 285[43] 400 25 kV 50 Hz 1435
22  Kroasia Eropa 0 269 250 25 kV 50 Hz 1435
23  Israel Asia 0 244[44] 250 Tidak diketahui 1435
24  Meksiko Amerika Utara 0 210 300 25 kV 50 Hz 1435
25  Selandia Baru Oseania 0 110[45] 250 25 kV 50 Hz 1435
26  Luksemburg Eropa 0 12 250 25 kV 50 Hz 1435

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "China's high-speed rail lines top 37,900 km at end of 2020". english.www.gov.cn. Diakses tanggal 2021-09-15. 
  2. ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2021-01-17. Archived from the original on 2021-01-17. Diakses tanggal 2021-09-15. 
  3. ^ "Word Train Fans – Trenes" (dalam bahasa Spanyol). Diakses tanggal 2021-09-15. 
  4. ^ "D'où viens tu TGV" (PDF). 
  5. ^ "D'où viens tu TGV" (PDF). 
  6. ^ "中国高铁总里程达11028公里占世界一半-搜狐财经". business.sohu.com. Diakses tanggal 2021-09-15. 
  7. ^ "Full speed ahead for China's high-speed rail network in 2019". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). 2019-01-03. Diakses tanggal 2021-09-15. 
  8. ^ "2017年中国铁路投资8010亿元 投产新线3038公里-中新网". www.chinanews.com. Diakses tanggal 2021-09-15. 
  9. ^ "China's High-Speed Rail Development" (PDF). World Bank. 2019. 
  10. ^ "At £307m per mile of track, can the cost of HS2 be justified?". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 2020-02-03. Diakses tanggal 2021-09-15. 
  11. ^ railways, UIC-International union of (2021-09-17). "Intercity and High-Speed". UIC - International union of railways (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-17. 
  12. ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2018-05-25. Archived from the original on 2018-05-25. Diakses tanggal 2021-09-17. 
  13. ^ "Le réseau des lignes de chemin de fer à grande vitesse en Europe" (PDF). 
  14. ^ https://www.railjournal.com/in_depth/the-high-speed-revolution
  15. ^ https://asia.nikkei.com/Business/Transportation/China-charges-full-speed-ahead-on-bullet-train-expansion
  16. ^ "China restores bullet train speed to 350 km/h - Xinhua | English.news.cn". www.xinhuanet.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-11. Diakses tanggal 2018-03-10. 
  17. ^ "China begins to restore 350 kmh bullet train - Xinhua | English.news.cn". www.xinhuanet.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-31. Diakses tanggal 2018-03-10. 
  18. ^ "China Just Relaunched the World's Fastest Train". Fortune.com/. Diakses tanggal September 1, 2017. 
  19. ^ in 2011–2017 period the limit have been decreased from 350 to 300 and from 250 to at all tracks after train crash
  20. ^ "High-speed rail in Europe". March 9, 2019. Diakses tanggal March 13, 2019 – via Wikipedia. 
  21. ^ 574.8 km/h record
  22. ^ Excludes 42.8 km of Yamanashi test track to start demonstrating operation for tourists in 2020
  23. ^ including Maglev under construction
  24. ^ To be increased to 360 km/h in next few years; unconventional lines under construction will be even faster.
  25. ^ international trains only
  26. ^ 400 km/h under construction. Some lines will be increased from 205 to 225 km/h after re-signaling; East Coast Mainline trains are permitted to go at 225 km/h instead of 200 km/h in case of delay.
  27. ^ to be sped-up to 360 km/h in next few years
  28. ^ Rolling stock is ready to be used on 1520 mm network abroad
  29. ^ "High-Speed Rail Passenger Traffic Density Statistics" (PDF). Publicpolicy-yhs.wikispaces.com. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-02-02. Diakses tanggal August 21, 2017. 
  30. ^ 250 km/h ready; 205 km/h is permitted when 200 km/h trains are delayed
  31. ^ 200–239 km/h is not high-speed by American classification
  32. ^ 260 km/h since 2019
  33. ^ at some stretches, upgrading of others is still going on
  34. ^ https://www.themoscowtimes.com/2019/10/23/russias-new-high-speed-rail-route-to-cost-36bln-a67866
  35. ^ 400 km/h under planning; 250 km/h at short part of route; most of tracks are 140–200 km/h
  36. ^ https://www.railjournal.com/infrastructure/taiwan-approves-alignment-of-yilan-high-speed-extension/
  37. ^ Ltd, DVV Media International. "Africa's first high speed line inaugurated". Railway Gazette. Diakses tanggal March 13, 2019. 
  38. ^ international services only, local high-speed trains were failed to launch
  39. ^ Including ones to be under construction next 1 year
  40. ^ "19 rail projects to watch in 2019". 
  41. ^ https://www.bbc.com/news/world-middle-east-13909905
  42. ^ https://railpage.com.au/news/s/tehran--mashhad-electrification-loan-signed
  43. ^ https://dailyhive.com/vancouver/mountain-valley-express-vancouver-whistler-chilliwack-high-speed-rail
  44. ^ https://en.globes.co.il/en/article-the-goal-tel-aviv-to-beersheva-by-train-in-35-minutes-1001349730
  45. ^ https://www.stuff.co.nz/business/industries/122555798/multibilliondollar-cost-of-hamilton-to-auckland-rapid-rail-service-revealed