SeaWorld Ancol
Lokasi | Taman Impian Jaya Ancol, Jl. Lodan Timur No.7, RW.10, Ancol, Kec. Pademangan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14430 |
---|---|
Koordinat | 6°07'33"S 106°50'33"E |
Pemilik | PT. SeaWorld Indonesia under PT. Lippoland Development (1994 - 2014), PT. Pembangunan Jaya Ancol (2015 - Present) |
Nama sebelumnya | SeaWorld Indonesia |
Luas area | 3 ha (7,4 ekar) |
Dibuka | 3 Juni 1994 (Sebagai SeaWorld Indonesia), 17 Juli, 2015 (Sebagai SeaWorld Ancol) |
SeaWorld Ancol (juga ditulis Sea World Ancol) adalah sebuah oceanarium yang terdapat di dalam Taman Impian Jaya Ancol. SeaWorld Ancol didirikan dengan konsep dasar negara maritim yang secara geografis lebih banyak terdiri dari perairan daripada daratan. Pada tanggal 2 Oktober, 1992. Gubernur Jakarta, Wiyogo Atmodarminto meletakkan batu pertama untuk menandai apa yang akan menjadi premis untuk dunia bawah laut, yang dalam waktu kurang dari dua tahun akan dikenal sebagai SeaWorld[1].
Pembuatan Arsitektur SeaWorld
Bangunan akuarium SeaWorld tampil dengan unsur-unsur kelautan yang digarap dalam gaya festival. Dengan garis-garis yang berkesan lentur dan warna-warna yang ceria, serta aksesoris yang kaya bangunan akuarium ini membangkitkan kegembiraan. Ditambah lagi dengan lanskap yang juga digarap dalam nafas yang sama. Kolam berbentuk kerang dengan sepasang kuda laut yang memancurkan air.
Secara keseluruhan, sosok bangunan rekreasi yang mengambil artalog sebuah kapal ini memang terlihat impresif. Mengambil bentuk setengah lingkaran yang meruncing ke atas dan didukung oleh detil-detil yang diadaptasi dari unsur-unsur kelautan. Menara di puncak bangunan, misalnya, merupakan adaptasi dari mercusuar. Jendela kapal yang memiliki bentuk yang khas juga diambil untuk memperkaya fasad. Artwork berbentuk ikan juga ikut meramaikan fasad. Lautan, unsur yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah kapal, ditampilkan dalam bentuk gelombang laut yang hadir berupa dinding bergelombang.
Upaya tampil meriah melalui bentuk dan detil itu, didukung oleh permainan warna yang "segar" serta detil dan aksesoris bangunan yang beragam. Di sini tidak kurang 25 jenis warna digunakan di sini, diantaranya biru, ungu, pink, hijau. Dari sejumlah warna itu, beberapa diantaranya bukan merupakan warna standar.
Penampilan bangunan yang menarik dimaksudkan untuk memberi kebanggaan atau gengsi pada mereka yang berkunjung. Sedangkan desain interiornya disesuaikan dengan tema atraksi yang disajikan, dan juga digarap dalam gaya festival.
Pendekatan fungsional untuk lay out ruang
Berbagai jenis ikan air tawar dan air laut serta binatang air lainnya diperairan Indonesia dan sekitarnya (tropical fish) , termasuk microbiologi dapat, dinikmati di bangunan akuarium seluas 7.000 m². SeaWorld, jelas Heryani, sebenarnya merupakan perluasan atau peningkatan dari pertunjukkan Gelanggang Samudera yang ada (sekarang dipanggil Ocean Dream Samudra). Akuarium pada Gelanggang Samudera hanya merupakan atraksi penunjang, sedangkan pada SeaWorld merupakan atraksi utama.
Sarana rekreasi yang terletak di sebelah selatan Gelanggang Samudera dikembangkan oleh PT Lippoland Development bekerja sama dengan PT Jaya Ancol sebagai pemilik Taman Impian Jaya Ancol. Menurut Heryani, sistem kerjasama itu dalam bentuk BOT selama 20 tahun dengan opsi selama 20 tahun, dimana selama 20 tahun pertama tcrdapat pembagian prosentase dari uang yang masuk. Investasi untuk biaya bangunannya saja, jelas Ir Eddy Nurnadi, Senior Development Manager Lippoland Development sekitar 20 milyar. Sedangkan investasi total mencapai 30 milyar.
Bangunan akuarium ini berdiri di atas lahan seluas 3 ha. Pemanfaatan lahan tersebut adalah 1,5 ha urituk fasilitas parkir dan 1,5 ha untuk bangunan dan lanskap. Bangunan akuarium yang terdiri dari 2 lantai ini dengan total luas 7.000 m², terdiri dari sarana pameran (3.000 m²), restoran, toko sovenir, lobi (1.500 m²) dan area servis se-luas 2.500 m².
Sarana pameran cerdiri dari ruang pamer (display kolam sentuh (touch pool), teater, dan akuarium utama (main tank) yang merupakan atraksi utama. Sedangkan area servis terdiri dari tempat filtrasi air laut, karantina ikan, ruang mesin dan kantor pengelola. Menurut Heryani, jumlah pengunjung yang dapat ditampung di ruang pamer sekitar 3.000 orang. Para pengunjung diperkirakan akan berada di dalam ruang pamer rata-rata selama 1 jam.
