Sanjo
Sanjo adalah genre musik tradisional Korea yang berasal dari Semenanjung Korea bagian selatan.[1][2]
Sanjo dimainkan secara solo dengan memainkan sebuah alat musik utama yang diiringi ketukan dan ritme dari alat musik pengiring.[2] Permainan terdiri dari episode-episode yang saling bersambungan.[2] Tempo permainan dimulai dari yang paling lambat dan lama kelamaan menjadi semakin cepat.
Pertama kali diciptakan tahun 1890 lewat permainan gayageum (kecapi bersenar 12), kemudian dipraktikkan dengan alat musik lain seperti geomungo, daegeum, ajaeng, haegeum dan piri. Bersama musik sinawi dan pansori, sanjo merupakan cabang dari genre musik Shamanisme Korea.
Alat musik
[sunting | sunting sumber]Permainan alat-alat musik dengan sanjo:
Gayageum Sanjo
[sunting | sunting sumber]Gayageum sanjo pertama kali diciptakan oleh Kim Changjo pada tahun 1890. Dibandingkan dengan jenis sanjo lain, gayageum sanjo merupakan yang tertua dan paling banyak dikenal karena populernya alat musik gayageum. Gaya permainan sanjo berbeda-beda menurut penciptanya. Walau ada perbedaan dalam cara bermain yang dikembangkan oleh pemusik-pemusik gayageum, ritme dasar gayageum sanjo sebagian besar sama, terdiri dari episode paling lambat, medium sampai paling cepat, yaitu: jinnyangjo, jungmori, jungjungmori, jajinmori dan deungui. Pemusik gayageum lain ada yang menciptakan aliran sanjo tersendiri antara lain Kim Juk-pa, Choe Ok-sam, Seong Geum-ryeon, Kim Jong-gi, Kim Yun-deok, Sim Sang-geon, Gang Tae-hong, Kim Byeong-ho dan Hwang Byeong-gi.
Geomungo Sanjo
[sunting | sunting sumber]Geomungo sanjo baru dimainkan sekitar tahun 1896, ketika pemusik Baek Nak-jun mencoba meniru suara ayahnya Baek Seon-dal dengan kecapi bersenar tujuh bernama geomungo.[2] Geomungo sanjo menjadi populer di provinsi-provinsi bagian selatan. Alat musik geomungo telah lama dihargai oleh pemusik Korea karena menghasilkan nada sederhana yang maskulin dan dapat mengekspresikan berbagai perasaan pemainnya. Kini gaya geomungo sanjo yang baku dikembangkan oleh Sin Kwae-dong, Han Gap-deuk, dan Kim Yun-deok.[2]
Daegeum Sanjo
[sunting | sunting sumber]Daegeum sanjo adalah permainan solo alat musik tiup daegeum, suling bambu besar yang berasal dari periode kerajaan Silla. Pencipta daegeum sanjo adalah Park Jong-gi. Gaya permainan khasnya dipengaruhi oleh musik vokal pansori. Gaya lainnya dipengaruhi oleh musik sinawi, dikembangkan oleh Kang Baek-cheon. Pada saat ini gaya daegeum sanjo yang baku diwariskan lewat musisi Seo Yong-seok dan Yi Saeng-gang.[2]
Haegeum Sanjo
[sunting | sunting sumber]Haegeum sanjo dimainkan dengan alat musik gesek bernama haegeum. Haegeum sanjo diciptakan oleh Yi Yong-gu pada akhir periode Dinasti Joseon. Saat ini gaya haegeum sanjo dikembangkan oleh Ji Yeong-hui dan Han Beom-su (1911-1980).[2]
Ajaeng Sanjo
[sunting | sunting sumber]Walaupun kecapi gesek, ajaeng, telah dimainkan secara solo selama masa Dinasti Joseon, permainan secara sanjo baru dimulai sejak tahun 1950-an.[2] Ajaeng sebelumnya adalah alat musik penting dalam musik istana dengan bentuk yang besar. Ajaeng yang diadaptasikan menjadi bentuk yang kecil (so-ajaeng) dimainkan dalam changgeuk dan tarian rakyat Korea. Ajaeng sanjo juga menggunakan so-ajaeng. Han Il-seop dikenal sebagai pencipta ajaeng sanjo pada tahun 1950-an. Musik dihasilkan dengan menggesek delapan senar dengan penggesek untuk menciptakan suara yang berciri khas rendah dan melankolis. Gaya ajaeng sanjo baku yang berkembang sekarang adalah karya dari Han Il-seop dan Bak Jong-seon; Jeong Cheol-ho dan Seo Yong-seok; serta Jang Wol-jung-seon dan Kim Il-gu.
Piri Sanjo
[sunting | sunting sumber]Piri sanjo yang dimainkan dengan alat musik piri merupakan sanjo yang diciptakan paling akhir.[2] Terdapat tiga jenis piri, hyangpiri (piri asli Korea), daepiri (piri besar), dan sepiri (piri kecil). Piri sanjo dimainkan dengan hyangpiri. Piri sanjo diciptakan oleh Yi Chung-seon pada tahun 1960-an. Gaya-gaya baku piri sanjo yang masih dimainkan hingga sekarang adalah gaya Yi Chung-seon dan Seo Han-beom, Oh Jin-seok dan Jeong Jae-guk, serta Ji Yeong-hui dan Park Beom-hun.