Kabupaten Kepulauan Sula
Kabupaten Kepulauan Sula | |
---|---|
Motto: Dad Hia Ted Sua | |
Koordinat: 1°50′57″S 125°18′52″E / 1.8492°S 125.3144°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Maluku Utara |
Tanggal berdiri | 31 Mei 2003 |
Dasar hukum | UU RI Nomor 1 Tahun 2003 |
Ibu kota | Sanana |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Fifian Adeningsih Mus[1] |
• Wakil Bupati | Saleh Marasabessy[1] |
Luas | |
• Total | 3.295,40 km2 (1,272,36 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 105.528 |
• Kepadatan | 32/km2 (80/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 90,82% Kristen 8,82% - Protestan 7,47% - Katolik 1,35% Hindu 0,05% Lainnya 0,31%[3] |
• IPM | 63,80 (2021) sedang[4] |
Zona waktu | UTC+09:00 (WIT) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0929 [5] |
Pelat kendaraan | DG xxxx E* |
Kode Kemendagri | 82.05 |
DAU | Rp 804.370.000.000.- |
Situs web | www.kepulauansulakab.go.id |
Kabupaten Kepulauan Sula adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, Indonesia. Kabupaten Kepulauan Sula dengan ibu kota Sanana terletak paling Selatan di wilayah Provinsi Maluku Utara. Jarak dari Kota Ternate, ibu kota provinsi sekitar 284 km dapat ditempuh melalui penerbangan udara dan pelayaran laut. Kabupaten Kepulauan Sula pada awalnya menjadi bagian dari Kabupaten Halmahera Barat, bersama-sama dengan Kabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Halmahera Selatan.
Geografis
Luas wilayah daratan Kabupaten Kepulauan Sula adalah seluas 13.732,7 km², kabupaten ini terdiri dari 2 (dua) pulau besar yakni Pulau Sulabesi, dan Pulau Mangole, serta terdiri dari 17 pulau sedang dan kecil yang secara keseluruhan terbagi menjadi 12 wilayah kecamatan terdiri dari 6 (enam) Kecamatan definitif dan 13 Kecamatan Pemekaran (PERDA Nomor 2 Tahun 2006) dan 124 Desa. Secara astronomis, wilayah kabupaten ini terletak di 125°19'42–126°29'11 Bujur Timur dan 01°45'08–02°28'39 Lintang Selatan.[6]
Batas Wilayah
Batas-batas wilayah Kabupaten Kepulauan Sula adalah sebagai berikut:
Utara | Laut Maluku |
Timur | Kabupaten Halmahera Selatan |
Selatan | Laut Seram, Provinsi Maluku |
Barat | Kabupaten Pulau Taliabu |
Topografi
Berdasarkan ketinggian muka tanah, wilayah Kepulauan Sula umumnya berada pada ketinggian 0-100 meter di atas permukaan air laut dan kondisi hutan sebagian besar masih utuh ekosistemnya dan hutannya bertipe hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan penggunungan. Secara umum, sekitar 150.000 Ha di dataran pantai Kepulauan Sula dijumpai jenis tanah Podsolik merah kuning yang cukup untuk pemanfaatan lahan perkebunan, sedangkan di lahan yang kemiringannya di atas 15-25% mempunyai jenis tanah Podsolik dan Aluvial.[6]
Iklim
Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula beriklim tropis (Am) dengan dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Tidak seperti wilayah Indonesia lainnya yang mengalami bulan basah di akhir atau di awal tahun, wilayah Kabupaten Kepuluan Sula dan pelbagai daerah di Maluku Utara dan Maluku mengalami bulan basah di pertengahan tahun, tepat di saat wilayah lain di Indonesia mengalami puncak musim kemarau. Curah hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 1500–1900 mm per tahun dengan jumlah hari hujan lebih dari 120 hari hujan per tahun. Bulan terbasah adalah bulan Mei dengan curah hujan lebih dari 250 mm per bulan dan bulan terkering adalah bulan Oktober dengan curah hujan kurang dari 90 mm per bulan. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah kabupaten ini adalah ±72%. Suhu udara di wilayah ini bervariasi antara 22°–31 °C.
