Gunung Tua Julu, Panyabungan, Mandailing Natal
Gunung Tua Julu | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatra Utara |
Kabupaten | Mandailing Natal |
Kecamatan | Panyabungan |
Kode pos | 22918 |
Kode Kemendagri | 12.13.01.2008 |
Luas | 271,87 Ha |
Jumlah penduduk | 1.523 jiwa |
Kepadatan | ... jiwa/km2 |
Gunung Tua Julu merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Panyabungan, kabupaten Mandailing Natal, provinsi Sumatra Utara, Indonesia.
Sejarah
Dahulu sebelumnya Desa Gunung Tua hanya 2 (dua) bagian, yakni Desa Gunung Tua dan Desa Iparbondar. Kemudian pada tahun 1990-an, Desa Gunung Tua melepaskan Aek Horsik yang sekarang mengubah nama menjadi Desa Sarak Matua, pada tahun 2000, Sopo Batu melepaskan diri dari Desa Iparbondar. Satu tahun kemudian Desa Iparbondar menjadi dua bagian, yang pertama Desa Iparbondar dan kedua Desa Panggorengan, pada tahun yang sama. Desa Gunung Tua menjadi empat bagian, yaitu: Desa Gunung Tua Lumban Pasir, Desa Gunung Tua Jae, Desa Gunung Tua Tonga, dan Desa Gunung Tua Julu. Supaya tidak terjadi perpecahan tali silatulrahmi antara Gunung Tua Lumban Pasir, Desa Gunung Tua Jae, Desa Gunung Tua Tonga, Desa Gunung Tua Julu, dan Iparbondar, serta Panggorengan, maka dibentuklah suatu ikatan pemersatu yang disebut Desa Gunung Tua Raya.[butuh rujukan]
Asal muasal nama Gunung Tua ini belum ada yang tahu persis, dan apa maksud dari nama Gunung Tua padahal di Gunung Tua tidak ada gunung yang menjulang tinggi, hanya terdiri dari 40% dari dataran rendah, 50% perbukitan dan 10% dataran tinggi. Desa Gunung Tua Julu adalah pemekaran Desa Gunung Tua dari Lorong VIII dan Lorong IX.[butuh rujukan]
Pada tahun 1980-an sampai tahun 2005, Desa Gunung Tua Julu terkenal akan tempat wisata alam yang dialiri Sungai Aek Ranto Puran yang sering dijadikan tempat pemandian alam, terletak kira-kira 2 km arah timur, tempat ini sangat identik dengan bebatuan yang besar dan air yang dalam (lubuk) kadang-kadang kedalaman air mencapai 3 meter, karena banyaknya batu-batu besar dan kadalaman air yang dalam, orang lokal sering menyebut tempat itu dengan nama Lubuk Sigaja, tempat ini sangat tersohor di daerah Panyabungan, sehinnga orang dari luar Gunung Tua Raya sering melepas kelelahan pada akhir pekan dengan mandi bersama-sama. Namun tempat itu sudah ditutup dan tidak boleh digunakan sebagai tempat wisata lagi sejak tahun 2006.