Histeria
Histeria adalah gangguan kejiwaan yang sudah banyak di kenal oleh orang. Histeria biasanya ditandai dengan kejang-kejang, sehingga orang-orang biasanya menyebutnya dengan kesurupan. Menurut Freud, histeria adalah akibat yang terjadi akibat dari konflik antara super ego dengan seks yang tidak diterima oleh super ego.[1]
Menurut Sigmun Freud, histeria terjadi disebabkan oleh pengalaman traumatis yang kemudian ditekankan ke dalam alam bawah sadar. Hal tersebut bermaksud untuk menghilangkan pengalaman tersebut. Namun, pengalaman tersebut tidak mudah untuk dihilangkan, sehingga suatu saat akan muncul ke alam sadar dalam bentuk gangguan jiwa.
histeria terbagi menjadi dua, yaitu histeria mayor dan histeria minor. Pada histeria minor, kecemasan diubah menjadi gangguan saraf dengan gejala : lumpuh dan kejang-kejang.
Sedangkan pada histeria mayor, kecemasan pada penderita terjadi sangat hebat yang dapat menyebabkan fungsi kepribadian bekerja secara otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia, fugue, dan kepribadian ganda.
Gejala Fisik pada Penderita Histeria
[sunting | sunting sumber]- Mengalami kelumpuhan, biasanya hal ini terjadi karena tekanan batin yang tidak bisa ia atasi
- Kram pada jari tangan, biasanya tekanan ini terjadi pada penulis yang merasa tulisannya tidak dapat diterima oleh pembaca, sehingga terjadilah perasaan yang berkecamuk ketika menerima kenyataannya.
- Bagian tubuh kejang seketika, kejang biasanya terjadi pada siang hari dalam waktu yang lama.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Hasibuan, Muslim (2013). "USAHA MENGATASI HYSTERIA DAN NEURASTHENIA MELALUI PENDIDIKAN DIRI SENDIRI". Darul Ilmi. 01.
- ^ "Ini 3 Gejala Fisik Penderita Histeria". Ini 3 Gejala Fisik Penderita Histeria. 13 Agustus 2014. Diakses tanggal 25 Januari 2020.