Data iklim Kepulauan Sula, Maluku Utara, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 37 (99) |
38 (100) |
37 (99) |
33 (91) |
31 (88) |
32 (90) |
32 (90) |
32 (90) |
36 (97) |
38 (100) |
37 (99) |
37 (99) |
38 (100) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.4 (86.7) |
30.4 (86.7) |
30.5 (86.9) |
30.6 (87.1) |
30.1 (86.2) |
30.2 (86.4) |
29.4 (84.9) |
29.4 (84.9) |
30.3 (86.5) |
30.3 (86.5) |
31.8 (89.2) |
30.5 (86.9) |
30.33 (86.58) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.8 (80.2) |
26.8 (80.2) |
26.9 (80.4) |
27 (81) |
27.1 (80.8) |
26.8 (80.2) |
26.4 (79.5) |
26.1 (79) |
26.2 (79.2) |
26.5 (79.7) |
27.9 (82.2) |
26.8 (80.2) |
26.78 (80.22) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.2 (73.8) |
23.2 (73.8) |
23.3 (73.9) |
23.6 (74.5) |
24 (75) |
23.4 (74.1) |
22.8 (73) |
22.8 (73) |
22.2 (72) |
24 (75) |
23.4 (74.1) |
23.2 (73.8) |
23.26 (73.83) |
Rekor terendah °C (°F) | 16 (61) |
18 (64) |
22 (72) |
22 (72) |
22 (72) |
16 (61) |
15 (59) |
17 (63) |
20 (68) |
21 (70) |
21 (70) |
17 (63) |
15 (59) |
Presipitasi mm (inci) | 121 (4.76) |
143 (5.63) |
160 (6.3) |
217 (8.54) |
252 (9.92) |
241 (9.49) |
155 (6.1) |
109 (4.29) |
97 (3.82) |
56 (2.2) |
90 (3.54) |
100 (3.94) |
1.741 (68,53) |
Rata-rata hari hujan | 12 | 14 | 15 | 17 | 19 | 19 | 15 | 10 | 8 | 6 | 8 | 10 | 153 |
% kelembapan | 72 | 73 | 74 | 74 | 75 | 75 | 73 | 70 | 69 | 69 | 71 | 74 | 72.4 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 205 | 198 | 186 | 167 | 162 | 170 | 174 | 188 | 204 | 220 | 216 | 210 | 2.300 |
Sumber #1: Climate-Data.org[7] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase[8] |
Pemerintahan
Daftar Bupati
Nomor urut | Bupati | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Periode | Wakil | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Ahmad Hidayat Mus (lahir 1969) |
Golkar | 2005 | 2010 | 4–5 tahun | 1 (2005) |
Ridwan Syahlan | |||
15 September 2010 | 15 September 2015 | 5 tahun, 0 hari | 2 (2010) |
Safi Pauwah | ||||||
2 | Hendrata Thes (lahir 1973) |
Demokrat | 3 Juni 2016 | 3 Juni 2021 | 5 tahun, 0 hari | 3 (2015) |
Zulfahri Abdullah Duwila | |||
3 | Fifian Adeningsih Mus (lahir 1984) |
Golkar (2020–2022) |
4 Juni 2021 | Petahana | 3 tahun, 151 hari | 4 (2020) |
Saleh Marasabessy | [9] | ||
PDI-P (sejak 2022) |
Dewan Perwakilan
Daftar Kecamatan
Pemekaran Daerah
Pada tanggal 14 Desember 2012 Kabupaten Kepulauan Sula mengalami pemekaran dua kabupaten di Maluku Utara, yaitu Kabupaten Kepulauan Sula dan Kabupaten Pulau Taliabu.
Ekonomi
Seperti umumnya wilayah Kepulauan Maluku, Sula pun merupakan daerah agraris, khususnya perkebunan. Dari tanah Sula dihasilkan kelapa, cengkih, pala dan kakao selain produk tanaman pangan seperti padi ladang, ubi kayu dan ubi jalar yang produksinya tergolong besar. Pulau Sulabesi dan Pulau Mangoli sebagai dua pulau besar yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Sula dengan penghasilan komoditas perkebunan lain seperti; kelapa, cengkih, pala dan kakao.
Selain hasil bumi dari daratan, Sula masih menyimpan potensi lain, baik dari laut maupun yang masih terpendam di dalam bumi. Seperti wilayah lain yang termasuk Kepulauan Maluku, Sula juga dicirikan dengan potensi hasil lautnya. Mata pencaharian penduduk yang utama selain berkebun memang mencari ikan. Dengan luas lautan mencapai kurang lebih 14.500 km² atau 60% dari total wilayahnya dan secara geografis mengelilingi wilayah-wilayah daratannya, bisa dikatakan kabupaten ini menyimpan potensi perikanan yang cukup besar.
Potensi sumber daya alam Kabupaten Kepulauan Sula meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, pertambangan, industri dan pariwisata. Potensi unggulan pada saat ini bertumpu pada sektor kehutanan dan perikanan mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah.
Pertanian
Menurut data Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula, pengembangan pertanian tanaman pangan meliputi sayur-sayuran, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan pengembangan agrowisata untuk komoditas buah-buahan meliputi durian, langsat, manggis dan mangga. Sampai dengan tahun 2005 luas lahan untuk usaha pertanian tercatat 24.743,56 Ha dengan produksi sebesar 33.608,62 ton/tahun.
Kehutanan
Potensi kehutanan di Kabupaten Kepulauan Sula berupa hutan alam yang berdasarkan Peta Paduserasi RTRWP dengan TGHK memiliki luas hutan 471.951,53 Ha yang terdiri dari Hutan Lindung 46,426,70 Ha, Hutan Suaka alam 12.683,53 Ha, Hutan Produksi Tetap 24.250,00 Ha, Hutan Produksi Terbatas 55.014,00 Ha, Hutan Produksi dapat dikonversi 281.077,70 Ha, Areal Penggunaan Lain 52.499,60 Ha.
