Lompat ke isi

Keracunan sianida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 Januari 2023 20.34 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (Catatan kaki: clean up)
Keracunan sianida
Ion sianida
Informasi umum
Nama lainToksisitas sianida, keracunan asam hidrosianik[1]
SpesialisasiToksikologi
PenyebabSenyawa sianida[2]
Faktor risikoKebakaran rumah, penggosokan logam, beberapa jens insektisida, memakan biji apel[3][4]
Aspek klinis
Gejala dan tandaAwal: pusing, detak jantung cepat, sesak napas, muntah[3]
Akhir: kejang, detak jantung lambat, tekanan darah rendah, kehilangan kesadaran, gagal jantung[3]
Awal munculBeberapa menit[3][4]
DiagnosisBerdasarkan gejala, laktat darah yang tinggi[3]
PerawatanDekontaminasi, perawatan suportif (100% oksigen), hidroksokobalamin[3][4][5]

Keracunan sianida adalah keracunan yang terjadi apabila seseorang terpapar sianida.[2] Gejala-gejala awal meliputi sakit kepala, pusing, detak jantung yang cepat, sesak napas, dan muntah. Gejala-gejala yang kemudian muncul adalah kejang, detak jantung yang lambat, tekanan darah rendah, kehilangan kesadaran dan gagal jantung.[3] Gejala-gejala biasanya muncul dalam waktu beberapa menit.[3][4] Apabila seseorang berhasil selamat dari keracunan sianida, mereka masih dapat mengalami masalah neurologis jangka panjang.[3]

Senyawa yang menganding sianida adalah gas hidrogen sianida serta sejumlah garam sianida. Keracunan umumnya terjadi setelah menghisap asap kebakaran rumah.[3] Faktor-faktor risiko lain meliputi penggosokan logam, beberapa jenis insektisida, obat nitroprusida, dan biji beberapa buah seperti apel, almond dan aprikot.[4][6][7] Sianida dalam bentuk cair dapat diserap oleh kulit.[8] Ion sianida dapat menghambat respirasi seluler, sehingga jaringan tubuh tidak dapat menggunakan oksigen.[3]

Diagnosis keracunan sianida sulit dilakukan. Kadar sianida dalam darah dapat diukur, tetapi membutuhkan waktu. Kadar 0,5–1 mg/L adalah kadar ringan, 1–2 mg/L adalah kadar sedang dan 2–3 mg/L adalah kadar tinggi, dan kadar yang melebihi 3 mg/L umumnya dapat menyebabkan kematian.[3]

Apabila seseorang terpapar sianida, orang tersebut harus dijauhkan dari sumber racun tersebut dan kemudian didekontaminasi.[4] Penanganan meliputi perawatan suportif dan pemberian 100% oksigen.[3][4] Hidroksokobalamin (vitamin B12a) dapat digunakan untuk melawan reaksi peracunan.[3][5] Sodium tiosulfat dapat pula diberikan kepada pasien.[3]

Dalam sejarah, sianida telah digunakan untuk melakukan bunuh diri massal dan juga dipakai oleh rezim Nazi untuk melakukan genosida.[4]

Catatan kaki

  1. ^ Waters, Brenda L. (2010). Handbook of Autopsy Practice (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-4). Springer Science & Business Media. hlm. 427. ISBN 9781597451277. 
  2. ^ a b Dorland's Illustrated Medical Dictionary (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-32). Elsevier Health Sciences. 2011. hlm. 1481. ISBN 1455709859. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Anseeuw, K; Delvau, N; Burillo-Putze, G; De Iaco, F; Geldner, G; Holmström, P; Lambert, Y; Sabbe, M (February 2013). "Cyanide poisoning by fire smoke inhalation: a European expert consensus". European journal of emergency medicine : official journal of the European Society for Emergency Medicine. 20 (1): 2–9. doi:10.1097/mej.0b013e328357170b. PMID 22828651. 
  4. ^ a b c d e f g h Hamel, J (February 2011). "A review of acute cyanide poisoning with a treatment update". Critical care nurse. 31 (1): 72–81; quiz 82. doi:10.4037/ccn2011799. PMID 21285466. 
  5. ^ a b Thompson, JP; Marrs, TC (December 2012). "Hydroxocobalamin in cyanide poisoning". Clinical toxicology (Philadelphia, Pa.). 50 (10): 875–85. doi:10.3109/15563650.2012.742197. PMID 23163594. 
  6. ^ Hevesi, Dennis (26 March 1993). "Imported Bitter Apricot Pits Recalled as Cyanide Hazard". The New York Times. Diakses tanggal 2 June 2017. 
  7. ^ "Sodium Nitroprusside". The American Society of Health-System Pharmacists. Diakses tanggal 8 December 2016. 
  8. ^ "Hydrogen Cyanide - Emergency Department/Hospital Management". CHEMM. 14 January 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-14. Diakses tanggal 26 October 2016.