Konsep pembagian ruang, menurut Heryani, sepenuhnya berdasarkan pendekatan fungsional, sesuai dengan urutan atraksi yang disajikan. Lay out ruang dengan memanfaatkan secara baik ruang yang terjadi dan menyesuaikan dengan bentuk bangunan yang melingkar. Deretan kolom dan bentuk bangunan yang setengah lingkaran merupakan faktor yang membatasi desain. Diambilnya bentuk setengah lingkaran, menurut Heryani, berkaitan dengan lalu lintas pengunjung dan fleksibelitas dalam menata area pamer.
Dalam mengatur lay out ruang, menurutnya, yang perlu diperhatikan adalah pergerakan aliran pengunjung. Dalam penjelasannya perencana antara lain mengeraukakan, lalu lintas pengunjung harus bisa diantisipasi melalui desain. Dengan begitu, de sain dapat mengontrol kerumunan massa terbesar yakni dengan menjaga agar tidak terjadi arus balik yang melawan aliran pengunjung dari arah pintu masuk. Disamping itu, desain juga bisa memberi kesempatan yang optanum pada pengunjung untuk melihat atraksi-atraksi yang disajikan termasuk memberi kesempatan untuk berhenti sejenak di depan akuarium. Dan juga, bisa memberi kesempatan pada pengunjung untuk menikmati atraksi dan informasi sesuai urutan yang disalikan, serta memungkinkan pengunjung untuk mengitari kembali ruang pamer.
Atraksi utama menjelajah dasar samudera
Display hall merupakan area pertama yang dikunjungi pengunjung setelah melewati pemeriksaan karcis. Pada ruang pamer seluas 1.000 m² ini terdapat 12 akuarium yang berisi ikan-ucan hias dari perairan Indonesia dan seldtarnya (tropical fish). Sebagian besar akuarium terletak di tepi bangunan.
Food court, serta toko suvenir diletakkan di daerah lobi, di area yang sama dengan loket penjualan karcis. Kedua fungsi itu, sengaja ditempatkan di daerah pintu masuk untuk memberi kesempatan pengunjung yang belum membeli karcis untuk membeli suvenir atau makan. Selain itu, juga untuk memberi kemudahan bila ruang tersebut memerlukan perluasan.
Setelah melewati 12 buah akuarium, pengunjung akan sampai pada kolam sentuh (touch pool). Sesuai dengan namanya Taman Sahahat Laut, pada kolam yang ke dalamannya dangkal ini terdapat ikan-ikan yang bersahabat. Di kolam ini, anak-anak diberi kesempatan berinteraksi dengan cara kontak langsung dengan ikan. Sebagaimana pada akuarium, kolam sentuh ini juga dilengkapi dengan deskrispsi mengenai ikan yang ada di kolam. Sehingga anak-anak dapat membaca deskripsi sambil memegang ikan.
Setelah kolam sentuh, pengunjung akan menjumpai atraksi utama yakni akuarium raksasa yang berisi ikan-ikan besar seperti ikan hiu, ikan pari raksasa, serta ikan-ikan hias penghuni samudera. Akuarium raksasa (main tank) berukuran 23 m x 37 m dengan volume air 5.000 m³ ini memiliki terowongan yang terbuat dari akrilik tembus pandang clear acrylic) setebal 62 mm. Lewat terowongan ini, pengunjung akan melihat ikan-ikan bergerak bebas di atas dan di sekeliling terowongan. Pengunjung di dalam terowongan itu, akan merasa seolah-olah berada di dasar laut. Suasana dasar akuarium itu persis seperti dasar laut karena adanya batu-batuan dan koral dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam. Ketinggian air di alcuarium itu 4,5 m dari dasar kolam.
Terowongan Antasena ini memiliki lebar 2 m dan dilengkapi dengan ban berjalan (travellator) selebar 1 m. Dengan begitu pengunjung punya pilihan, menjelajahi dasar laut dengan berdiri di atas ban berjalan atau berjalan kaki. Terowongan yang mengelilingi akuarium raksasa ini memiliki panjang sekitar 70 m. Selain melalui terowongan, ikan-ikan di dalam alcuarium itu juga bisa dilihat dari amphitheatre. Sisi akuarium yang menghadap ke-dua ruang itu memiliki jendela dengan ukuran cukup besar yang terbitat dari bahan akrilik. Jendela yang menghadap amphitheater berukuran 3 m x 8 m dengan ketebalan 200 mm.
Main tank ini terletak di bagian tengah, tidak jauh dari pintu keluar, mengingat akuarium itu merupakan atraksi puncak pada bangunan akuarium ini. Setelah melewati atraksi itu, pengunjung memang diusahakan dengan mudah mendapatkan pintu keluar sehingga kerumunan massa yang berlebihan. Pada keadaan yang tidak terlalu padat, jelas Yani, pengunjung dimungkinkan mengulang penjelajahannya dengan kembali mengitari ruang pamer (display hall) dan seterusnya. Hal itu dimungkinkan dengan membuka folding door yang merupakan penyekat antara ruang pamer dan hall akuarium raksasa dan amphitheatre.
