Lompat ke isi

Pelemparan di Praha

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 27 Desember 2022 13.02 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (Pranala luar: clean up)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pelemparan di Praha (bahasa Inggris: Defenestrations of Prague; bahasa Ceko: Pražská defenestrace) mengacu pada salah satu dari dua insiden dengan dampak besar dalam sejarah Bohemia. Secara harfiah 'defenestrasi' artinya "tindakan melempar seseorang atau sesuatu keluar dari jendela". Peristiwa Pelemparan di Praha pertama terjadi pada tahun 1419, yang bermuara pada Perang Husite yang berlangsung hampir 20 tahun.[1] Peristiwa ini menjadi tema beberapa lukisan, sekaligus menjadi ilustrasi indah dalam bentuk Lego.[2] Sedangkan Pelemparan di Praha yang kedua, terjadi pada tahun 1618, di mana peristiwa ini memicu konflik berkepanjangan di Bohemia dan menjadi alasan terjadinya Perang Tiga Puluh Tahun. Istilah "Pelemparan di Praha" lazim digunakan untuk merujuk pada insiden kedua ini.[1]

Kedua peristiwa Pelemparan di Praha merupakan bentuk pertarungan atas kedaulatan spiritual Tanah Ceko, yang menggambarkan konflik lama antara Gereja Katolik dan Protestan di Cekoslowakia. Peristiwa pertama pada tahun 1419 merupakan upaya dalam melanjutkan reformasi Gereja Katolik yang dibuat oleh Jan Hus, yaitu seorang filsuf dan pembaharu agama Protestan. Peristiwa kedua pada tahun 1618 merupakan pertempuran untuk mempertahankan kebebasan beragama yang telah dideklarasikan sebelumnya.[1]

Pelemparan di Praha pertama

[sunting | sunting sumber]
Peristiwa Pelemparan di Praha pertama terjadi di Balai Kota Baru.
Monumen peringatan Jan Hus di Old Town Square, Praha yang dibangun pada tahun 1915.

Bohemia pada pergantian abad ke-14 dan ke-15 mengalami krisis sosial yang disebabkan praktek korupsi Gereja Katolik. Pembaharu agama, filsuf, dan rektor Universitas Praha, Jan Hus (1370-1415), dieksekusi atas penolakannya untuk menarik kembali kritiknya atas Gereja Katolik. Menurutnya, satu-satunya cara keluar dari situasi tersebut adalah kembalinya fungsi gereja sebagai penyebar gagasan Firman Tuhan, yang disertai keselarasan hidup dengan Alkitab.[1] Gagasan Hus pada awalnya, bukanlah tentang pemisahan diri dalam Gereja Katolik, tetapi hanya sebuah gagasan reformasi yang meletakkan Yesus Kristus sebagai kepala Gereja, bukan Paus, karena menurutnya gaya hidup Paus tidak bermoral.[1] Dia juga percaya bahwa Gereja harus kehilangan kekuasaan dan afiliasi politik, dengan mematuhi Hukum Allah, seperti yang tercantum dalam Alkitab; sebagai renungan utama kehidupan.[1] Selain itu, menurutnya jika seorang raja atau para uskup hidup dalam dosa, maka para jemaat tidak perlu mematuhi mereka.[1] Dia juga bersikeras supaya pendidikan universitas tersedia dalam bahasa Ceko.[1] Namun gagasan Hus dikutuk oleh Gereja Katolik Roma sebagai ajaran sesat, dan oleh karenanya ia dibakar pada sebuah tiang pancang, di Konstanz[1] Setelah berita tentang kematiannya menyebar di Konsili Konstanz, kerusuhan terjadi, khususnya terhadap para biarawan pada tahun 1415,[1] yang berlanjut dengan peristiwa penyerbuan kota Husite dan Pelemparan di Praha pertama, oleh para pendukung Jan Hus, pada tanggal 30 Juli 1419.[3] Peristiwa ini melibatkan pembunuhan anggota dewan oleh sekelompok Husite radikal.[3][4] Jan Želivský, seorang pendeta Husite memimpin kongregasinya dengan berjalan kaki menuju Balai Kota Baru, Charles Square, Praha.[3] Anggota dewan menolak menukar tahanan Husite mereka, dan seorang anti-Husite melemparkan batu ke salah satu demonstran.[1][3] Lalu pendukung Jan Hus melemparkan sepuluh orang dari jendela Balai Kota Baru, yang terdiri dari seorang wali kota, dua anggota dewan, wakil hakim, lima sesepuh senior dan seorang pelayan. Orang-orang yang jatuh kemudian dibunuh dengan senjata sayat, dan seorang anggota dewan lainnya meninggal di ruang penyiksaan.[5] Peristiwa ini juga merupakan bentuk protes akibat ketidak-setaraan antara petani dan Gereja Katolik Roma, para uskup Gereja, dan bangsawan.[3]

