Alat peraga Montessori
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada November 2020. |
Alat peraga Montessori adalah alat peraga yang digunakan dalam pendidikan Montessori hasil rancangan seorang dokter dari Italia bernama Maria Montessori.[1] Pendidikan Montessori muncul melalui sebuah sekolah bagi anak-anak yang kurang beruntung dalam bidang finansial yang bernama Casa Dei Bambini atau rumah anak-anak.[1] Melalui Casa Dei Bambini inilah Montessori banyak mengamati perilaku anak dan menuangkan hasil pengamatannya ke dalam alat peraga yang terinspirasi dari alat peraga Itard dan Seguin.[1]
Filosofi alat peraga Montessori
[sunting | sunting sumber]Ungkapan "Ajari, mengajari bukan mengoreksi" memiliki arti bahwa mengoreksi memang akan lebih cepat memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh siswa, tetapi akan menimbulkan catatan mental pada anak tentang ketidaksempurnaan sesuatu yang dikerjakan oleh anak tersebut.[2] Catatan mental tersebut akan membuat anak menjadi takut salah, lebih baik jika anak tersebut menyadari ketidak sempurnaan yang terjadi melalui dirinya sendiri atau alat yang dipakainya sendiri.[2] Ada tiga prinsip yang harus tetap diperhatikan dalam menerapkan metode Montessori, yaitu penataan ruang, pengamatan, dan kebebasan individu.[3] Penataan ruang disesuaikan dengan karakter dan kondisi fisik anak.[3] Semua material harus aman untuk anak-anak. Dalam belajar tidak ada unsur pemaksaan, setiap individu bebas memilih apa saja yang ingin mereka pelajari tanpa ada sidikit pun tekanan dari orang dewasa.[3]
Latar belakang penggunaan alat peraga Montessori
[sunting | sunting sumber]Penerapan pendekatan Montessori selalu berkaitan dengan alat peraga.[4] Alat peraga merupakan salah satu ciri dari pendekatan Montessori.[4] Montessori merancang dan membuat sendiri alat peraga sesuai dengan hasil pengamatannya dan mengacu pada alat yang dibuat oleh Itard dan Seguin.[5] Pitamic dalam bukunya yang berjudul “Ajari Aku Melakukannya Sendiri” menyatakan bahwa Montessori melalui pengamatannya berpendapat bahawa matematika adalah konsep yang abstrak sehingga supaya anak dapat memahami dengan baik harus dibuat senyata mungkin.[6] Alat peraga montessori merupakan salah satu alat yang digunakan untuk membuat materi menjadi lebih nyata.[6] Materi yang tersaji menggunakan alat peraga Montessori menjadi lebih nyata sehingga akan mudah dipahami oleh anak-anak karena sesuai dengan perkembangan kognitif anak.[6]
Manfaat alat peraga Montessori
[sunting | sunting sumber]Lillard mengatakan bahwa alat peraga matematika Montessori tidak disusun untuk mengajar matematika.[7] Alat peraga Montessori dirancang untuk membantu anak mengembangkan pikiran matematika yang meliputi kemampuan memahami perintah dan urutan.[7] Alat peraga Montessori juga dirancang untuk membantu anak memiliki kemampuan untuk menempatkan secara bersamaan mengenai hal yang telah diketahui.[7] Alat peraga Montessori dirancang secara sederhana, manarik, dan memberi kesempatan anak untuk mengeksplorasi, melatih anak belajar secara mandiri, dan memperbaiki kesalahannya sendiri.[8] Alat peraga yang menarik akan menarik perhatian anak untuk menggunakannya atau untuk mencoba alat peraga tersebut untuk memenuhi rasa ketertarikan dan rasa ingin tahu anak-anak.[8] Alat peraga montessori sisusun sederhana supaya mudah untuk digunakan anak-anak, selain itu juga supaya anak dapat menggunakan alat tersebut secara mandiri dan menemukan pengetahuan yang dipelajari melalui alat peraga tersebut sendiri.[8]
Karakteristik alat peraga Montessori
[sunting | sunting sumber]Alat peraga Montessori memiliki empat karakter khusus, yaitu swadidik swakoreksi, bergradasi, dan menarik.[9]
- Swadidik
