Fraser and Neave
Publik | |
Kode emiten | SGX: F99 |
Industri | Konglomerasi |
Didirikan | 1883 | (sebagai Singapore and Straits Aerated Water Company)
Pendiri | John Fraser David Chalmers Neave |
Kantor pusat | Singapura |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci | Charoen Sirivadhanabhakdi, Chairman |
Produk | Makanan dan minuman, penerbitan |
Pendapatan | $5.697 billion USD (March 2011)[1] |
$584 million USD (March 2011)[1] | |
Total aset | $14 billion |
Pemilik | ThaiBev |
Karyawan | 7,600[2] |
Anak usaha | Fraser & Neave Holdings Bhd, Times Publishing Group |
Situs web | www |
Fraser dan Neave, Limited (F&N) merupakan industri konglomerasi makanan dan minuman, penerbit, dan bekas pabrik bir dan properti di Singapura.
Terdaftar di Singapura, anak perusahaan dan entitas asosiasi termasuk Frasers Property, Asia Pasific Breweries, dan Times Publishing. Pada 2011, F&N memiliki total aset lebih dari $14 miliar dan lebih dari 7.890 karyawan di 11 negara.[3]
Pada Januari 2014, melalui Frasers Centrepoint Limited menerbitkan kembali saham di Bursa Efek Singapura, kemudian grup menggabungkan bisnis propertinya[4]
Sejarah
Sejarah dan Pendiri (1883–1930)
Perusahaan ini didirikan dengan nama Singapore and Straits Aerated Water Company pada tahun 1883 oleh John Fraser dan David Chalmers Neave, yang dalam perkembangannya menjadi salah satu perusahaan pertama di Asia Tenggara yang memproduksi air soda (aerated water). Adapun bisnis minuman ini merupakan ekspansi dari usaha penerbitan dan percetakan keduanya dengan nama Singapore and Straits Printing Office.
Di tahun 1898, didirikan perusahaan baru bernama Fraser & Neave (F&N) dengan modal $290,000,[5] yang kemudian mengambilalih Singapore and Straits Aerated Water Company dan Singapore and Straits Printing Office.
Diversifikasi, Restrukturisasi, dan Ekspansi (1931–1990)
Pada 1931, Fraser & Neave mendirikan usaha patungan dengan perusahaan asal Belanda Heineken untuk membentuk usaha pembuatan bir. Usaha tersebut, Malayan Breweries Limited memproduksi Tiger Beer lalu membeli Archipelago Brewery yang memproduksi Anchor Beer.[6]
Pada 1936, F&N membeli hak warabala minuman Coca-Cola di Singapura, Malaysia, dan Brunei. Disamping merek minuman milik F&N, perusahaan membeli hal waralaba minuman ringan lainnya seperti PepsiCo, Coca-Cola, dan merek dari Cadbury Schweppes seperti 7-Up, Fanta, dan Sunkist.
Pada 1990, Malayan Breweries mengubah namanya menjadi Asia Pacific Breweries
Sejarah Modern (1990–2012)
Pada 1999, F&N membeli 20% saham di Times Publishing sebelum mengambil alih kendali perusahaan pada 2000 dengan jumlah transaksi mencapai $570 miliar.[7] Akusisi ini menjadikan F&N ke dalam bisnis percetakan, penerbitan, dan toko buku retail, penjualan dan distribusi, edukasi, internet, dan bisnis organisasi konferensi. Pada 2001, F&N memutuskan menjadikan Times dan Centerpoint Properties menjadi perusahaan privat.
Pada 2006, perusahaan investasi pemerintah Singapura yaitu Temasek Holdings mengambil 14,9% saham F&N dengan nilai transaksi mencapai S$900 miliar dan menjadi investor kedua terbesar di F&N.[8] Pada 2008, F&N melakukan reorganisasi struktur manajemen dan menunjuk pimpinan eksekutif untuk tiga bisnis inti yaitu makanan dan minuman, properti serta publikasi dan penerbitan.[9]
Pada 2010, saham milik Temasek di F&N dijual kepada perusahaan Jepang Kirin Holding dengan nilai transaksi sebesar S$1,33 miliar.[10]
Pada 1 September 2011, kerja sama selama tiga perempat abad antara F&N dan Coca-Cola di Malaysia, Singapura, dan Brunei berakhir. F&N tidak lagi memiliki hak waralaba untuk memproduksi dan memasarkan minuman di bawah merek Coca-Cola.
