Lompat ke isi

Perang Musim Dingin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 3 Maret 2023 11.30 oleh Badak Jawa (bicara | kontrib) (Membalikkan revisi 23058729 oleh 103.255.156.99 (bicara) dilarang mengganti angka tanpa adanya referensi yang valid)
Perang Musim Dingin
Bagian dari Perang Dunia II

Pasukan Finlandia dengan senapan mesinnya selama Perang Musim Dingin.
Tanggal30 November 1939 - 13 Maret 1940
LokasiFinlandia Timur
Hasil Perdamaian Interim
Perubahan
wilayah
Perjanjian Perdamaian Moskwa
Pihak terlibat
 Finlandia  Uni Soviet
Tokoh dan pemimpin
Finlandia Carl Gustaf Emil Mannerheim Uni Soviet Kliment Voroshilov
Uni Soviet Semyon Timoshenko
Kekuatan
250.000 orang
30 tank
130 pesawat tempur[1][2]
1.000.000 orang
6.541 tank [3]
3.800 pesawat tempur[4][5]
Korban
26.662 tewas
39.886 terluka
1.000 ditangkap[6]
126.875 tewas atau hilang (perkiraan)
264.908 terluka
5.600 ditangkap[7]
2,268+ tank[8]

Perang Musim Dingin (Finlandia: talvisota, Swedia: vinterkriget, Rusia: Советско-финская война (Sovyetsko-finskaya voĭna), juga disebut Perang Soviet-Finlandia atau Perang Rusia-Finlandia[9]) adalah perang yang dimulai ketika Uni Soviet, yang dipimpin oleh Joseph Stalin, menyerang Finlandia pada tanggal 30 November 1939, tiga bulan setelah invasi Jerman ke Polandia yang memulai Perang Dunia II. Karena serangan ini dianggap ilegal, Uni Soviet dikeluarkan dari Liga Bangsa Bangsa pada tanggal 14 Desember. Stalin memperkirakan akan menguasai seluruh Finlandia pada akhir tahun 1939, tetapi perlawanan Finlandia membuat frustrasi pasukan Soviet, yang jumlahnya lebih besar 4:1, 200:1 tank dan 30:1 pesawat tempur.[4] Finlandia terus bertahan sampai Maret 1940 berkat semua pasukan Finlandia memiliki keahlian menembak terutama Simo Häyhä, ketika Perjanjian Perdamaian Moskwa ditandatangani dan mengurangi 10% teritori Finlandia dan 20% kapasitas industri ke Uni Soviet.

Latar Belakang

Setelah bersama-sama dengan Hitler menyerang Polandia pada bulan September 1939, maka Stalin berdasarkan pertimbangan geopolitik dan strategi memaksa Estonia, Lithuania, dan Latvia, untuk mengadakan perjanjian untuk bersukutu dengan Uni Soviet. Ini berarti negara-negara itu melepaskan netralitas mereka untuk berperang dengan Uni Soviet dalam peperangan yang akan pecah di antara Uni Soviet dan Jerman Nazi.

Namun Finlandia yang lebih bersimpati pada Jerman daripada Rusia memilih untuk bersikap netral. Karena beranggapan Jerman letaknya sangat jauh sedangkan batas Rusia hanya beberapa puluh kilometer saja. Tetapi netralitas Finlandia tidak bisa diterima Stalin. Finlandia terletak hanya 32 kilometer dari Leningrad, artinya tidak ada rintangan berarti jika Jerman kelak menyerbu dari jurusan Finlandia ke arah Leningrad. Karena alasan itu, Stalin memberi tuntutan yang sulit untuk Finlandia.

Tuntutan Stalin

Bulan Oktober 1939, Stalin menuntut kepada Finlandia untuk menyerahkan pulau Hanko, Koivisto, dan beberapa pulau lain seperti Lavansari, Tyrtaersaari, Seiskari, dan semua pulau-pulau di Teluk Finlandia. Di samping ini Stalin menuntut penyerahan sebagian dari semenanjung dekat Petsamo, di sebelah utara Finlandia, Rybachi. Lebih jauh Rusia supaya perbatasannya di Tanah genting Karelia yang letaknya berdekatan dengan Leningrad digeser. Dan sebagai imbalannya, Rusia menawarkan sebagian wilayahnya untuk ditukar, wilayah yang tidak begitu strategis.