Alat peraga Montessori dirancang sesuai dengan perkembangan anak, baik dalam hal perkembangan psikologi maupun fisiknya.[10] Hal tersebut ditujukan supaya anak dapat belajar secara mandiri.[10] Sebagai contoh adalah alat peraga Montessori tentang perkalian untuk usia 9 tahun rancang dengan menggunakan manik-manik untuk mengkonkritkan materi perkalian.[11] Hal tersebut ditujukan untuk mengkonkritkan materi perkalian karena anak usia 9 tahun ada pada tahapan operasional konkret.[11] Contoh alat peraga sesuai dengan tahapan fisik anak adalah setiap alat peraga dibuat menggunakan bahan yang ringan.[11] Hal itu ditujukan supaya anak mampu membawanya sendiri.[11]
- Swakoreksi
Setiap alat peraga Montessori memiliki pengendali kesalahan. Bukan guru yang menjadi pengendali kesalahan melainkan pada alat tersebut.[12] Misalnya saat anak menggunakan tongkat asta merah biru untuk melakukan operasi penjumlahan 2+3.[12] Siswa akan mengambil tongkat 2 dan meletakkan tongkat 3 diatasnya kemudia mencari tongkat yang panjangnya sama dengan gabungan kedua tongkat tersebut, maka alat tersebut memiliki pengendali kesalhan berupa panjang yang berbeda.[12] Apabila panjang tongkat yang di dekatkan tidak sama dengan panjang tongkat yang digabungkan itu artinya salah dan kesalhan tersebut dapat diketahui sendiri oleh siswa karena dapat diamati, dirasakan dan diamati dengan pancaindra.[12]
- Bergradasi
Alat peraga Montessori memiliki ukuran yang jelas dan dapat diamati oleh siswa.[13] Setiap satu set alat terdapat alat peraga yang sama tetapi dengan ukuran yang berbeda-beda, yang perlu di perhatikan adalah gradasi ukuran alat harus konsisten.[13] Konsisten yang dimaksud adalah selalu mempunyai selisih ukuran yang sama.[13] Gradasi alat tersebut akan melatih kemampuan berlogika siswa dalam menyelesaikan masalah.[13] Contohnya satu set alat terdiri dari 10 tongkat yang berbeda ukuran panjangnya, maka jika tongkat pertama dan kedua selisih panjangnya 1 cm maka selisih panjang untuk semua tongkat adalah 1 cm semua.[13]
- Menarik
Alat peraga Montessori dirancang semenarik mungkin, baik dalam hal warna, bentuk, dan cara penggunaan.[14] Hal tersebut bertujuan untuk menarik minat untuk menyentuh dan menggunakan alat tersebut.[14] Montessori mengungkapkan bahwa setiap alat peraga harus memiliki keindahan.[14]
Contoh alat peraga Montessori
[sunting | sunting sumber]- Inkastri silinder
Incastri silinder adalah salah satu alat peraga Montessori yang digunakan untuk melatih kemampuan sensorial anak.[15] Inkastri silinder terdiri dari empat jenis, yaitu inkastri tinggi rendah, inkastri besar kecil, gemuk kurus, dan inkastri gemuk pendek kurus tinggi.[15] Alat peraga incastri silinder baik digunakan pada awal perkembangan anak.[15] Cara menggunakan inkastri silinder adalah sebagai awalan anak diminta untuk memasukkan setiap inkastri pada lubangnya dengan cara meraba terlebih dahulu.[15] Saat berlatih, anak didampingin oleh seorang directris yang bertugas untuk mendampingi anak.[15]
- Tongkat asta merah biru
Tongkat asta merah biru adalah bagian dari alat peraga Montessori yang terdiri dari 10 tongkat berwarna merah dan biru berukuran 10 cm sampai 100 cm.[16] Setiap tongkat memiliki warna yang berselang-seling antara biru dan merah, warna awal selalu warna merah.[16] Latihan pertama menggunakan tongkat asta merah biru bagi anak adalah menyususun tongkat asta mulai dari asta satu hingga asta sepuluh.[16] Setelah anak benar-benar paham dengan urutan panjang tongkat asta, anak diberikat kartu angka dan diminta untuk meletakkan kartu angka pada tongkat yang sesuai.[16] Sebelum siswa diminta menjodohkan tongkat dengan kartu angka, direktris memberitahu dengan perkataan "Ini tongkat satu, ini tongkat dua, dan seterusnya" sambil menunjuk tongkat asta.[16]
- Menara merah muda