Pada Juli 2012, ThaiBev mengakusisi 22% saham F&N dari Oversea-Chinese Banking Corporation, sehingga saham miliknya menjadi 24,1%.[11]
Pada Agustus 2012, F&N menerima tawaran dari Heineken untuk membeli sahamnya di Asia Pacific Breweries dengan nilai transaksi mencapai US$4,1 miliar.[12]
Pada September 2012, ThaiBev bekerja sama dengan TCC Assest, keduanya dimiliki oleh milioner asal Thailand Charoen Sirivadhanabhakdi berusaha mengagalkan upaya Heineken untuk menguasai Asia Pacific Breweries, dengan mengajukan tawaran sebesar S$8,8 miliar (US$7,1 miliar) dana tunai kepada F&N.[13] Perusahaan lain, seperti Coca-Cola Company dan Kirin Holdings, juga tertarik terhadap bisnis minuman ringan dan makanan dari F&N, untuk memperbesar bisnis mereka di Asia.[14][15]
Pada 28 September 2012, pemilik saham F&N menyetujui usulan untuk menjual Asia Pasific Breweries kepada Heineken saat rapat umum pemengang saham diselenggarakan.[16]
Pada 2013, Kirin Holdings menjual 15% saham mereka di F&N kepada TCC (ThaiBev).[17]
Frasers Centrepoint Limited dan Frasers Property (2013–sekarang)
Charoen Sirivadhanabhakdi mengekspansi kerajaan bisnis minuman ThaiBev dan properti termasuk kepemilikan saham sebesar dua pertiga dari total saham F&N.[18] Hal ini terjadi setelah Kirin Holdings menjual 15% saham miliknya dengan nilai transaksi mencapai US$1,6 miliar.[19]
Pada Januari 2014, melalui Frasers Centrepoint Limited menerbitkan kembali saham di Bursa Efek Singapura, kemudian grup menggabungkan bisnis propertinya.[4] Lalu, pada Februari 2018, Frasers Centrepoint Limited berubah nama menjadi Frasers Property.[20]
F&N di Indonesia
Sejarah perusahaan ini di Indonesia sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan dikenal dengan merek minuman ringan serta susu, meskipun dalam perkembangannya seringkali nampak hidup segan mati tak mau.[21] Pada tahun 1928 di Surabaya (Jl. Bagong 79)[22] dibuka pabrik F&N pertama di Indonesia di bawah NV Fraser & Neave,[23][24] yang disusul pembukaan kantor maupun pabrik di Jakarta (Jl. Hayam Wuruk 37)[25] dan Medan.[26] Bisa dikatakan minuman ringan berupa air soda keluaran F&N ini merupakan salah satu yang terawal di Indonesia. Belakangan pabrik F&N juga memproduksi ale jahe, minuman jeruk, minuman stroberi dan sarsaparilla.[27] Pada pertengahan 1960-an, dua pabrik F&N di Jakarta dan Surabaya sempat dikuasai oleh pemerintah Indonesia seiring upaya nasionalisasi perusahaan Inggris dalam menghadapi Konfrontasi Indonesia-Malaysia.[28][29]
Pada tahun 1970 Fraser & Neave di Singapura meneken kerjasama dengan PT Perusahaan Bir Indonesia untuk memproduksi minuman F&N di Indonesia, di bawah PT Perusahaan Limun Indonesia (PLI) yang didirikan dengan modal senilai SGD 3 juta.[30][31] Adapun perusahaan yang 40% sahamnya dimiliki oleh Fraser & Neave ini, kemudian mendirikan pabrik baru di Tangerang dan Surabaya serta berusaha merevitalisasi pabrik lama F&N di Jakarta.[32] Produk dari PT PLI adalah minuman botol F&N, 7 Up dan Green Spot (sejak 1986).[33][34] Di tanggal 30 September 1988, PT PLI dilikuidasi,[35] dengan hak produksi Green Spot dan F&N dialihkan ke PT Polari Limunusa Inti,[36] perusahaan milik Abdul Latief, Pontjo Sutowo dan Tanri Abeng (kemudian menjadi milik PT Tempo Scan Pacific).[37]
Adapun PT Polari didirikan pada 28 Desember 1987 dengan pabrik berada di lokasi eks-PT PLI (Tangerang) berkapasitas 40 juta liter/tahun,[38] ditambah kemudian (sejak 1 April 2005) satu pabrik lagi di Ngagel, Surabaya (awalnya milik PT Kian Mulia Manunggal/Tirtorejo Utama milik Tempo Scan sebelum dimerger dengan PT Polari). Varian produk F&N yang pernah diproduksi seperti tonic water, air soda, kopi soda, ale jahe, sarsi, anggur, zappel, krim soda dan rasa buah,[39][21][36] ditambah kemudian minuman isotonik bermerek 100plus dan Unif.[40] Tercatat Tempo Scan masih memproduksi minuman ini hingga pertengahan 2000-an.[41]
Saat ini PT Polari masih bertahan sebagai anak usaha Tempo Scan, namun tidak lagi memproduksi minuman di bawah lisensi Fraser & Neave Singapura. Untuk memasarkan produknya di Indonesia, F&N kini mengandalkan importir dan anak usaha. Untuk produk susu evaporasi dan beberapa minuman diimpor oleh PT Kartikawira Adisukses.[42] Ada juga anak usaha F&N bernama PT Yoke Food Industries Indonesia yang mengimpor produk 100plus, F&N, kental manis Teapot, Sunkist, Unifresh dan Day-Day.[43][44]
Produk
- 100Plus
- Borneo
- Carnation (di Malaysia, Singapura, Brunei, dan Thailand lisensinya dipegang oleh Nestlé)
- CocoLife
- Daisy (merek kental manis untuk pasar di Filipina)
- EST Cola
- Farmhouse
- Fruit Tree
- Ice Mountain
- Seasons
- Magnolia
- NutriSoy
- NutriWell
- Oishi
- Ranger
Rujukan
- ^ a b "F&N Annual Report" (PDF). Fraser and Neave. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 18 October 2011. Diakses tanggal 23 October 2011.
