Lompat ke isi

Pemberantasan penyakit menular

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 Maret 2023 22.21 oleh Rudiwaka (bicara | kontrib) (+{{Pemberantasan penyakit menular}})
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Seorang anak yang menderita variola. Pada 1979, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan eradikasi global variola. Penyakit ini merupakan satu-satunya penyakit pada manusia yang telah dieradikasi secara global.

Eradikasi atau pemberantasan adalah pengurangan prevalensi penyakit menular pada populasi inang global menjadi nol.[1] Istilah ini terkadang dikelirukan dengan eliminasi, yaitu pengurangan prevalensi penyakit menular pada populasi regional menjadi nol, atau pengurangan prevalensi global ke jumlah yang dapat diabaikan. Kekeliruan lebih lanjut muncul dari penggunaan istilah eradikasi untuk merujuk pada penghilangan total patogen dari tubuh seseorang (juga dikenal sebagai pembersihan infeksi), terutama dalam konteks HIV dan virus tertentu lainnya, ketika metode penyembuhan tersebut diupayakan.

Pemilihan penyakit menular yang akan diberantas didasarkan pada kriteria yang ketat, karena karakter biologis dan teknis suatu organisme patogen menentukan apakah organisme tersebut (setidaknya berpotensi) dapat diberantas. Organisme yang ditargetkan tidak boleh memiliki reservoir nonmanusia (atau, dalam kasus penyakit hewan, reservoir infeksi harus merupakan spesies yang mudah diidentifikasi, seperti dalam kasus penyakit sampar sapi), dan/atau mampu memperbanyak diri di lingkungan. Hal ini menyiratkan bahwa informasi tentang siklus hidup dan dinamika penularan organisme tersebut cukup tersedia pada saat program pemberantasan mulai dijalankan. Intervensi yang efisien dan praktis (seperti vaksin atau antibiotika) harus tersedia untuk menghentikan penularan agen infeksi. Studi penyakit campak di era pravaksinasi memunculkan konsep ukuran komunitas kritis, yaitu jumlah populasi minimum yang memungkinkan patogen berhenti beredar.[2] Penerapan program vaksinasi sebelum program pemberantasan penyakit dimulai dapat mengurangi populasi yang rentan. Penyakit yang akan diberantas harus dapat diidentifikasi dengan jelas, dan alat diagnostik yang akurat harus ada. Pertimbangan ekonomi, serta dukungan dan komitmen politik serta masyarakat umum, merupakan faktor penting lainnya yang menentukan kelayakan pemberantasan penyakit.[3][4]

Dua penyakit menular telah berhasil diberantas: variola dan sampar sapi. Empat program pemberantasan penyakit saat ini sedang berjalan, yang menargetkan poliomielitis, frambusia, dracunculiasis, dan malaria. Lima penyakit menular telah diidentifikasi pada April 2008 sebagai penyakit yang berpotensi untuk diberantas dengan teknologi saat ini oleh Satuan Tugas Internasional Carter Center untuk Pemberantasan Penyakit: campak, gondong, rubela, filariasis limfatik, dan sistiserkosis.[5]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dowdle WR (1998). "The principles of disease elimination and eradication". Bulletin of the World Health Organization. 76 Suppl 2 (S2): 22–5. PMC 2305684alt=Dapat diakses gratis. PMID 10063669. 
  2. ^ Bartlett MS (1957). "Measles periodicity and community size". J. R. Stat. Soc. Ser. A (120): 48–70. 
  3. ^ Dowdle, Walter; Cochi, Stephen L (editors) (2011). Disease Eradication in the 21st Century. Implications for Global Health. The MIT Press, Cambridge, MA
  4. ^ Rinaldi A (March 2009). "Free, at last! The progress of new disease eradication campaigns for Guinea worm disease and polio, and the prospect of tackling other diseases" (PDF). EMBO Reports. 10 (3): 215–21. doi:10.1038/embor.2009.19. PMC 2658554alt=Dapat diakses gratis. PMID 19255577. 
  5. ^ "Diseases considered as candidates for global eradication by the International Task Force for Disease Eradication" (PDF). Cartercenter.org. Diakses tanggal 2011-03-16.