Alat peraga menara merah muda adalah satu set kubus dari ukuran 1 cm x 1 cm sampai 10 cm x 10 cm, sehingga ada 10 kubus berwarna merah mudah dengan ukuran berbeda.[15] Alat peraga menara merah mudah digunakan untuk mengenalkan konsep besar dan kecil kepada anak.[15] Warna merah muda diterapkan sebagai daya tarik bagi anak supaya mau mencoba memainkan menara merah muda tersebut.[15] Alat peraga menara merah mudah dibuat dengan gradasi ukuran kubus, hal inilah yang menjadi salah satu karakter dari alat peraga Montessori.[15] Latihan pertama untuk anak dalam menggunakan alat peraga menara merah muda adalah menyusun kubus sampai membentuk menara dan tidak tumbang.[15] Anak dilatih untuk meraba setiap kubus supaya memahami perbedaan dari setiap kubus.[15] Melalui kegiatan menyusun tower tersebut anak akan mengetahu sengan sendirinya bahwa kubuh yang besar akan jatuh jika diletakkan pada menara bagian paling atas.[15] Menara yang tumbang menjadi auto correction bagi anak bahwa yang disusun belum tepat.[15]
- Papan Main Dam
Papan main dam adalah sebuah alat peraga Montessori yang berbentuk papan persegi panjang dengan kotak-kotan berwarna seperti papan catur.[16] Alat peraga checkerboar digunakan untuk melatih keterampilan matematika yaitu pada materi perkalian terutama perkalian bersusun panjang.[16] ALat peraga tersebut terbuat dari bahan kayu yang ringan sehingga mudah untuk dibawah oleh anak-anak.[16] Penggunaan papan main dam dilengkapi dengan manik warna-warni yang terdiri dari manik satu hingga manik sembilan.[16] Warna manik sesuai dengan urutan warna pada metode Montessori yaitu warna merah untuk menik satu, hijau untuk warna manik dua, merah muda untuk manik tiga, kuning untuk manik empat, biru muda untuk manik lima, ungu untuk manik enam, putih untuk manik tujuh, coklat untuk manik delapan dan terakhir warna biru tua untuk manik sembilan.[16]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Magini, Agustina Prasetyo. Sejarah Pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 46, 47, 57. ISBN 978-979-21-3335-6.
- ^ a b (Inggris)Hollis And Carter.1957. Maria Montessori Her Life and Work. London:EM STANDING Hal 199.
- ^ a b c (Inggris) Hainstock, Elisabeth G.1997.The Esseintial Montessori. New York:Penguin Group Hal 10.ISBN 0-452-27796-5
- ^ a b Magini, Agustina Prasetyo.2013. Sejarah Pendekatan Montessori. Yogyakarta:Kanisius. Hal 48.ISBN 978-979-21-3335-6
- ^ Magini, Agustina Prasetyo.2013. Sejarah Pendekatan Mpntessori. Yogyakarta:Kanisius. Hal 50.ISBN 978-979-21-3335-6
- ^ a b c Pitamic, Maja.2013. Ajari Aku Untuk Melakukannya Sendiri. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Hal 132.ISBN 13:987-0-7641-2789-2
- ^ a b c (Inggris)Lillard,Paula Polk.1997. Montessori in the Classroom. New York:SCHOCKEN BOOKS Hal 137.ISBN 0-8052-1087-3.
- ^ a b c (Inggris)Lillard,Paula Polk.1997. Montessori in the Classroom. New York:SCHOCKEN BOOKS Hal 11.ISBN 0-8052-1087-3.
- ^ (Inggris)Montessori, Maria.1964. The Montessori Method. New York:SCHOCKEN BOOKS Hal 167.ISBN 0-8052-0922-0.
- ^ a b (Inggris)Montessori, Maria.1964. The Montessori Method. New York:SCHOCKEN BOOKS Hal 168.ISBN 0-8052-0922-0.
- ^ a b c d (Inggris)Montessori, Maria.1964. The Montessori Method. New York:SCHOCKEN BOOKS Hal 169.ISBN 0-8052-0922-0.
- ^ a b c d (Inggris)Montessori, Maria.1964. The Montessori Method. New York:SCHOCKEN BOOKS Hal 179.ISBN 0-8052-0922-0.
- ^ a b c d e (Inggris)Montessori, Maria.1964. The Montessori Method. New York:SCHOCKEN BOOKS Hal 182.ISBN 0-8052-0922-0.
- ^ a b c (Inggris)Montessori, Maria.1964. The Montessori Method. New York:SCHOCKEN BOOKS Hal 176.ISBN 0-8052-0922-0.
- ^ a b c d e f g h i j k l m "Materiale Sensoriale". Prisca Mellucoo. Diakses tanggal 5 April 2014.
- ^ a b c d e f g h i j "Number Rods". Montessorimom. Diakses tanggal 5 April 2014.