Lompat ke isi

Kabupaten Lamongan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupatén Lamongan
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦭꦩꦺꦴꦁꦔꦤ꧀
 • Pegonلامَوڠان
Alas bakau ritatkala Matahari terbenam ring Lamongan
Alas bakau ritatkala Matahari terbenam ring Lamongan
Lambang resmi Kabupatén Lamongan
Julukan: 
Soto
Motto: 
Mêmayu raharjaning pråjå
(Jawa) Memperindah ketenteraman daerah
Peta
Peta
Kabupatén Lamongan di Jawa
Kabupatén Lamongan
Kabupatén Lamongan
Peta
Kabupatén Lamongan di Indonesia
Kabupatén Lamongan
Kabupatén Lamongan
Kabupatén Lamongan (Indonesia)
Koordinat: 7°07′S 112°25′E / 7.12°S 112.42°E / -7.12; 112.42
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Hari jadi26 Mei 1569 (1569-05-26)
Ibu kotaKota Lamongan
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 27
  • Kelurahan: 12
  • Desa: 462
Pemerintahan
 • BupatiYuhronur Efendi
 • Wakil BupatiAbdul Ro'uf
Luas
 • Total1.812,80 km2 (69,990 sq mi)
Populasi
 • Total1.344.165
 • Kepadatan7,4/km2 (19/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 98,85%
Kristen 0,57%
- Protestan 0,48%
- Katolik 0,09
Hindu 0,27%
Buddha 0,05%
Lainnya 0,26[2]
 • BahasaJawa, Indonesia
 • IPMKenaikan 73,12 (0,731)
Tinggi (2021)[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
62200
Kode BPS
3524 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0322
Pelat kendaraanS – I*/J**/K*/L*/M*
Kode Kemendagri35.24 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 958.344.988.000.-
Flora resmiJangkang
Fauna resmiBurung puter
Situs weblamongankab.go.id

Lamongan (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦭꦩꦺꦴꦁꦔꦤ꧀ Pegon: لامَوڠان) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan Kabupaten Lamongan berada di Kecamatan Lamongan yang terletak 49 km barat Kota Surabaya. Kabupaten Lamongan dilintasi Jalan Nasional Jakarta-Surabaya, dan merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan metropolitan Surabaya, yaitu Gerbangkertosusila.

Geografi

Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6°51’54” - 7°23’06” Lintang Selatan dan 112°33’45” - 112°33’45” Bujur Timur. Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km² atau ±3.78% dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka wilayah perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km², apabila dihitung 12 mil dari permukaan laut.

Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik yaitu:

  1. Bagian Tengah Selatan merupakan daratan rendah yang relatif agak subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu.
  2. Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu-batu dengan kesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup, Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan Solokuro.
  3. Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah rawan banjir. Kawasan ini meliputi kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinagun, dan Glagah.

Topografi

Kondisi topografi Kabupaten Lamongan dapat ditinjau dari ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan. Kabupaten Lamongan terdiri dari dataran rendah dengan tingkat ketinggian 0-25 meter seluas 50,17%, sedangkan ketinggian 25-100 meter seluas 45,68%, selebihnya 4,15% berketinggian di atas 100 meter di atas permukaan air laut.

Jika dilihat dari tingkat kemiringan tanahnya, wilayah Kabupaten Lamongan merupakan wilayah yang relatif datar, karena hampir 72,5% lahannya adalah datar atau dengan tingkat kemiringan 0-2% yang tersebar di kecamatan Lamongan, Deket, Turi, Sekaran, Tikung, Pucuk, Sukodadi, Babat, Kalitengah, Karanggeneng, Glagah, Karangbinagun, Mantup, Sugio, Kedungpring, Sebagian Bluluk, Modo, dan Sambeng. Sedangkan hanya sebagian kecil dari wilayahnya adalah sangat curam, atau kurang dari 1% (0,16%) yang mempunyai tingkat kemiringan lahan 40% lebih.

