Lompat ke isi

Konseling multikultural

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 20 Maret 2023 11.44 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (mengurangi pemakaian istilah bahasa asing yang sudah memiliki padanan dalam bahasa Indonesia)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Konseling multikultural adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan salah satu praktek konseling tertentu yang pada dasarnya bertujuan untuk mencari dan memperoleh pemahaman mengenai bagaimana sebuah kebudayaan tertentu dan identitas seseorang dapat mempengaruhi kesehatan mental suatu individu dan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hubungan seorang konseli dengan konseling yang akan dilakukan oleh konselor.[1] Hubungan baik yang terjalin antara seorang konselor dan konseli dalam suatu proses konseling memerlukan empati yang tinggi dari seorang konselor, terutama dalam konteks konseling multikultural. Hal tersebut akan membantu seorang konselor dapat lebih memahami cara pandang konseli melalui perspektif konseli itu sendiri.[2]

Diantara aspek-aspek kebudayaan yang menjadi patokan dalam konseling multikultural adalah identitas gender, orientasi seksual, usia, sosioekonomi status, agama/keyakinan dan kemampuan yang mungkin berperan dalam konteks kesehatan mental dan isu personal yang berkaitan dengan konseli/individual.[3] Konseling multikultural pada intinya adalah salah satu cara untuk mengapreasiasi keberagaman yang ada pada setiap individu.[1] Seorang konselor yang memiliki kompetensi dalam hal ini juga disebut dengan istilah a diversity-competent-counselor. [4]

Area kompetensi konselor

[sunting | sunting sumber]
Konseling multikultural

Seorang konselor yang handal dalam praktek konseling multikultural harus mempunyai kompetensi yang meliputi beberapa area seperti, keyakinan dan sikap (beliefs and attitudes), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skills). Pertama, seorang konselor multikultural yang efektif dituntut sudah mempunyai salah satu kemajuan. Diantaranya kemajuan dari ketidaksensitifan dalam menilai suatu kebudayaan. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa mereka tidak mengalami pandangan yang bias dalam proses konseling. Kedua, seorang konselor multikultural yang handal mempunyai pengetahuan mengenai aspek tertentu mengenai kebudayaan dan seorang konselor multikultural yang profesional memiliki kemampuan tertentu yang berkaitan dengan keberagaman kebudayaan dalam menjalankan perannya dalam mendidik dan memberikan terapi kepada konseli.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "What is Multicultural Counseling & Why Is It Important?". Northeastern University Graduate Programs (dalam bahasa Inggris). 2021-05-31. Diakses tanggal 2022-05-04. 
  2. ^ Nuzliah, Nuzliah (2016-12-02). "COUNSELING MULTIKULTURAL". JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling. 2 (2): 201–214. doi:10.22373/je.v2i2.816. ISSN 2460-5794. 
  3. ^ "Why Multicultural Counseling is Essential to a Therapist". www.alliant.edu. Diakses tanggal 2022-05-04. 
  4. ^ a b Corey, Gerald (2009). Theory and practice of counseling and psychotherapy. Belmont: Brooks/Cole. hlm. 25 - 26. ISBN 978-0-495-10208-3.