Entimem
Entimem (bahasa Yunani: ἐνθύμημα, enthumēma) adalah silogisme retorik yang digunakan dalam bahasa percakapan. Awalnya dirumuskan oleh Aristoteles, terdapat empat jenis entimem, setidaknya dua yang dijelaskan dalam karya Aristoteles.[1]
Aristoteles menjelaskan entimem sebagai "raga dari bukti", "bukti retorik yang paling kuat...sejenis silogisme" (Rhetoric I.I.3,11). Dia menganggapnya sebagai satu dari dua jenis pembuktian, satunya adalah paradigma.
Silogisme dengan sebuah premis yang tidak disebutkan
[sunting | sunting sumber]Jenis pertama entimem adalah potongan silogisme, atau silogisme dengan premis yang tidak disebutkan.
Berikut contoh dari entimem yang berasal dari silogisme melalui pemotongan (pemendekan) dari silogisme:
- "Socrates tidak kekal karena dia manusia."
- Bentuk baku lengkap akan menjadi:
- Semua manusia tidak kekal. (premis mayor – tidak disebutkan)
- Socrates adalah manusia. (premis minor – disebutkan)
- Maka, Socrates tidak kekal. (kesimpulan – disebutkan)
Meski silogisme dapat menata semua premis dan kesimpulan dengan jelas, jenis entimem ini tidak menyebutkan setidaknya satu premis atau kesimpulan.
Silogisme berdasarkan tanda
[sunting | sunting sumber]Dalam Art of Rhetoric, Aristoteles berpendapat bahwa beberapa entimem berasal dari silogisme yang berdasarkan tanda (semeia) daripada fakta mutlak.
Pada bahasan ini, tanda adalah "hal-hal yang sangat erat kaitannya sehingga keberadaan atau tidaknya menunjukkan ada tidaknya hal lain."[2] Berikut contohnya.
- "Dia sakit, semenjak dia terkena batuk."
- "Sejak dia punya anak, dia telah melahirkan."
Pada contoh tersebut, "terkena batuk" dan "punya anak" masing-masing merupakan tanda dari sakit atau melahirkan. Pada kedua contoh entimem hanya mungkin benar karena terdapat sumber lain dari batuk dan punya anak selain patogen dan melahirkan, seperti alergi dan adopsi anak.
Silogisme yang pembacanya memberikan premis
[sunting | sunting sumber]Jenis ketiga dari entimem terdiri dari silogisme dengan sebuah premis yang hilang yang kemudian diberikan oleh pembacanya sebagai anggapan.
Contoh dari jenis entimem ini sebagai berikut:
- "Candide adalah novel bahasa Prancis; karenanya bersifat vulgar."
Pada bahasan ini, term silogisme yang hilang adalah "Novel bahasa Prancis bersifat vulgar" dan dapat menjadi anggapan yang dianggap oleh pembaca yang akan masuk akal dengan argumen entimem.
Entimem visual
[sunting | sunting sumber]Jenis terakhir dari entimem adalah entimem visual.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Daftar referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Benoit, William (Winter 1982). "The Most Important Passage in Aristotle's Rhetoric". Rhetoric Society Quarterly. 12 (1): 2–9.
- ^ "Reasoning". University of Pittsburg. 2008-08-21. Diakses tanggal 25 Juli 2016.
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |