Teori informasi organisasi
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Teori informasi organisasi merupakan salah satu teori komunikasi yang membahas mengenai pentingnya penyebaran informasi dalam organisasi untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi tersebut.[1] Teori ini menekankan proses dimana individu mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi.[2]
Asumsi
[sunting | sunting sumber]Teori informasi organisasi memiliki sejumlah asumsi dasar, yaitu:[1]
- Organisasi manusia ada dalam sebuah lingkungan informasi.[1][2] Asumsi ini menyatakan bahwa organisasi bergantung pada informasi agar dapat berfungsi dengan efektif dan mencapai tujuan mereka.[1]
- Informasi yang diterima sebuah organisasi berbeda dalam hal ketidakjelasannya.[1][2] Ketidakjelasan yang dimaksud disini adalah ambiguitas dalam hal informasi yang diterima oleh organisasi.[1]
- Organisasi manusia terlibat di dalam pemrosesan informasi untuk mengurangi ketidakjelasan informasi.[1][2] Dalam upaya mengurangi ambiguitas tersebut, organisasi mulai melakukan aktivitas kerja sama untuk membuat informasi yang diterima dapat dipahami dengan baik.[1]
Mengurangi Ketidakjelasan Informasi
[sunting | sunting sumber]Untuk mengurangi ketidakjelasan yang muncul dalam penyebaran informasi dalam organisasi, hal yang dapat dilakukan adalah:[1]
- Menciptakan lingkungan organisasi (Entactment) yang merujuk kepada bagaimana informasi akan diterima dan diinterpretasikan oleh organisasi.[1]
- Menginterpretasikan input (seleksi) dengan memilih metode terbaik untuk mendapatkan informasi.[1]
- Pengulangan (retensi) merupakan proses yang menekankan pada hal-hal kecil dengan mendasarkan pada ingatan kolektif dan memungkinkan orang untuk mencapai tujuan.[1]
Keunggulan Teori
[sunting | sunting sumber]Keunggulan teori ini adalah kegunaannya yang jelas, yakni lebih mendasarkan pada proses komunikasi daripada peran komunikator itu sendiri.[1] Ini memudahkan peneliti untuk memahami bagaimana proses pertukaran informasi yang terjadi dalam organisasi dapat memengaruhi pencapaian tujuan organisasi.[1] Selain itu, teori ini memiliki ruang lingkup yang luas dan telah dijadikan dasar dalam diskusi berbagai bidang ilmu.[1]
Kritik terhadap Teori
[sunting | sunting sumber]Teori informasi organisasi gagal melakukan pengujian konsistensi logis.[1] Salah satu kritik yang muncul adalah keyakinan bahwa orang cenderung diarahkan oleh aturan dan kondisi dalam sebuah organisasi.[1] Di dalam keadaan yang tidak stabil, individu belum tentu menyampaikan informasi yang sama.[1]