Lompat ke isi

Tiga Pusaka Keramat Jepang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 Januari 2023 19.52 oleh CommonsDelinker (bicara | kontrib) (Mengganti 三神器.png dengan File:三種の神器_1200x1200.png (berkas dipindahkan oleh CommonsDelinker; alasan: Duplicate: Exact or scaled-down duplicate: c::File:三種の神器 1200x1200.png).)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Ilustrasi tiga pusaka keramat: pedang, cermin, dan permata.

Tiga Pusaka Keramat (三種の神器, Sanshu no Jingi), juga dikenal sebagai Tanda Kebesaran Kekaisaran Jepang, adalah pusaka yang diwariskan secara turun-temurun kepada Kaisar Jepang. Pusaka tersebut terdiri dari pedang Kusanagi (草薙劍, Kusanagi no Tsurugi), cermin Yata no Kagami (八咫鏡), dan permata Yasakani no Magatama (八尺瓊曲玉). Pusaka tersebut melambangkan nilai-nilai kebaikan: keberanian (pedang), kebijaksanaan (cermin), dan kemurahan hati (permata).[1] Pusaka tersebut dapat pula ditafsirkan sebagai berikut: cermin melambangkan Matahari; permata melambangkan Bulan; dan pedang melambangkan bintang.[2]

Karena statusnya yang masih legendaris, lokasi keberadaannya belum dapat dipastikan, tetapi diduga kuat bahwa pedangnya disimpan di kuil Atsuta di Nagoya, permatanya disimpan di Kokyo (Istana Kerajaan) di Tokyo, dan cerminnya disimpan di Kuil Ise di Prefektur Mie.[3]

Sejak 690, pengenalan keberadaan benda tersebut ke hadapan Kaisar Jepang oleh para pendeta dari kuil telah menjadi elemen pokok dari upacara penobatan kaisar. Upacara tersebut tidak terbuka untuk umum, dan menurut tradisi benda tersebut hanya disaksikan oleh kaisar dan pendeta tertentu. Maka dari itu, tidak ada foto maupun gambaran yang didapat.

Menurut legenda, pusaka tersebut dibawa oleh Ninigi-no-Mikoto—leluhur legendaris bagi para keturunan Kaisar Jepang—saat neneknya, Dewi Matahari Amaterasu, mengirimnya untuk menenangkan keadaan Jepang. Secara tradisional, pusaka tersebut merupakan lambang kedewaan Kaisar Jepang sebagai keturunan Amaterasu, dan menguatkan legitimasi politiknya sebagai pemimpin tertinggi di Jepang.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ (Jepang) [1], ミニ講話 宮司のいい話.
  2. ^ Sources of Japanese tradition: From earliest times to 1600, Introduction to Asian civilizations, volume 1, page 362, William Theodore De Bary, Yoshiko Kurata Dykstra, Columbia University Press, 2001, ISBN 978-0-231-12139-2.
  3. ^ Sebuah replika cermin tersebut (Yata no kagami) juga konon berada di Kashikodokoro, salah satu Tiga Ruang Suci Istana