Batas Wilayah

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut:

Utara Laut Jawa
Timur Kabupaten Gresik
Selatan Kabupaten Jombang dan Mojokerto
Barat Kabupaten Bojonegoro dan Tuban

[4]

Sejarah

Masa Kerajaan Hindu-Buddha

Masa Kerajaan Islam

Masa Kepemerintahan Awal

Masa Kolonial

Masa Perang Kemerdekaan

Setelah Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945, daerah Lamongan menjadi garis depan melawan tentara kependudukan Belanda.

Pada tanggal 20 Desember 1948 pukul 15.00, terjadi serbuan atas kota Babat oleh Pasukan Marbrig (Mariniers Brigade atau Koninklijk Nederlandse Marine Korps) yang datang dari Tuban. Kota Babat termasuk jembatan Cincim jatuh ke tangan Belanda tanpa ada perlawanan sama sekali. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan “dosa komandan Batalyon Halik”.

Mendengar berita penyerbuan tersebut, Komando Batalyon Sunaryadi segera menempatkan kompi Dullasim di desa Belo, Plosowahyu dan desa Made untuk menghadapi Belanda dari Babat. Brigade Marinir Belanda ternyata tidak langsung menyerang kota Lamongan dari kota Babat, melainkan bergerak ke arah selatan dengan tujuan utama kota Kertosono.

Di selatan Lamongan, yakni di daerah antara Gunung Pegat sampai ke Ngimbang mereka menghadapi perlawanan sengit tentara Republik. Di jalur ini tentara Belanda harus berhadapan dengan Kompi Dihar dari Batalyon Basuki Rachmat, Batalyon Jarot Subiyantoro dan Kompi Jansen Rambe.

Tanggal 2 Januari 1949, Kedungpring mendapat giliran serangan. Selanjutnya, pasukan bergerak ke Modo, Bluluk, Ngimbang, Sambeng dan Mantup. Di desa Mantup dan desa Nogojatisari (Kecamatan Sambeng), markas Batalyon Jarot dan dapur umum untuk melayani pasukan dibombardir oleh Belanda, sehingga pasukan Republik mundur ke arah barat. Setelah daerah-daerah tersebut sepenuhnya dikuasai, tentara Belanda dipecah menjadi dua, yakni sebagian lewat Kembangbahu kemudian bertemu dengan pasukan induk dari Mantup untuk menyerang Tikung lebih dahulu.

Kompi Sunaryo mengeluarkan satu seksi yang dipimpin oleh Letda Untung untuk mengadakan penghadangan di desa Modo. Pertempuran tidak bisa dielakkan antara tentara Belanda dan pasukan Untung. Karena tentara Belanda memiliki kekuatan yang lebih besar, akhirnya seksi mundur dengan membawa korban dua orang. Sementara Kompi Dullasim ketika mengadakan penghadangan di jalan Sugio menuju Kedungpring tidak berhasil menjumpai pasukan Belanda, mereka kembali ke pos di desa Kentong Kecamatan Sugio, Lamongan.

Menjelang subuh pagi harinya, mereka disergap oleh pasukan Belanda dari berbagai arah, mereka lari tanpa sempat memberi perlawanan. Belanda memuntahkan peluru ke segala arah secara membabi buta, dan membakar rumah-rumah penduduk. Penyergapanan itu menimbulkan korban sebanyak 6 orang meninggal, dan korban yang luka-luka juga cukup banyak[5]

Pada tanggal 18 Januari 1949, pukul 13.00 WIB, Kota Lamongan berhasil diduduki dan dikuasai oleh serdadu-serdadu Belanda, setelah melawan TNI, rakyat dan para pejuang RI lainnya. Sehingga membuat pemerintahan di Kabupaten Lamongan harus mengungsi ke luar Kota Lamongan, sedangkan pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dilakukan di desa- desa yang dijadikan sebagai tempat pemerintahan darurat.

Selama enam bulan pertempuran melawan pasukan Belanda, korban dari pihak tentara- tentara Belanda relatif lebih besar dibandingkan dengan korban di pihak pasukan Lamongan. Tercatat pihak Belanda mengalami korban tewas 139 pasukan, luka-luka 29 orang dan tertawan 11 orang. Korban dari pihak RI dalam rentang waktu enam bulan (18 Januari 1949 s/d 19 Juni 1949) tercatat sebanyak 40 tentara gugur, 11 tertawan dan 12 orang terluka. Adapun korban dari warga sipil 335 orang tewas dan 93 mengalami luka-luka. Dalam serangan agresi Belanda II itu, tercatat 178 ternak warga mati, 1.070 rumah dibakar lengkap dengan 840 kwintal lumbung pangan masyarakat.[6]

Pemerintahan

Daftar Bupati

Berikut ini adalah Daftar Bupati Lamongan dari masa ke masa.

No. Foto Nama Bupati Awal Masa Jabatan Akhir Masa Jabatan Wakil Bupati Keterangan
1. Rangga Aboe Amin 1543 1556
2. Rangga Hadi 1556 1569
3. Tumenggung Surajaya 1569 1607
4. R. Pandji Adipati Keling 1607 1640
5. Raden Panji Poespokoesoemo 1640 1682
6. Raden Panji Soerengrono
7. Raden Panji Dewa Kaloran
8. Tumenggung Todjojo 1682 1690
9. Tumenggung Onggobojo 1690 1761
10. Tumenggung Kertoadinegoro
11. Tumenggung Wongsoredjo
12. Tumenggung Tjitrosono
13. Tumenggung Djojodirjo
14. Adipati Sosronegoro 1761 1776 Penjajah Belanda menguasai Lamongan
15. Tumenggung Wongsodinegoro 1776 1824
16. Tumenggung Mangundinegoro
17. Adipati Ardjodinegoro 1824 1856
18. RT Tjokro Poerbonegoro 1856 1863
19. RT Kromo Djojo Adinegoro 1863 1866
20. RT Kromo Djojo Adirono 1866 1885 pada masa pemerintahannya, Lamongan menjadi bagian dari Karesidenan Surabaya
21. R Adipati Djojo Dirono 1885 1908 masa jabatan pertama
1908 1937 masa jabatan kedua
22. Raden Tumenggung Moerid Tjokronegoro 1937 1942
23. Tjokro Soedirjo 1942 1960
24. R Soekadji
25. Abdul Hamid Soerjosapoetro
26. Waskito
27. Soepardan
28. Ali Afandy
29. Raden Ismail
30. Soeparngadi 1960 1969
31. Kolonel Chasinoe 1969 1979
32. Kolonel CPM (Purn.) Sutrisno Sudirjo 1979 1984
33. Dr. Moch. Syafii As'ari 1984 1989
34. KH. Moch. Faried, SH. 1989 1999
* H. Agus Syamsuddin, SH. M.Si. 1999 2000 Pejabat Bupati
35. H. Masfuk, SH. 2000 2010 [7]
36. H. Fadeli, SH., MM. 2010 2015
* Ir. Wahid Wahyudi, MT. 2015 2016 Penjabat Bupati
36. H. Fadeli, SH., MM. 2016 2021
37 Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA 2021 sekarang

Dewan Perwakilan

Komposisi anggota DPRD Kabupaten Lamongan selama 2 periode adalah sebagai berikut:[8][9]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024 2024-2029
PKB 10 Steady 10 Kenaikan 12
Gerindra 4 Steady 4 Kenaikan 6
PDI-P 8 Steady 8 Penurunan 7
Golkar 6 Steady 6 Kenaikan 8
NasDem 0 Kenaikan 1 Kenaikan 3
PKS 1 Penurunan 0 Kenaikan 1
PPP 4 Penurunan 3 Penurunan 2
PAN 6 Kenaikan 7 Penurunan 5
Hanura 1 Steady 1 Kenaikan 0
Demokrat 10 Penurunan 9 Penurunan 4
Perindo (baru) 1 Steady 1
Ummat (baru) 1
Jumlah Anggota 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 9 Kenaikan 10 Kenaikan 11


Kecamatan

Kabupaten Lamongan terdiri atas 27 kecamatan yang terdiri atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Lamongan.