- ^ About Us
- ^ "About Us: Fraser & Neave". Fraser & Neave. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2012. Diakses tanggal 17 July 2012.
- ^ a b "About Us: Fraser & Neave". Fraser & Neave. Diakses tanggal 24 August 2015.
- ^ "Fraser and Neave, Ltd". Singapore Free Press. 27 January 1898. hlm. 3.
- ^ Frankham, Steve (17 June 2008). Malaysia and Singapore. Footprint Travel Guides. hlm. 539. ISBN 978-1-906098-11-7. Diakses tanggal 25 April 2012.
- ^ Lee, HS (27 April 2000). "What's in Times Publishing that attracts F&N?". Business Times.
- ^ Yap, E (9 December 2006). "F&N sells 14.9% stake to Temasek for $900m". The Straits Times.
- ^ Goh, E (2 July 2008). "More questions than answers in F&N's management revamp". The Straits Times.
- ^ Yap, E (27 July 2010). "Temasek exits F&N with $436m profit fizz". The Straits Times.
- ^ "Thai Beverage increases stake in F&N". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-03. Diakses tanggal 31 July 2012.
- ^ "Heineken reaches US$4.1b deal for Asia Pacific Breweries". Channel News Asia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-06. Diakses tanggal 4 August 2012.
- ^ "Thai group, Heineken in Tiger beer battle". CNN. 13 September 2012. Diakses tanggal 14 September 2012.
- ^ "ThaiBev makes offer for F&N". ChannelNewsAsia. 13 September 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-18. Diakses tanggal 14 September 2012.
- ^ "Thai Billionaire Bids for F&N in Hurdle for Heineken in Asia". Bloomberg. 13 September 2012. Diakses tanggal 14 September 2012.
- ^ "Heineken takeover of Tiger Beer maker approved". Channel News Asia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-01. Diakses tanggal 28 September 2012.
- ^ "Sale of Shares in Fraser and Neave, Limited and Recognition of Extraordinary Profit". Kirin Holdings Singapore. Kirin Holdings Singapore. Diakses tanggal 21 June 2015.
- ^ Head, Jonathan (3 February 2013). "Thai whiskey tycoon Charoen takes over Fraser and Neave". Asia business. BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-04. Diakses tanggal 3 February 2013.
BBC News, Bangkok. What are the secrets of business success in Thailand?
- ^ "Thai tycoons go for it in multi-billion deals". Investvine.com. 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-03-15.
- ^ Nikkei Asian Review (1 February 2018). "Frasers Centrepoint Renamed Frasers Property". Asia business. Nikkei NewsRise Asia Pte Ltd. Diakses tanggal 1 February 2018.
- ^ a b F&N Coffee Cream - Brand lama Tetap Dicinta
- ^ Hikajat Soerabaia tempo doeloe, Volume 2
- ^ Industrialisasi di Indonesia: sejak hutang kehormatan sampai banting stir
- ^ Batavia als handels-, industrie- en woonstad, samengesteld in opdracht van de stads- gemeente Batavia
- ^ Short Guide: Djakarta, Bogor, Bandung
- ^ Javasche Courant, Officieel Nieuwsblad
- ^ Djakarta Fair, 15 Djuni-15 Djuli
- ^ Madjalah perekonomian nasional, Volume 45-48
- ^ Beyond Political Skin: Colonial to National Economies in Indonesia and ...
- ^ Profile of 100 Top Industries & Managers in Indonesia
- ^ Economic Bulletin
- ^ Industrial Companies Year Book
- ^ MENYIASATI RASA DAHAGA
- ^ Tempo, Volume 16
- ^ Informasi, Volume 10,Masalah 113-118
- ^ a b Green Spot
- ^ Informasi, Masalah 215-220
- ^ Perusahaan Makanan dan Minuman di Banten, POLARI LIMUNUSA INTI, PT
- ^ BAB I
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 9,Masalah 41-45
- ^ F&N-Coffee soda-330mL-Indonesia
- ^ F&N
- ^ Akhir tahun...
- ^ Perluas Pasar, PT Yoke Food Industries Indonesia Luncurkan Produk Minuman FN Magniva
Bibliografi
- Tommy Koh, ed. (2006). Singapore: The Encyclopedia. Singapore: Editions Didier Millet. hlm. 205. ISBN 978-981-4155-63-2.