Lompat ke isi

Ambarketawang, Gamping, Sleman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ambarketawang
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta
KabupatenSleman
KecamatanGamping
Kode Kemendagri34.04.01.2002 Edit nilai pada Wikidata
Luas635.8975 Ha
Jumlah penduduk17.672 Jiwa
Kepadatan-

Ambarketawang adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Terbentuknya Desa Ambarketawang berdasarkan Maklumat Pemerintah Provinsi Yogyakarta pada tahun 1946 yang menggabungkan empat kelurahan yakni; Kelurahan Gamping, Mejing, Bodeh, dan Kalimanjung ke dalam satu Kelurahan (Desa) yang disebut dengan Ambarketawang. Nama Ambarketawang berarti bau harum yang memenuhi angkasa.

Nama Ambarketawang diambil dari nama pesanggrahan Sultan Hamengkubuwana I, yang terletak di desa ini. Menurut sejarah, akibat perjanjian Gianti (1755), dibangunlah Kraton Yogyakarta. Saat proses pembangunan Sultan HB I sementara tinggal di sebelah barat kota Yogyakarta yang dikenal sebagai pesanggrahan Ambarketawang. Lokasi tersebut saat ini terletak di Padukuhan Tlogo.

Desa Ambarketawang meliputi 13 Padukuhan, yang terdiri 38 RW dan 110 RT, meliputi wilayah seluas kurang lebih 635.8975 Ha. Jumlah penduduk di desa ini berjumlah 17.672 Jiwa yang terdiri dari 8.844 Laki-laki dan 8.828 perempuan. Wilayah Desa Ambarketawang membujur dari arah utara ke selatan, dimana bagian selatan merupakan daerah perbukitan/pegunungan kapur, sedangkan daerah utara merupakan dataran.

Keberadaan Desa Ambarketawang dijalur utama Yogyakarta-Purwokerto/Jakarta, mengakibatkan wilayah desa Ambarketawang berkembang dengan pesat terutama dalam bidang perekonomian,perindustriyan, perdagangan dan kependudukan. Dengan perkembangan yang begitu pesat dengan dukungan keberadaan Kantor Kecamatan Gamping serta kantor-kantor, mengakibatkan wilayah ini menjadi pusat pengembangan Ibukota Kecamatan, dan merupakan wilayah pengembangan Kota Yogyakarta kearah barat.

Tradisi Saparan Bekakak

Desa Ambarketawang, memiliki tradisi khas berupa penyembelihan bekakak, sepasang boneka temanten muda yang terbuat dari tepung ketan. Tradisi ini dilaksanakan setahun sekali dalam bulan Sapar dalam Kalender Jawa. Tradisi ini terkait dengan tokoh Ki Wirosuto, satu dari tiga bersaudara dengan Ki Wirojombo, dan Ki Wirodono yang merupakan abdi dalem HB I yang sangat dikasihi.

Ketika pembangunan Kraton Yogyakarta sedang berlangsung, para abdi dalem tinggal di pesanggrahan Ambarketawang kecuali Ki Wirosuto yang memilih tinggal di sebuah gua di Gunung Gamping. Pada bulan purnama, antara tanggal 10 dan 15, pada hari Jumat, terjadi musibah, Gunung Gamping longsor. Ki Wirosuto dan keluarganya tertimpa longsoran dan dinyatakan hilang karena jasadnya tidak ditemukan. Hilangnya Ki Wirosuto dan keluarga di Gunung Gamping ini menimbulkan keyakinan pada masyarakat sekitar bahwa jiwa dan arwah Ki Wirosuto tetap ada di Gunung Gamping.

Upacara Saparan semula bertujuan untuk menghormati kesetiaan Ki dan Nyi Wirosuto kepada Raja HB I. Tapi kemudian berubah dan dimaksudkan untuk mendapatkan keselamatan bagi penduduk yang mengambil batu gamping agar terhindar dari bencana. Sebab pengambilan batu gamping cukup sulit dan berbahaya.

Lurah Desa :

  1. Parto Wiarjo(1946-1970)
  2. Mulyo Diharjo(1970-1995)
  3. Suharyanto(1996-2004)
  4. Suharyanto(2004-2009)

Kode Pos :

  • 55294

Batas Desa

Pedukuhan di Ambarketawang

No Nama Padukuhan Nama Dukuh Nama Kampung & Perumahan
1 Bodeh Drs. Wiji Agus Purnomo Bodeh, Griya Avita
2 Depok Hamdani Depok, Tahunan
3 KalimanjungGamping Kidul Bambang Cahyono Gamping Kidul
4 Gamping Lor Zairin Noor Gamping Lor
5 Gamping Tengah Triongko Gamping Tengah, Delingsari
6 AsriKalimanjung Mujiono
7 Mancasan Slamet Mancasan, Kanigoro
8 Mejing Kidul YB. Rahmad Eko Saputro Mejing Kidul
9 Mejing Lor - Mejing Lor, Griya Ketawang
10 Mejing Wetan Sudaryono Mejing Wetan, Perum Darusalam I & II
11 Patukan Sukardi Patukan, Sodanten, Perum Ambarketawang
12 PermaiTlogo Djaswadi Tlogo, Sorogenen, Perum Green Aprilia
13 Watulangkah Sinardi Watulangkah