Dampak perang terhadap anak
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Dampak perang terhadap anak merupakan akibat perang atau konflik yang ditanggung oleh anak-anak. Menurut data yang telah dihimpun oleh UNICEF, lebih dari 400 juta anak-anak menjadi korban peperangan di seluruh dunia. Mereka harus mengungsi, kehilangan orang tua, dan berpindah-pindah tempat tanpa pendampingan wali.[1] Selain itu, anak-anak juga bisa direkrut menjadi prajurit anak oleh pasukan yang berkonflik. Sekitar 300.000 anak-anak di bawah usia 18 tahun dilaporkan telah direkrut sebagai tentara anak di berbagai negara.[2]
Konflik bersenjata terdiri atas dua jenis, yaitu konflik bersenjata internasional dan non-internasional. Konflik internasional melibatkan dua atau lebih negara yang berseteru, sedagkan konflik non-internasional terjadi antara pemerintah dan pasukan milisi, atau antarmilisi.[3]
Referensi
- ^ "Children in War and Conflict". UNICEF USA (dalam bahasa Inggris). 2021. Diakses tanggal 2021-11-05.
- ^ Singer, Peter W. (12 Juni 2006). "Young Soldiers Used in Conflicts Around the World". Brookings (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-05.
- ^ ICRC (2008-03-17). "How is the term "Armed Conflict" defined in international humanitarian law?". International Committee of the Red Cross (ICRC) (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-05.