Jan Hus dikenal karena pandangannya sebagai pendahulu gerakan Reformasi Ceko, yang selama hampir dua abad mempengaruhi masyarakat Ceko dan Eropa. Pengikutnya, yang dikenal sebagai Husite, Utraquists atau Chalice-bearers bersama-sama merumuskan Empat Artikel Praha yang mencakup penerimaan komuni di bawah kedua agama yang merupakan simbol Husite; menolak kekuatan sekuler dari pendeta dan akumulasi kekayaan gerejawi; adanya firman Tuhan tersebar dalam bahasa Ceko; serta adanya perlakuan dan hukuman yang sama bagi setiap orang karena dosa-dosa mereka. Mereka juga menolak penjualan indulgensi.[4] Ajarannya tidak membahas tentang reformasi Gereja; namun merupakan puncak dari masalah sosial masyarakat Ceko; yang menimbulkan konflik bersenjata, hingga bermuara pada Perang Husite. Dengan kata lain, revolusi Husite adalah reaksi terhadap krisis sosial pada abad pertengahan di Eropa yang, pada saat yang sama, disertai isu-isu khas Ceko. Gerakan reformasi Eropa tersebut merupakan gerakan reformasi tahap kedua, pada periode John Wycliffe.[1] Perlakuan terhadap Hus dirasakan sebagai aib yang menimpa seluruh negeri, dan penyebab kematiannya dipandang sebagai tindak pidana.[1] Selanjutnya, terjadi Perang Salib yang merupakan perlawanan terhadap semua pendukung Wycliffites dan Husites pada tahun 1420. Pertempuran tentara Salib pertama terjadi di bulan Juli di atas bukit Vítkov (Žižkov Praha), yang juga disebut Pertempuran Bukit Vítkov, sedangkan Pertempuran Vyšehrad terjadi pada bulan November pada tahun yang sama.[4]

Pelemparan di Praha kedua

[sunting | sunting sumber]
Ukiran kayu tentang pelemparan di Praha pada tahun 1618.
Jendela (lantai atas) tempat peristiwa Pelemparan di Praha kedua terjadi. Perhatikan monumen di sebelah kanan menara kastil.

Peristiwa Pelemparan di Praha kedua, terjadi pada tahun 1618. Peristiwa ini mengacu pada peristiwa penyerbuan dan pelemparan dua pejabat Imperial Katolik dan sekretarisnya keluar dari jendela Kastil Praha oleh para bangsawan Bohemia Protestan. Meskipun tidak ada yang terluka dalam insiden ini, peristiwa ini merupakan ancaman bagi Raja Bohemia dan Kaisar Romawi Suci pada masa depan, yaitu Ferdinand II. Para bangsawan Bohemia tersebut menuntut kebebasan beragama yang telah diberikan kepada mereka dalam Letter of Majesty yang dikeluarkan oleh Rudolf II, Kaisar Romawi Suci pada tahun 1609.[6]

Peristiwa ini menyebabkan pecahnya Perang Tiga Puluh Tahun yang sebelumnya disebabkan penutupan dua gereja Protestan yang dibangun di kota-kota Broumov dan Hrob. Peristiwa ini merupakan bentuk protes terhadap penutupan gereja-gereja Protestan. Para bangsawan Protestan Bohemia melemparkan gubernur kekaisaran, Jaroslav Martinic dan William Slavata serta sekretaris mereka keluar dari jendela Kastil Praha. Namun mereka selamat dari ketinggian lima puluh kaki (atau lima belas meter), dan hanya mengalami luka ringan, karena mereka terjatuh di tumpukan kotoran. Namun peristiwa ini menimbulkan hubungan antar pemeluk agama Protestan dan Katolik semakin tegang, dan tidak hanya di Bohemia tapi di seluruh Kekaisaran Romawi Suci, hingga terpilihnya Ferdinand II (yaitu Raja Bohemia sejak 5 Juni 1617) sebagai Kaisar Romawi Suci pada tahun 1619.[6]

Pada tanggal 27 Mei 1619, Tanah Bohemia menyatakan Ferdinand II digulingkan dan digantikan oleh Friedrich V yaitu seorang raja dari Palatine yang kemudian dikenal sebagai "Raja Musim Dingin" karena pemerintahannya yang singkat. Beberapa bulan kemudian, mereka menolak menerima Friedrich II sebagai Kaisar Romawi Suci yang mengakibatkan peristiwa intervensi militer kekaisaran terhadap Bohemia di musim gugur tahun 1620. Angkatan bersenjata kekaisaran dibantu oleh Liga Katolik dalam mengalahkan pasukan kaum Protestan Bohemia di Pertempuran Gunung Putih yang terjadi pada 8 November 1620. Friedrich V melarikan diri ke Belanda, sementara para pemimpin pemberontakan Bohemia dieksekusi secara terbuka di Praha pada tahun 1621. Kaisar Romawi Suci menang dengan membangun kembali kekuasaannya di Bohemia dan memerintahkan upaya pengkatolikan kembali di sana. Perang melawan kaum Protestan di Kekaisaran Romawi Suci, bagaimanapun, berlanjut hingga akhir tahun 1620-an melalui Perang Tiga Puluh Tahun yang mulai berbalik melawan Kaisar dinasti Habsburg.[6]

Pelemparan di Praha selanjutnya

[sunting | sunting sumber]
Monumen Jan Masaryk di Praha.