Perikanan
Usaha perikanan di Kabupaten Kepulauan Sula adalah perikanan rakyat. Produksi perikanan sangat beragam dengan kesediaan potensi 80.547,81 ton/tahun dan potensi lestari sebesar 40.273,91 ton/tahun dengan standing stock pelagis (permukaan) 33.060,94 ton/ tahun serta ikan demersal (dasar) 16.875,61 ton/tahun di mana pemanfaatan untuk kedua komoditas ini baru mencapai 11.506,53 ton/tahun atau 22,8 persen dari potensi lestari.
Pertambangan
Di Kabupaten Kepulauan Sula terdapat beberapa indikasi sumber bahan galian golongan A, B dan golongan C, yaitu tambang emas terdapat di Kecamatan Mangoli Timur (Desa Waitina) dan Kecamatan Mangoli Utara Timur (Desa Kawata). Kemudian tambang batubara terdapat di terdapat di sepanjang semenanjung Kecamatan Sulabesi Barat (Desa Fuata) dan Kecamatan Sanana (Desa Wai Ipa) dengan perkiraan cadangan ±10.400.000 m. Tambang minyak dan gas terdapat di Kecamatan Mangole Barat (Desa Falabisahaya, Minaluli, Modapuhi, Modapia dan Saniahaya), Cekungan Sula (Memanjang dari perbatasan Kabupaten Banggai hingga sebelah Utara Pulau Taliabu dan Mangoli) dan Cekungan Sula Selatan di sebelah Selatan Pulau Taliabu.
Bahan galian non logam: zeolit di Kecamatan Sanana dan Kecamatan Mangoli Timur (Desa Orifola); Granit di Pulau Mangole; Lempung di Pulau Mangole (Desa Waisakai); dan Koalin di Pulau Mangole.
Industri
Kegiatan industri di Kabupaten Kepulauan Sula umumnya adalah industri kecil yang didominasi oleh industri rumah tangga, disamping itu terdapat industri kayu lapis (PT. Barito Pasifik Timber Group) di Falabisahaya, Kecamatan Mangole Barat (perusahaan tersebut sudah tutup)[10] dan beberapa industri sawmill yang tersebar di beberapa kecamatan.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sula yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan mampu tumbuh mencapai nilai 5,11 persen. Angka pertumbuhan ini sedikit lebih rendah sekitar 0,30 persen bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2004, yaitu sebesar 5,41 persen. PDRB per kapita berdasarkan harga konstan pada tahun 2005, yaitu Rp 2.134.669 mengalami peningkatan 2,77 persen dari tahun 2004, yaitu Rp 2.007.163.
Pariwisata
Bidang pariwisata ditunjang dengan sejumlah objek wisata, baik wisata alam maupun wisata sejarah. Objek wisata alam antara lain pantai Wai Ipa, pantai Manaf di Kecamatan Sanana, taman laut Pagama di Kecamatan Mangole Utara Timur, Selat Capalulu di Kecamatan Mangole Barat, Pulau Kucing di Kecamatan Sanana Utara dan pantai Waka di Kecamatan Sulabesi Barat.
Sedangkan untuk objek wisata sejarah antara lain meliputi: Fat Fina Koa (Batu Nona) di Kecamatan Mangole Utara Timur dan Benteng Alting/Dever Watching peninggalan bangsa Portugis di Sanana.
Referensi
- ^ a b "Fifian, Perempuan Pertama Maluku Utara Jadi Bupati Kepulauan Sula". mediaindonesia.com. 5 Juni 2021. Diakses tanggal 7 Januari 2022.
- ^ "Kabupaten Kepulauan Sula Dalam Angka 2020" (pdf). www.kepsulkab.bps.go.id. Diakses tanggal 11 Juni 2020.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama di Kabupaten Kepulauan Sula" (pdf). www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 11 Juni 2020.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 7 Januari 2022.
- ^ "Daftar Kode Telepon di Indonesia"
- ^ a b "Profil Kepulauan Sula" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-07-10. Diakses tanggal 2020-09-11.
- ^ "Sanana, Maluku Utara, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 11 September 2020.
- ^ "SANANA, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 11 September 2020.
- ^ Nurdin, Sahrudin (04-06-2021). "Gubernur Lantik Perempuan Pertama di Malut Jadi Bupati Kepulauan Sula". www.beritasatu.com. Diakses tanggal 14-09-2021.
- ^ "Barito Timber Hentikan Operasi Anak Perusahaan di Maluku Utara"
Pranala luar
- (Indonesia) Situs Resmi Kabupaten Kepulauan Sula
- (Indonesia) Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Sula
- (Indonesia) Profil Pengadilan Agama Labuha -Wilayah Yurisdiksi Termasuk Kep. Sula-