Akan tetapi Finlandia beranggapan bahwa wilayah yang dituntut oleh Rusia juga memiliki nilai strategis yang sama bagi Rusia, sehingga awalnya Finlandia menolak. Tetapi akhirnya Finlandia perlahan-lahan bersedia menyerahkan pulau-pulau di Teluk Finlandia, kecuali pulau Hanko. Mengenai perbatasannya dengan Leningrad, Finlandia masih dapat menerimanya. Pada umumnya Finlandia bersedia memberi konsensi sebanyak dua per tiga tuntutan Stalin, kecuali pulau Hanko. Jelaslah bahwa perundingan ini pasti gagal.

Manuver Rusia

Pada tanggal 30 November 1939, tentara Rusia menyerang Finlandia tanpa menyatakan perang. Ibu kota Helsinki dibom. Ketika Rusia berhasil menduduki sebagian wilayah Finlandia, mereka lalu membentuk sebuah pemerintah boneka di bawah pimpinan Kuusinen, seorang komunis Finlandia yang melarikan diri tahun 1918 ke Rusia.

Liga Bangsa-Bangsa yang diminta Finlandia untuk turun tangan untuk mengadakan gencatan senjata, memanggil Rusia di Genewa, namun panggilan itu ditolak. Rusia beranggapan bahwa mereka tidak memulai peperangan, karena mengadakan hubungan yang bersifat damai dengan Pemerintahan Demokrat Finlandia, yang dipimpin oleh Kuusinen. Pemerintahan yang juga meminta tentara Rusia untuk memasuki wilayah Finlandia. Liga Bangsa-Bangsa lalu mengeluarkan Rusia dari Organisasi Internasional tersebut.

Jalannya Peperangan

Pasukan ski Finlandia

Soviet menyerang dari empat jurusan. Tapi pusat serangan terhadap pertahanan Finlandia adalah di Isthmus Karelia, dimana Tentara Merah ke-7 menyerang dengan 12 Divisi biasa dan sejumlah brigade berlapis baja yang diperlengkapi banyak meriam. Di sebelah utara Danau Ladoga Tentara Merah ke-9 yang terdiri dari lima divisi. Mereka berada di daerah lebih di utara lagi, dengan maksud mencapai kota Kemi untuk memutuskan hubungan Finlandia dengan Swedia, jika negara ini berani melepaskan netralitasnya.

Tentara Merah ke-14 bergerak ke arah kota Petsano di ujung utara, dengan kekuatan dua divisi. Bermaksud untuk menyergap datangnya bantuan dari luar negeri. Suatu usaha yang tidak perlu, karena tidak ada yang perlu disergap. Finlandia hanya mampu menyediakan 10 divisi biasa. Finlandia sangat bergantung pada keadaan alamnya untuk menahan gerak maju Tentara Merah, Finlandia juga membangun serentetan benteng yang tersebar di daerah sepanjang seluruh Isthmus Kaleria, Mannerheim Lini, diambil dari nama Carl Mannerheim.

Di front sebelah utara dari Danau Lagoda dimana Tentara Merah ke-8 dihancurkan di samping sebagian dari Tentara Merah ke-9. Di Petsamo, Soviet juga dikalahkan. Keberhasilan Finlandia terletak pada ski, yang bergerak cepat di tanah yang bersalju. Sedangkan Uni Soviet dengan perlengkapan beratnya terpaku di jalan-jalan besar dan tidak bisa mengadakan manuver.

