7 Up
Karakteristik | |
---|---|
Jenis | merek dan pemerekan |
Asal | Amerika Serikat |
Diperkenalkan | 1929 dan 1936 |
Produsen | Dr Pepper Snapple Group (en) , PepsiCo dan Szentkirályi Hungary (en) |
Distributor | PepsiCo dan Britvic |
Warna | merah jambu |
Situs web | https://www.7up.com/ dan http://www.7up.at/ |
7 Up ialah minuman ringan yang mengandung jeruk/limau. Di Amerika Serikat minuman ini diproduksi oleh Dr Pepper Snapple Group, sedangkan di tempat lain oleh PepsiCo. Logo 7 Up termasuk titik merah di antara '7' dan 'Up', titik merah tersebut tekah dianimasikan dan digunakan sebagai maskot merk itu sebagai Cool Spot. Minuman ini merupakan persaingan dengan Sprite.
Sejarah
7 Up ditemukan oleh Charles Leiper Grigg. 7 Up diluncurkan pada musim gugur tahun 1929 dengan nama Bib-Label Lithiated Lemon-Lime Soda, dan tak berapa lama setelah peluncuran itu berubah nama menjadi 7 Up. Kemudian diluncurkanlah lebih dari 600 minuman jeruk-limau di pasaran. Di akhir tahun 1940-an, 7 Up menjadi minuman ringan yang paling banyak terjual di seluruh dunia.
7 Up di Indonesia
Sebelum diakuisisi oleh PepsiCo, pembotolan 7 Up di Indonesia dilakukan perusahaan yang berbeda dengan pembotol Pepsi. Produsen pertamanya adalah PT Perusahaan Limun Indonesia (PLI), joint venture antara Fraser and Neave/F&N (40%)[1] dan PT Perusahaan Bir Indonesia sebagai pemegang lisensi.[2] F&N sendiri memberikan bantuan teknis bagi operasional perusahaan baru ini,[3] dengan pabriknya berada di Jakarta dan Surabaya yang dibangun senilai SGD 3 juta.[4] Pada tahun 1986 PT PLI tercatat menjual 60.000 peti minuman botol 7 Up dan juga menjual versi kaleng.[5]
Dalam perkembangannya hak produksi 7 Up untuk pasar di luar AS diambilalih oleh PepsiCo, sehingga produksi 7 Up di Indonesia dialihkan ke perusahaan pembotol Pepsi. Mulanya produsen Pepsi (dan "saudara"-nya seperti Mirinda dan Mountain Dew) di Indonesia ada pada PT Pancaran Citra milik grup Mantrust,[6][7] namun akibat kebangkrutannya di awal 1990-an, PepsiCo mengalihkannya kepada Grup Salim mulai Oktober 1993,[8] dan sebagai bagian kerjasama keduanya, tanggal 22 Desember 1993 didirikan PT Pepsi-Cola Indobeverages yang dipegang Salim (lewat PT Gapura Usahatama) 51% dan PepsiCo (lewat Seven Up Netherlands B.V.) 49%.[9] Perusahaan tersebut kemudian menjadi produsen baru 7 Up di Indonesia.
Pada tanggal 12 September 2013, 49% saham PepsiCo di PT Pepsi-Cola Indobeverages diakuisisi oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage/IASB dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur/AIBM (perusahaan patungan Indofood CBP-Asahi Breweries) dengan transaksi bernilai US$ 30 juta.[10] Lalu pada 29 Juni 2018, perusahaan tersebut dimerger bersama dengan PT IASB dan PT Buana Distrindo ke dalam PT AIBM, pasca-pelepasan saham Asahi.[11] Hal ini membuat produksi Pepsi, 7 Up, Mirinda dan produk lainnya beralih ke PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (nama baru AIBM). Namun, semakin lama nampak pemasaran produk-produk PepsiCo di Indonesia kurang diseriusi oleh Indofood dengan produk-produknya banyak menghilang di pasaran.[12] Akhirnya, mulai 10 Oktober 2019, kontrak antara PT Anugerah Indofood Barokah Makmur dengan PepsiCo berakhir sehingga semua produk minuman dari PepsiCo berhenti dijual di Indonesia.[13]
Rujukan
- ^ Industrial Companies Year Book
- ^ Profile of 100 Top Industries & Managers in Indonesia
- ^ Companies Handbook of the Kuala Lumpur Stock Exchange Berhad, Volume 3
- ^ Economic Bulletin
- ^ Rintisan Bisnis Tanri Abeng, Memimpin Perusahaan Bir Sampai Menjadi Manajer ...
- ^ Eksekutif, Masalah 205-207
- ^ Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 5,Masalah 5-6
- ^ Informasi, Masalah 215-220
- ^ Perusahaan Minuman Ringan di Jakarta, PEPSI-COLA INDOBEVERAGES, PT
- ^ 2013 Tahun Akuisisi Grup Salim, Bagaimana Prospek Sahamnya?
- ^ LapTahunan ICBP 2019
- ^ Dikabarkan putus kerja sama dengan Pepsi, ini kata Indofood (ICBP)
- ^ Pepsi Hengkang dari RI, Coca Cola Justru Ekspansi Pabrik