Lompat ke isi

Hwanung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 Maret 2023 02.06 oleh Nyilvoskt (bicara | kontrib) (Pengembalian suntingan oleh VI56SA (bicara) ke revisi terakhir oleh InternetArchiveBot)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Hwanung (환웅; 桓雄) (Wakil Dewa Tertinggi) merupakan seorang figur penting di dalam sebuah mitologi asal Korea. Ia memainkan peranan sentral di dalam kisah Dangun Wanggeom (단군왕검; 檀君王儉), pendiri legendaris Gojoseon, kerajaan pertama di Korea. Hwanung adalah putra Hwanin (환인; 桓因), "Dewa Langit". Bersama dengan para menterinya awan, hujan, dan angin, ia menginstitusi kode-kode hukum dan moral dan mengajarkan manusia berbagai seni, obat-obatan dan pertanian.

Kreasi Mitos

[sunting | sunting sumber]

Menurut kreasi mitos Dangun, Hwanung merindukan untuk tinggal di bumi di antara bukit-bukit dan pegunungan. Hwanin mengizinkan Hwanung dan 3000 pengikutnya untuk berangkat dan mereka turun dari langit ke pohon cendana di Gunung Baekdu, yang kemudian disebut Gunung Taebaek (태백산; 太伯山). Disana Hwanung mendirikan Sinsi (신시; 神市, "Kota Dewa") dan memberi dirinya sendiri sebuah gelar Raja Langit. Di sebuah goa dekat pohon cendana tinggal seekor beruang dan seekor harimau yang datang setiap hari ke pohon itu untuk berdoa kepada Hwanung. Suatu hari Hwangung memberi beruang dan harimau itu dua puluh umbi bawang putih dan beberapa mugwort dari surga. Hwanung menjanjikan bila mereka hanya memakan bawang putih dan mugwort yang ia berikan dan tinggal di dalam goa dan tertutup dari matahari selama seratus hari maka ia akan membuat mereka menjadi manusia.[1]

Beruang dan harimau itu setuju dan mereka kembali ke dalam goa, namun sang harimau itu sangat kelaparan dan tidak sabar menunggu, ia lalu pergi meninggalkan goa tersebut sebelum seratus hari. Namun sang beruang tetap tinggal dan pada hari ke seratus satu ia berubah wujud menjadi seorang wanita yang cantik, yang dengan senang hati memberikan Hwanung persembahan. Dengan lewatnya waktu wanita tersebut menjadi kesepian dan berdoa pada Hwanung agar ia diperbolehkan memiliki seorang anak. Hwanung menjadikannya sebagai istrinya dan memberi nama putranya Dangun, sebuah nama yang memiliki dua arti: "Pangeran Altar" dan cendana. Dangun akhirnya sampai di P'yongyang dan mendirikan Gojoseon disana.[2]

Lihat Pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]