Transportasi

Angkutan Jalan Raya

Kabupaten Lamongan dilintasi jalur utama pantura yang menghubungkan Jakarta-Surabaya, yakni sepanjang pesisir utara Jawa. Jalan ini sendiri melewati Kecamatan Paciran yang memiliki banyak tempat pariwisata. Kota Lamongan sendiri juga dilintasi jalur Surabaya-Cepu-Semarang. Babat merupakan persimpangan antara jalur Surabaya-Semarang dengan jalur Jombang-Tuban.

Angkutan Kereta Api

Lamongan juga dilintasi jalur kereta api lintas utara Pulau Jawa. Stasiun kereta api terbesarnya adalah di Lamongan dan Babat.

Kereta yang dilayani dari stasiun Lamongan dan stasiun Babat Adalah:

Angkutan kereta api nonaktif

Kabupaten Lamongan terdapat rel kereta api yg nonaktif Dari Stasiun Babat (Aktif) Ke Stasiun Tuban , Stasiun Jombang Kota , Stasiun Jatirogo Dan Stasiun Merakurak

Pariwisata

Wisata Alam

Tempat wisata alam di Kabupaten Lamongan, yaitu:

Wisata Sejarah

Tempat wisata sejarah di Kabupaten Lamongan, yaitu:

Wisata Religi

Tempat wisata religi di Kabupaten Lamongan, yaitu:

  1. Makam Syekh Maulana Ishaq (Ayah Sunan Giri)
  2. Makam Sunan Lamongan/Syekh Hisyamudin (Putra Sunan Ampel)
  1. Makam Nyai Andongsari (Ibu Patih Gajah Mada)

Kuliner Khas

Makanan

Kabupaten Lamongan mempunyai bermacam-macam masakan khas, diantaranya:

Kerajinan

Kabupaten Lamongan mempunyai bermacam-macam kerajinan antara lain;

Pendidikan

Perguruan Tinggi

  • Universitas Islam Lamongan (UNISLA)
  • Universitas Muhammadiyah Lamongan
  • Universitas Islam Darul Ulum Lamongan (UNISDA)
  • Institut Pesantren Sunan Drajat Lamongan (INSUD)
  • Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an dan Sains Al Islah
  • Universitas Billfath
  • Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Lamongan
  • STAI Muhammadiyah Paciran
  • STIE Muhammadiyah Paciran
  • Institut Agama Islam Tarbiyatut tholabah Paciran
  • Politeknik Elektronika negeri Surabaya (Kampus Lamongan)
  • Universitas Airlangga (Fakultas Vokasi Program studi D3 Keperawatan)
  • Universitas Terbuka Lamongan
  • Universitas PGRI Adi Buana

Referensi

  1. ^ "Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2020" (pdf). www.lamongankab.bps.go.id. Diakses tanggal 20 September 2020. 
  2. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Lamongan". www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 20 September 2020. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  4. ^ "Geografi Kabupaten Lamongan". 
  5. ^ https://jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id/2012/11/30/penyerbuan-belanda-ke-kota-lamongan/.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  6. ^ https://nulamongan.or.id/jalan-kiai-amin-dan-jejak-perebutan-kemerdekaan-di-lamongan/.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  7. ^ Fenomenal, Tapi Tak Mau Klaim Kerja Sendiri, diakses 28 Februari 2022.
  8. ^ KPU Lamongan Tetapkan Anggota Dewan Terpilih
  9. ^ Jurnalis (2024-03-05). "50 Caleg yang Lolos Menjadi Anggota DPRD Lamongan". Kabar1Lamongan.com. Diakses tanggal 2024-07-23. 

Pranala luar