Lompat ke isi

Stadion Nasional Jepang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 Februari 2023 13.54 oleh 103.136.59.165 (bicara) (Memperbaiki halaman)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Stadion Nasional Jepang
国立競技場
Aerial view, 2020
Lokasi10-2, Kasumigaoka-machi, Shinjuku, Tokyo, Jepang 35°40'41.5"N 139°42'52.5"E, (35.678184, 139.714590)
Transportasi umum E25 Kokuritsu-Kyōgijō
East Japan Railway Company JB12 Sendagaya
PemilikDewan Olahraga Jepang
Kapasitas68,000 (trek lari and lapangan)
80,016 (sepak bola dan rugbi)
Ukuran lapangan107 × 71 m
PermukaanRumput
Konstruksi
Mulai pembangunan11 Desember 2016; 7 tahun lalu (2016-12-11)
DidirikanDecember 2016 – 30 November 2019
Dibuka21 Desember 2019; 4 tahun lalu (2019-12-21)
BiayaUS$1.4 billion (¥157 juta)
ArsitekKengo Kuma
Pemakai
Tim nasional sepak bola Jepang (2020–sekarang)

Stadion Nasional Jepang (国立競技場, Kokuritsu kyōgijō) sebelumnya dikenal sebagai Stadion Nasional Baru, secara resmi bernama Stadion Nasional, adalah sebuah stadion serbaguna di Kasumigaoka, Shinjuku, Tokyo, Jepang.


Pembongkaran Stadion Nasional lama selesai pada Mei 2015, memungkinkan untuk pembangunan stadion baru dimulai pada 11 Desember 2016.

Rencana asli untuk stadion baru dibatalkan pada bulan Juli 2015 oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, setelah protes publik karena biaya pembangunan yang besar. Akibatnya, rancangan baru stadion tidak siap untuk Piala Dunia Rugbi 2019, seperti rencana semula.[1] Rancangan baru yang dibuat oleh arsitek Kengo Kuma dipilih pada Desember 2015 untuk menggantikan rancangan awal dan akan selesai pada November 2019.

Stadion ini berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan cabang olahraga atletik, serta upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade dan Paralimpiade Musim Panas 2020.

Setelah Tokyo mengajukan tawaran mereka untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2020, terdapat pembicaraan tentang kemungkinan merenovasi atau merekonstruksi Stadion Olimpiade Nasional. Stadion ini akan menjadi tuan rumah upacara pembukaan dan penutupan serta tempat perlombaan cabang olahraga atletik.[2]

Pada Februari 2012, dipastikan bahwa stadion lama akan dibongkar dan dibangun kembali, serta menerima peningkatan fasilitas senilai £ 1 miliar. Pada November 2012, rancangan stadion nasional baru oleh arsitek Zaha Hadid diperlihatkan. Stadion lama dihancurkan pada 2015 dan stadion baru semula dijadwalkan selesai pada Maret 2019.[3] Stadion baru akan menjadi tempat penyelenggaraan cabang atletik, rugbi, beberapa pertandingan sepak bola, dan upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade dan Paralimpiade.[4]

Akibat keterbatasan anggaran, pemerintah Jepang mengumumkan beberapa perubahan pada rancangan Hadid pada Mei 2015, termasuk membatalkan rencana untuk membangun atap yang dapat ditarik dan mengubah beberapa tempat duduk permanen menjadi tempat duduk sementara.[5] Luas area stadion juga berkurang dari 71 menjadi 52 hektar. Beberapa arsitek Jepang terkemuka, termasuk Toyo Ito dan Fumihiko Maki, mengkritik rancangan Hadid. Ito membandingkannya dengan seekor kura-kura dan Maki menyebutnya sebagai 'gajah putih'. Di sisi lain, Arata Isozaki mengomentari rancangan ulang stadion, dia terkejut melihat "dinamika yang ada dalam rancangan asli telah hilang”.[6] Atap stadion baru sangat bermasalah dari sudut pandang teknik, karena membutuhkan konstruksi dua lengkungan baja sepanjang 370 meter. Bahkan setelah perubahan rancangan, stadion ini diperkirakan menelan biaya lebih dari 300 miliar yen, lebih dari tiga kali lipat biaya stadion Olimpiade di London dan lebih dari lima kali lipat biaya stadion Olimpiade di Beijing.[7]

Namun, pada 17 Juli 2015, Perdana Menteri Jepang Shinzō Abe mengumumkan bahwa rencana pembangunann Stadion Nasional yang baru akan dibatalkan dan akibat ketidakpuasan publik atas biaya pembangunan stadion yang besar. Akibatnya, Abe mengatakan bahwa stadion pengganti harus dipilih untuk Piala Dunia Rugbi, karena stadion baru tidak akan siap sampai Olimpiade 2020.[1]

