Bidara laut
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Bidara laut atau Strychnos lucida adalah salah satu anggota famili Loganiaceae.[1] Nama bidara laut adalah nama dagang, tumbuhan ini sering dijual dalam bentuk serutan kayu.[1] Di daerah Sumatra, tumbuhan ini biasa disebut bidara putih, bidara pahit, dan kayu ular.[1] Semestara itu, di Jawa, tumbuhan ini disebut dara putih dan dara gunung.[1] Lain halnya dengan dimadura, meskipun di madura ada yang menyebut dengan bidara gunung seperti di Jawa, tetapi tumbuhan ini juga disebut buin dan songga di Madura.[1] Orang Bugis menyebutnya aju mapai atau bidara mapai.[1] Tumbuhan ini biasa digunakan dengan cara diseduh atau direbus.[1] Kayu bidara biasanya digunakan untuk mengobati penyakit malaria, demam, sakit kulit, reumatik, seriawan, dan juga untuk cuci darah.[1] Bagian batang tumbuhan bidara laun mengandung strikhnin, dan brusin.[2] Dalam pengobatan dengan cara tradisional, penggunaan kayu bidara laut sering kali digunakan bersama dengan simplisia lain.[2] Simplisia lain yang diseduh atau direbus bersama bidara laut bisa satu atau lebih.[2] Di Indonesia, bidara laut banyak ditemukan di Nusa Tenggara Barat dan Bali [3]
Referensi
- ^ a b c d e f g h Suharmiati, Suharmiati. Menguak Tabir dan Potensi Jamu Gendong. Jakarta: Agro Media. hlm. 8.
- ^ a b c Handayani, Lestari. Tanaman Obat untuk Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan. Jakarta: Agro Media. hlm. 68.
- ^ "Aktivitas Antimalaria Ekstrak Kayu Bidara Laut (Antimalarial Activity of Bidara Laut Wood Extracts)". webcache.googleusercontent.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-03. Diakses tanggal 2022-02-02.