Lompat ke isi

Suku Kayu Pulau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 Januari 2023 08.44 oleh Envapid (bicara | kontrib)

Suku Kayu Pulau (atau Kayu Pulo, Kayo Pulau) merupakan suku bangsa yang mendiami Kampung Tahima Sorama (Kayu Pulo dan Pulo Kosong) Kota Jayapura, Provinsi Papua, Indonesia. Bahasa yang digunakan suku ini adalah Bahasa Kayo Pulau walaupun pada tahun 2007 hanya 50 orang yang masih bisa menggunakan.[1]

Pimpinan adat

Suku Kayu Pulo dipimpin seorang Ondoafi Besar: Gaspar Sibi (alm) dilanjutkan oleh Nicolas Youwe (cucu dari Nicolaas Jouwe), sedangkan Kepala Kampung Tahima adalah Tomi Sibi[2] yang membawahi empat sub-suku (marga), berikut mata rumah (kepala suku) pada tahun 2020:[3]

  • Suku Sibi, dipimpin oleh Frans Sibi
  • Suku Haay, memiliki lambang marga Ikan gurango salib dan pantangan tidak boleh memakan ikan gurango dan kepiting putih.[4] Dipimpin oleh Fredik Haay.
  • Suku Sorro (atau Soro), dipimpin oleh Hengky Sorro
  • Suku Youwe, memiliki lambang marga S’keuw yang merupakan tete ruga atau penyu dan pantangan tidak boleh memakan lobster.[4] Dipimpin oleh Silas Youwe.

Sejarah

Orang Kayu Pulau telah berada ratusan tahun yang lalu di pulau ini. Mereka adalah suku Sibi Rumah Cone, ada pula Suku Sibi Rahabeam, Suku Haay dan Suku Sorro. Sedangkan Suku Jouwe yang berasal dari daerah Pegunungan Cycloop, datang dan mendiami Pulo Kosong. Keberadaan Suku Jouwe di Kayu Pulau dikarenakan rumah (Karware) mereka dibakar oleh suku lain. Kehancuran ini menyebabkan Suku Youwe mengungsi ke Kayu Pulau.[5]

Di para-para adat, orang Kayu Pulau mengangkat Suku Jouwe menjadi bagian dari Kayu Pulau dan diberikan batas-batas wilayah yang dibagikan oleh orang Kayu Pulau. Sibi diujung Barat, Sedangkan Suku Haay di ujung Timur, Suku Youwe yang terdiri dari dua bersaudara mendapat bagian wilayah di tengah-tengah dan bertugas mengatur kampung serta menjadi penguasa laut dan Suku Sorro yang bertugas sebagai pesuruh. Ketentraman masyarakat Kayu Pulau sempat terusik pada saat pecah Perang Dunia Kedua, Seluruh penghuni kampung mengungsi ke Kampung Ormu. Hingga tahun 1946, saat perang mulai mereda, warga kembali pulang ke Kayu Pulau dan mendiami kembali pulau itu hingga saat ini.[5]

Referensi

  1. ^ International, SIL. "Kayupulau (edisi ke 18, 2015)". Ethnologue. Diakses tanggal 2023-01-30. 
  2. ^ "Tomi Sibi Raih Suara Terbanyak Pimpin Kampung Kayu Pulau 5 Tahun Kedepan". KABAR PORT NUMBAY. 2022-04-03. Diakses tanggal 2023-01-30. 
  3. ^ "Sejarah Singkat Kampung Tahima Soroma (Kayo Pulau)". Kelurahan Koya Barat Kota Jayapura. 2020-02-24. Diakses tanggal 2023-01-30. 
  4. ^ a b Djasman, Choncitha Corneliani; Kristianingsih, Sri Aryanti (2022-12-30). "Dinamika Psikologis Ketidakpatuhan Marga di Kayu Pulau yang Masih Menjalankan Pantangan Mata Rumah". Humanlight Journal of Psychology. 3 (2): 71–87. ISSN 2777-0362. Diakses tanggal 2023-01-30. 
  5. ^ a b Sibi, Alwina (2015-04-04). "Kayu Pulo". Soul Food. Diakses tanggal 2023-01-30.