Pada 28 Agustus 2015, Pemerintah Jepang merilis standar baru untuk rekonstruksi Stadion Nasional. Kapasitas tetap akan menjadi 68.000 dan dapat diperluas menjadi 80.000 melalui penggunaan kursi sementara di atas jalur atletik. Pemerintah juga meninggalkan atap yang bisa dibuka; sebaliknya atap permanen akan dibangun di atas tempat duduk penonton saja. Selain itu, museum olahraga dan sky walk, yang merupakan bagian dari rancangan awal, dihilangkan, sementara ruang dan tempat duduk VIP dikurangi, bersama dengan berkurangnya fasilitas parkir bawah tanah. Pendingin ruangan untuk stadion juga dihilangkan atas permintaan Perdana Menteri Jepang Shinzō Abe, dan ketika ditanya mengenai hal ini, Menteri Olimpiade Toshiaki Endo menyatakan bahwa, "Pendingin udara dipasang hanya di dua stadion di seluruh dunia, dan mereka hanya dapat mendinginkan suhu 2 sampai 3 °C".[8]

Pada 21 Desember 2015, Dewan Olahraga Jepang mengumumkan bahwa Kuma dan Taisei Corporation telah dipilih untuk merancang dan membangun Stadion Olimpiade Nasional. Stadion ini mulai dibangun pada Desember 2016, dan dijadwalkan berakhir pada 30 November 2019 kemudian stadion akan diserahkan kepada IOC untuk keperluan persiapan upacara dan pertandingan, termasuk ajang uji coba. Rancangan baru ini akan menampung 68.089 penonton dalam mode atletik dengan tambahan tempat duduk sementara di atas lintasan atletik untuk meningkatkan kapasitas penonton menjadi 80.016.[9]

Acara olahraga pertama yang diselenggarakan di stadion ini, Final Piala Kaisar 2019, dijadwalkan berlangsung pada 1 Januari 2020.[10]

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Stadion ini tidak biasa karena kayu digunakan sebagai komponen utama struktur, semuanya bersumber dari Jepang untuk mengurangi dampak lingkungan. Banyak dari elemen kayu dalam bentuk modular, yang dapat diganti ketika kayu memburuk. kayu bersertifikat telah diambil dari 47 Prefektur Jepang mengikuti tradisi yang dimulai oleh Kuil Meiji. Desain atap terinspirasi oleh Hryū-ji dan menggabungkan ruang udara yang memanfaatkan kondisi angin yang ada untuk ventilasi ruang interior. Bagian dari atap menggabungkan panel surya transparan dan air hujan dikumpulkan di tangki bawah tanah dan digunakan untuk mengairi rumput arena serta banyak tanaman di promenade lantai atas. Aksesibilitas telah menjadi perhatian utama, menghasilkan lebih dari 450 tempat untuk pengguna kursi roda, serta toilet yang menggunakan teknologi terbaru.[11]

Tahap konstruksi

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Himmer, Alastair (17 Juli 2015). "Japan rips up 2020 Olympic stadium plans to start anew". news.yahoo.com. AFP. Diakses tanggal 17 Juli 2015. 
  2. ^ "Tokyo 2020 Bid Venue Could Be Renovated". GamesBids.com. 2011-09-21. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-03. 
  3. ^ Dazzling re-design for 2019 World Cup final venue
  4. ^ "Venue Plan". Tokyo 2020 Bid Committee. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juli 2013. Diakses tanggal 8 Juli 2013. 
  5. ^ "Japan plans to scale back stadium for 2020 Tokyo Olympics". AP. 18 Mei 2015. Diakses tanggal 10 Juni 2015. 
  6. ^ Qin, Amy (4 Januari 2015). "National Pride at a Steep Price: Olympic Stadium in Tokyo Is Dogged by Controversy". The New York Times. Diakses tanggal 10 Juni 2015. 
  7. ^ "新国立、迫る契約期限 国とゼネコンの調整難航 屋根の巨大アーチ、斬新ゆえ「難工事」". Nihon Keizai Shimbun. 22 Juni 2015. Diakses tanggal 22 June 2015. 
  8. ^ "The Japan News". The Japan News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 September 2015. 
  9. ^ http://www.jpnsport.go.jp/newstadium/tabid/474/Default.aspx
  10. ^ "Emperor's Cup final to be first event at new National Stadium in 2020". The Japan Times. 11 October 2018. Diakses tanggal 4 Mei 2019. 
  11. ^ "Designing the National Stadium, making use of wood and natural breezes". www.u-tokyo.ac.jp. University of Tokyo. March 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 July 2021. Diakses tanggal 24 July 2021. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]