Berdasarkan suatu tema
Penyajian atraksi di ruang pamer mengikuti satu tema tertentu, yakni mulai dari ikan air tawar menuju ikan air laut, mulai ikan di daerah hulu kemudian turun ke daerah rawa terus ke permukaan laut hingga ke laut dalam. Keduabelas akuarium di ruang pamer dikelompokkan kedalam 2 tema besar, yakni kelompok akuarium dengan ikan air tawar (fresh water fish) dan kelompok akuarium dengan ikan air laut (salt water fish). Jadi, area pertama yang dimasuki pengunjung adalah Dunia Air Tawar. Di area ini dapat dinikmati ikan-ikan air tawar yang terdapat pada 4 buah akuarium. Selanjut-nya, pengunjung akan memasuki Dunia Samudra, yang merupakan area dimana terdapat 6 buah akuarium berisi ikan air laut. Di Dunia Samudra ini, selain akuarium yang berisi ikan-ikan air laut, juga terdapat 3 buah akuarium kecil yang berisi mikroorganisme laut seperti plankton. Dunia Mikrobiologi Laut ini dapat dilihat melalui sarana pembesaran bioscanner. Hasil pembesaran itu dapat dilihat melalui televisi.
Diantara kedua "dunia" itu terdapat daerah peralihan yang merupakan daerah rawa. Sesuai sifatnya sebagai daerah peralihan, hewan yang disajikan di sini juga yang bisa hidup di dua dunia, yaitu buaya. Buaya ini ditempatkan pada akuarium setengah lingkaran yang berukuran cukup besar. Interior masing-masing "dunia" itu diolah sesuai dengan temanya. Dunia Air Tawar diolah dengan konsep hutan tropis. Area itu muncul dengan sejumlah pohon yang cukup rindang, langit-langit yang diselesaikan oleh dedaunan serta dilengkapi oleh air terjun. Suara gemercik air dan kicauan burung dan dengan penerangan yang temaram di area ini sangat mendukung munculnya suasana hutan tropis. Area ini untuk beberapa hal dapat dianggap kritis. Ia harus cukup luas untuk mampu menampung pengunjung yang masuk, sekaligus harus menciptakan suasana untuk mempersiapkan Pengunjung memulai penjelajahannya di dunia air.
Sedangkan Dunia Samudera diolah dengan konsep samudera. Dinding-dinding di area ini diolah seperti batu karang. Suasana area ini disemaraki oleh dekorasi gantung bergambar hewan air seperti ikan dan binatang laut lainnya. Gaya festival secara konsisten diterapkan pada interior ruang pamer ini.
Semangat dan emosi pengunjung sangat dijaga di sini. Untuk itu pada titik-titik ter-tentu dibuat suatu kejutan. Akuarium pertama, misalnya, memiliki ukuran cukup besar dan dilengkapi dengan air terjun. Kemudian, setelah melewati 3 buah akuarium lainnya, pengunjung memperoleh kejutan lagi pada akuarium ke-lima. Pada akuarium yang berbentuk setengah lingkaran ini terdapat beberapa ekor buaya. Atraksi buaya merupakan elemen yang penting mengingat buaya selalu menarik perhatian. Hadirnya buaya ini memberi kekhasan pada SeaWorld, mengingat bangunan akuarium lain di luar negeri tidak memiliki buaya.
Kejutan lain diperoleh pada akuarium ke 11 yang memiliki bentuk yang spektakuler yakni setengah lingkaran utuh. Selain bentuknya yang unik, akuarium ini juga memiliki jendela pandang yang cukup lebar. Akuarium ini berisi ikan-ikan hiu kecil (baby shark) dan ikan-ikan pari (stingray), juga telur ikan-ikan tersebut. Akuarium ke 12 juga memiliki bentuk unik, yakni lingkaran penuh dengan diameter 4 m. Akuarium yang dapat dilihat dari ruang pamer maupun dari arah arnphitheatre ini berisi koral-koral yang berwarna-warni. Untuk desain interior, Lippoland menggunakan jasa kon-sultan spesialis exhibition designer yakni David L. Manwarren dari Los Angeles.
Dalam pengoperasiannya, jelas Heryani, Lippoland bekerja sama dengan Coral World International (CWI) yang telah berpengalaman dalam bisnis aktrarium di beberapa negara besar. Mr. Simon Lyas dari CWI yang ditunjuk sebagai General Manager SeaWorld turut pula terlibat selaku konsultan sejak tahap perencanaan. Antara lain dalam memberikan pengarahan yang berkaitan dengan exhibition conceptual yakni mengenai jenis-jenis fasilitas yang ditampilkan sampai dengan macam ikan dan operational activity.[2]
Pranala luar
- ^ "::: SeaWorld :::". web.archive.org. 2003-05-04. Archived from the original on 2003-05-04. Diakses tanggal 2022-09-08.
- ^ Majalah Konstruksi Nomor 192 (1994), diakses tanggal 2022-11-03