Bank Maspion
Bank Maspion | |
Perusahaan publik | |
Kode emiten | IDX: BMAS |
Industri | Jasa keuangan |
Didirikan | 6 November 1989 |
Kantor pusat | Surabaya, Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Herman Halim[1] (Direktur Utama) M. Pujiono Santoso[1] (Komisaris Utama) |
Produk | |
Merek | Dasyatt |
Pendapatan | Rp 900,997 milyar (2021)[1] |
Rp 80,275 milyar (2021)[1] | |
Total aset | Rp 14,234 triliun (2021)[1] |
Total ekuitas | Rp 1,331 triliun (2021)[1] |
Pemilik | PT Alim Investindo (29,18%) Kasikornbank (62,35%) PT Guna Investindo (3,02%) Media Group[2] |
Karyawan | 734 (2021)[1] |
Situs web | www |
PT Bank Maspion Indonesia Tbk (berbisnis dengan nama Bank Maspion) adalah sebuah bank yang berkantor pusat di Surabaya. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2021, bank ini memiliki 12 kantor cabang, 44 kantor cabang pembantu, dan 1 kantor fungsional yang terutama terletak di Pulau Jawa.[1][3]
Sejarah
Bank ini didirikan pada 6 November 1989, dan setahun kemudian, bank ini mendapat izin untuk beroperasi sebagai sebuah bank umum, tepatnya di bulan April 1990. Mulai beroparasi secara efektif sejak 31 Agustus 1990, Bank Maspion (awalnya Maspion Bank) saat itu dibantu oleh 20 karyawan dan bermodal awal Rp 33 miliar. Seiring perkembangannya, di tanggal 28 Juli 1995, bank ini ditetapkan sebagai sebuah bank devisa.[4] Pada 11 Juli 2013, bank ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.[1][3][5] Sesuai namanya, Bank Maspion awalnya dikuasai penuh kepemilikannya oleh Maspion, konglomerasi milik keluarga Alim Markus yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur.
Belakangan, Maspion melepas sejumlah sahamnya kepada bank asal Thailand, Kasikornbank (KBank). Mulanya bank tersebut hanya menggenggam 9,99% saham di bank ini, yang dilakukan setelah penandatanganan kesepakatan bernilai Rp 266 miliar pada 28 Agustus 2017. Masuknya Kasikorn saat itu dimaksudkan untuk meningkatkan layanan investasi dan pembiayaan perdagangan, UMKM dan perbankan digital bagi kedua pihak, serta membuka jalan bagi KBank untuk melayani perdagangan bilateral dan investasi Thailand-Indonesia yang ditargetkan bisa mencapai US$20 miliar dalam 3 tahun.[6]
Seiring kebutuhan permodalan dan membantu peningkatan kinerja Bank Maspion,[7] Kasikorn mengakuisisi saham lagi dalam jumlah yang lebih besar. Pada 31 Oktober 2022, mereka mengakuisisi 30% saham Bank Maspion, meningkatkan pemilikannya menjadi 40% dalam transaksi bernilai Rp 333 miliar.[8][9] Melalui rights issue pada 7 Desember 2022, melalui anak usahanya Kasikorn Vision Financial Company Pte. Ltd., Kasikorn kemudian menjadikan dirinya sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 62,3%.[10] Meskipun demikian, Maspion Grup masih memegang saham minoritas yang signifikan, yaitu sekitar 30% walaupun tidak lagi menjadi pengendali. Tercatat akuisisi Kasikornbank pada Bank Maspion ini merupakan akuisisi pertama bank tersebut di luar negeri, dan diharapkan dapat membantu Bank Maspion berkembang khususnya dalam menjadi bank digital.[11][12]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i "Laporan Tahunan 2021". PT Bank Maspion Indonesia Tbk. Diakses tanggal 16 November 2022.
- ^ INFORMASI PEMEGANG SAHAM
- ^ a b "Sekilas Perusahaan". PT Bank Maspion Indonesia Tbk. Diakses tanggal 16 November 2022.
- ^ Sejarah Singkat
- ^ PT Bank Maspion Indonesia Tbk (Untuk Selanjutnya Disebut Bank Maspion)
- ^ Saham Dibeli Bank Thailand, Saham Bank Maspion Melonjak
- ^ Alim Markus Buka-bukaan, Jual Bank Maspion ke Bank Thailand
- ^ KVsion Akuisisi 40% Saham Bank Maspion Lewat Rights Issue Rp3 Triliun
- ^ Investor Jual 30% Saham ke KBank Thailand, Saham Bank Maspion Naik
- ^ Perusahaan Thailand Akuisisi 62,3% Saham Bank Maspion (BMAS)
- ^ Kasikorn Fuels Bank Maspion Ambition to Become Digital Bank
- ^ KVF, Anak Perusahaan KASIKORNBANK, Selesaikan Akuisisi, Menjadi Pengendali Saham Bank Maspion
Pranala luar