Lompat ke isi

Herman Lantang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Herman Lantang adalah mahasiswa jurusan antropologi di FSUI dan juga mantan ketua senat Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 60-an. Dia juga salah satu pendiri Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) UI dan pernah mengetuai organisasi itu pada periode '72—'74.

Bersama sahabatnya, Soe Hok Gie, dia juga menjadi inspirator gerakan demo long march mahasiswa UI untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno pasca G 30 S dan semasa Tritura.

Cerita singkat :

Pria Minahasa, kelahiran Tomohon pada 2 Juli 1940, menghabiskan masa mudanya dengan Menjelajah Alam Tanah Air Indonesia: mengarungi jeram, menyelusuri gua dan mendaki gunung, bahkan sampai saat ini setelah mengalami patah kaki dan stroke. Maka tidak heran jika bapak dari Errol Lantang (alumni SD PL 1996) dan Cernan Lantang ini merupakan salah satu pendiri Perkumpulan Pencinta Alam yang Pertama di Indonesia : MAPALA-UI, pada 6 Desember 1964, bersama alm Soe Hok-gie dan sahabat2nya yang lain. Sepak terjangnya dalam dunia Pencinta alam tidak diragukan lagi. Menjadi Ketua Umum MAPALA-UI yang pertama, memimpin team pendaki ekspedisi MAPALA-UI yang pertama ke Puncak Jaya pada 1972, memimpin komisi tekhnis MAPALA-UI ke Carstenz Pyramid pada Juni-Juli 1981, penasehat ekspedisi pendakian Everest Putri Indonesia pada 1996-1997, penasehat Forum Komunikasi Pecinta Alam se-Jakarta dan Federasi Mountaineering Indonesia, menjadi instruktur, pembimbing, nara sumber, penceramah/pembawa makalah pada pelbagai kegiatan/organisasi pecinta alam di Indonesia sejak 1969 dan masih digelutinya sampai sekarang. Dia juga pernah menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Sastra UI periode 1964/1965 dan dipilih kembali untuk periode 1965/1966. Salah seorang Aktivis demonstrasi mahasiswa 1966 melawan Pemerintahan yang berkompromi dengan Komunis. Suami dari Regina Joyce Moningka, ini senang dipanggil “Bang Herman”, selain melakukan kegiatan di alam bebas, ia juga mempunyai kegemaran fotografi, koleksi tanaman langka, dan juga menyukai karya seni etnis (primitive arts) dan antik.

Pranala luar