Kemenangan ini hanya sementara, Soviet segera mengubah taktiknya. Pakaian serdadu Tentara Merah yang tadinya berat, sehingga merintangi gerak-gerik, diganti dengan seragam yang ringan. Tank yang lebih berat dimajukan di medan perang. Pemboman pada barisan belakang Finlandia diperhebat. Setelah bertempur selama tiga bulan, Mannerheim mengaku kalah pada tanggal 13 maret 1940. Tentara Rusia menang setelah memuntahkan delapan juta peluru meriam.

Syarat-syarat perdamaian sangat berat, Pulau Hanko jatuh di tangan Stalin bersama pulau-pulau serta wilayah lain yang dituntutnya sebelum perang. Pemerintahan Demokrasi Finlandia di bawah pimpinan Kuusinen disingkirkan oleh Stalin, suatu kebiasaan lama Stalin.

Akibat

Meskipun perang Finlandia terjadi di ujung benua Eropa, pengaruhnya terasa sampai meja kerja Hitler. Karena politiknya yang pro-Rusia, maka di Swedia dan Norwegia rakyatnya bersikap anti-Jerman. Tetapi kedua negara itu khawatir dengan sukses Stalin di Finlandia akan meluaskan pengaruhnya sampai Skandinavia.

Sikap anti-Jerman dan anti-Rusia ini dapat mengakibatkan Norwegia melepaskan politik netralitasnya dan memihak pada Sekutu. Maka ini makin memperkuat keputusan Hitler untuk menyerang Norwegia dalam bulan April 1940.

Catatan kaki

  1. ^ Pentti Virrankoski, Suomen Historia 2, 2001, ISBN 951-746-342-1, SKS
  2. ^ Erkki Käkelä, Laguksen miehet, marskin nyrkki: Suomalainen panssariyhtymä 1941-1944, 1992, ISBN 952-90-3858-5, Panssarikilta
  3. ^ Kantakoski, Punaiset panssarit - Puna-armeijan panssarijoukot 1918-1945, p. 260
  4. ^ a b Tomas Ries, Cold Will - The Defense of Finland, 1988, ISBN 0-08-033592-6, Potomac Books
  5. ^ Ohto Manninen, Talvisodan salatut taustat, 1994, ISBN 952-90-5251-0, Kirjaneuvos, using declassified Soviet archive material, Manninen found 12 previously unrecognized infantry divisions ordered to Finnish front
  6. ^ Finnish Defence College, Talvisodan historia 4, p.406, 1991, ISBN 951-0-17566-8, WSOY, The dead includes 3,671 badly wounded who died after the war without leaving the hospital, some several years after the war.
  7. ^ G.F. Krivosheev, Soviet Casualties and Combat Losses in the Twentieth Century, 1997, ISBN 1-85367-280-7, Greenhill Books
  8. ^ Kantakoski, p. 286
  9. ^ "Russo-Finnish War". Encarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-07-17. Diakses tanggal 2006-07-11. 

Daftar pustaka

  • Engle, Eloise; Paananen, Lauri (1992). The Winter War: The Soviet Attack on Finland 1939-1940. Stackpole Books. ISBN 0-8117-2433-6.
  • Jakobson, Max (1961). The Diplomacy of the Winter War: An Account of the Russo-Finnish War, 1939-1940. Cambridge, MA: Harward University Press.
  • Öhquist, Harald (1949). Talvisota minun näkökulmastani. Helsinki: WSOY. (in Finnish)
  • Ries, Tomas (1988). Cold Will: Defence of Finland. Brassey's. ISBN 0-08-033592-6.
  • Schwartz, Andrew J. (1960). America and the Russo-Finnish War. Washington, D.C.: Public Affairs Press.
  • Trotter, William R (1991). A Frozen Hell: The Russo-Finnish Winter War of 1939-1940 (also published as The Winter War). Algonquin Books of Chapel Hill. ISBN 1-56512-249-6.
  • Van Dyke, Carl (1997). The Soviet Invasion of Finland, 1939-40. Frank Cass Publishers. ISBN 0-7146-4314-9.
  • Vehviläinen, Olli (2002). Finland in the Second World War: Between Germany and Russia. New York: Palgrave. ISBN 0-333-80149-0.

Pranala luar