Presiden Rodrigo Duterte menunjukan sebuah piagam yang menjelaskan jaringan perdagangan narkoba dari sindikat narkoba tingkat tinggi di sebuah konferensi pers.
Tanggal
30 Juni 2016 – sekarang (8 tahun, 4 bulan, 3 minggu dan 4 hari)
Perang Narkoba Filipina, yang juga dikenal sebagai Perang Filipina atas Narkoba dan secara lokal dikenal sebagai Oplan Double Barrel dan Oplan Tokhang, adalah sebuah perlawanan terkini melawan penyebaran dan penggunaan narkotika di Filipina yang dimulai pada 30 Juni 2016 saat Rodrigo Duterte dilantik menjadi presiden.
Dalam dua pekan pertama masa kepresidenan Rodrigo Duterte, lebih dari 100 pengedar narkoba dibunuh, 1,844 ditangkap dan 66,000 pemakai dan pengedar narkoba menyerahkan diri.[7] Pada Agustus 2016, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 1,800 dibunuh, 5,400 ditangkap dan 565,805 pengedak dan pemakai menyerahkan diri kepada kepolisian. Saat Direktur-Jenderal Kepolisian Nasional Filipina, Ronald dela Rosa, menyatakan bahwa tingkat kejahatan menurun 49% sejak Presiden menjabat, para kritikus menganggap situasi tersebut mirip dengan masa kediktatoran Ferdinand Marcos.[8][9][10]