Lompat ke isi

Teori informasi organisasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 Februari 2023 07.38 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (top: pembersihan kosmetika dasar, added orphan tag)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)


Salah satu contoh penyebaran informasi dalam organisasi

Teori informasi organisasi merupakan salah satu teori komunikasi yang membahas mengenai pentingnya penyebaran informasi dalam organisasi untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi tersebut.[1] Teori ini menekankan proses dimana individu mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi.[2]

Teori informasi organisasi memiliki sejumlah asumsi dasar, yaitu:[1]

  1. Organisasi manusia ada dalam sebuah lingkungan informasi.[1][2] Asumsi ini menyatakan bahwa organisasi bergantung pada informasi agar dapat berfungsi dengan efektif dan mencapai tujuan mereka.[1]
  2. Informasi yang diterima sebuah organisasi berbeda dalam hal ketidakjelasannya.[1][2] Ketidakjelasan yang dimaksud disini adalah ambiguitas dalam hal informasi yang diterima oleh organisasi.[1]
  3. Organisasi manusia terlibat di dalam pemrosesan informasi untuk mengurangi ketidakjelasan informasi.[1][2] Dalam upaya mengurangi ambiguitas tersebut, organisasi mulai melakukan aktivitas kerja sama untuk membuat informasi yang diterima dapat dipahami dengan baik.[1]

Mengurangi Ketidakjelasan Informasi

[sunting | sunting sumber]

Untuk mengurangi ketidakjelasan yang muncul dalam penyebaran informasi dalam organisasi, hal yang dapat dilakukan adalah:[1]

  1. Menciptakan lingkungan organisasi (Entactment) yang merujuk kepada bagaimana informasi akan diterima dan diinterpretasikan oleh organisasi.[1]
  2. Menginterpretasikan input (seleksi) dengan memilih metode terbaik untuk mendapatkan informasi.[1]
  3. Pengulangan (retensi) merupakan proses yang menekankan pada hal-hal kecil dengan mendasarkan pada ingatan kolektif dan memungkinkan orang untuk mencapai tujuan.[1]

Keunggulan Teori

[sunting | sunting sumber]

Keunggulan teori ini adalah kegunaannya yang jelas, yakni lebih mendasarkan pada proses komunikasi daripada peran komunikator itu sendiri.[1] Ini memudahkan peneliti untuk memahami bagaimana proses pertukaran informasi yang terjadi dalam organisasi dapat memengaruhi pencapaian tujuan organisasi.[1] Selain itu, teori ini memiliki ruang lingkup yang luas dan telah dijadikan dasar dalam diskusi berbagai bidang ilmu.[1]

Kritik terhadap Teori

[sunting | sunting sumber]

Teori informasi organisasi gagal melakukan pengujian konsistensi logis.[1] Salah satu kritik yang muncul adalah keyakinan bahwa orang cenderung diarahkan oleh aturan dan kondisi dalam sebuah organisasi.[1] Di dalam keadaan yang tidak stabil, individu belum tentu menyampaikan informasi yang sama.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r West, Richard dan Turner, Lynn H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: PT. Salemba Humanika. Hal 339-349.
  2. ^ a b c d Teori Informasi Organisasi[pranala nonaktif permanen]. Diakses 1 Juni 2010.