Jan Masaryk lahir pada tahun 1886, dia adalah putra dari presiden pertama Cekoslowakia. Setelah Perang Dunia I, ia menjabat sebagai menteri luar negeri di pemerintahan Republik Ceko yang baru. Kemudian ia menjabat sebagai Duta Besar Ceko untuk Inggris.[7] Selama Perang Dunia II, ia menjabat sebagai menteri luar negeri untuk kedua kalinya, tetapi kali ini, dia bekerja di pemerintahan pengasingan Republik Ceko di London. Setelah perang, Masaryk kembali ke Cekoslowakia, dan bekerja sebagai menteri luar negeri di bawah Presiden Eduard Benes.[7] Masa ini merupakan masa-masa tegang, khususnya bagi negara asal Masaryk; di mana Uni Soviet telah menduduki berbagai bangsa selama Perang Dunia II, dan ada kekhawatiran tentang Uni Soviet yang akan membangun sebuah pemerintahan komunis di Cekoslowakia, seperti halnya yang terjadi di Polandia, Jerman Timur, dan di berbagai daerah lain di Eropa Timur.[7] Pada tahun 1947, Masaryk membuat kesalahan fatal yaitu ketika Amerika Serikat meluncurkan Proyek Marshall; yaitu program bantuan untuk korban pasca perang di Eropa, dan Masaryk merekomendasikan supaya Cekoslowakia dapat ikut berpartisipasi. Ketika ia memberitahu pihak Uni Soviet, mereka benar-benar menolak hal tersebut.[7] Hal ini berlanjut dengan adanya kudeta komunis di Cekoslowakia, pada bulan Februari 1948. Presiden Benes terpaksa menerima pemerintahan komunis yang sedang mendominasi di Republik Ceko, dan Masaryk adalah salah satu dari beberapa non-komunis yang tersisa di tempat itu.[7] Pada tanggal 10 Maret 1948, pemerintah Republik Ceko melaporkan bahwa Masaryk telah bunuh diri dengan melompat dari jendela lantai tiga di gedung Kementerian Luar Negeri.[7][8] Beberapa teman dan pengagumnya percaya bahwa Masaryk bunuh diri karena putus asa.[7] Namun, kecurigaan Barat yang sudah berlangsung lama adalah bahwa dia dibunuh dengan cara jatuh dari jendela, yang kemudian dikonfirmasi dalam arsip Uni Soviet.[9] Meskipun kecurigaan tentang pihak komunis yang telah membunuhnya sudah menyebar luas, tetapi tidak ada yang membuktikan perihal penyebab kematiannya, dan hal ini tetap menjadi salah satu misteri besar di era Perang Dingin.[7]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m "Defenestrations of Prague". www.newworldencyclopedia.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-4. 
  2. ^ "1419: The (first) Defenestration of Prague". www.executedtoday.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-4. 
  3. ^ a b c d e "1419: The (first) Defenestration of Prague". ExecutedToday.com (dalam bahasa Inggris). 2010-07-30. Diakses tanggal 2017-11-05. 
  4. ^ a b c Forrest, FG. a.s., www.fg.cz,. "The Hussites and Prague". Prague.eu (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 2017-11-04. 
  5. ^ František, Šmahel. (2002). Die hussitische Revolution. Hannover: Hahnsche Buchhandlung. hlm. 1003. ISBN 3775254439. OCLC 50868530. 
  6. ^ a b c "Defenestration of Prague of 1618 - World History Online". www.heeve.com. Diakses tanggal 2017-11-04. 
  7. ^ a b c d e f g h "Strange death of Jan Masaryk - Mar 10, 1948 - HISTORY.com". HISTORY.com. Diakses tanggal 2017-11-05. 
  8. ^ Grogin, R. C. (Robert C.). (2001). Natural enemies : the United States and the Soviet Union in the Cold War, 1917-1991. Lanham, Md.: Lexington Books. ISBN 0739101609. OCLC 43945251. 
  9. ^ S, Kaplan, Lawrence. (2007). NATO 1948 : the Birth of the Transatlantic Alliance. Lanham: Rowman & Littlefield Publishers. ISBN 1461640261. OCLC 856869809. 

Bacaan lanjut

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]