Lompat ke isi

Merek dagang generik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebuah papan petunjuk di sebuah swalayan Amerika Serikat yang menyebut merek Jell-O sebagai pengganti agar-agar bubuk.
Merek generik di Indonesia
Aqua telah menjadi merek generik di Indonesia untuk menyebut air minum dalam kemasan.

Merek dagang generik atau merek generik (dalam Bahasa Inggris: generic trademark, genericized trademark atau proprietary eponym) merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut sebuah merek dagang yang walaupun sudah terdaftar, namun digunakan secara luas untuk menyebut produk (atau jasa) sejenis dari merek lain karena popularitas dan signifikansinya. Produk yang mengalami situasi seperti ini biasanya disebabkan suatu merek produk/jasa menjadi dominan dalam penguasaan pangsa pasar sehingga diidentifikasikan sama dengan barang yang dijualnya. Bisa juga terjadi ketika sang pemilik produk dalam promosi/pemasaran produknya terlalu banyak menggunakan mereknya sebagai nama bagi jenis barang/jasa yang dijualnya. Bagi pemilik merek, hal ini dapat berbahaya karena bisa saja diadopsi oleh produsen/pemberi jasa lainnya jika tidak dilindungi oleh si pemegang hak merek.[1][2]

Suatu merek yang mengalami proses ini disebut generikisasi (genericization) atau erosi merek dagang (trademark erosion). Pemilik merek gagal mencegah merek miliknya menjadi digunakan banyak kalangan,[3][4][5][3][5] sehingga tidak dapat didaftarkan kembali. Banyak perusahaan berusaha mencegah hal ini, seperti dengan edukasi kepada konsumen, perkenalan nama baru dan berusaha mencegah pelanggaran hak merek. Namun hal ini dapat menuai hasil yang beragam, seperti usaha Adobe Systems mencegah merek "Photoshop" menjadi merek generik karena banyak publik sudah menggunakan istilah seperti photoshopped.[6]

Beberapa merek generik yang umum digunakan di Indonesia, seperti:

Merek[7] Produsen/pemegang hak merek Jenis produk Keterangan
Indomie Indofood Mi instan
Aqua Danone (PT Aqua Golden Mississippi) Air minum dalam kemasan
Teh botol Sinar Sosro Teh dalam kemasan
Softex Kimberly-Clark (PT Softex Indonesia) Pembalut
Odol GlaxoSmithKline Pasta gigi Tidak beredar lagi di Indonesia
Orson Japfa (PT Karya Cipta Wisesa)[8] Sirup buah Tidak beredar lagi di Indonesia
Pampers P&G Popok bayi
Hansaplast/Handyplast Beiersdorf Plester luka
Pylox Nippon Paint Cat semprot
Baygon S. C. Johnson & Son Insektisida
Chiki Indofood Makanan ringan
Toa TOA Corporation Pengeras suara
Stabilo Schwan-Stabilo Pena penyorot
Sanyo Sanyo Pompa air
Tipp-Ex Société Bic Penghapus tinta Tidak beredar lagi di Indonesia
Cosmos Star Cosmos Tempat penyimpanan beras
Rinso Unilever Deterjen
Cutex/Kutex Revlon Pewarna kuku Tidak beredar lagi di Indonesia

Lihat juga

Rujukan

  1. ^ Fisher, William (n.d.). "Overview of Trademark Law". Harvard Law School.  "Under some circumstances, terms that are not originally generic can become generic over time (a process called "genericity"), and thus become unprotected."
  2. ^ Hyra, Clifford D. "How Long Does a Trademark Last?". Patents 101. Hyra IP, PLC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 January 2010. 
  3. ^ a b Marsden, Rhodri (10 June 2011). "'Genericide': When brands get too big". The Independent. Diakses tanggal 20 August 2018. 
  4. ^ "15 Product Trademarks That Have Become Victims Of Genericization". Consumer Reports. Consumer Reports. 19 July 2014. Diakses tanggal 20 August 2018. 
  5. ^ a b Schofield, John (26 January 2017). "Sometimes a trademark is too 'successful'". The Lawyer's Daily. LexisNexis Canada. Diakses tanggal 20 August 2018. 
  6. ^ "General trademark guidelines". Adobe. Adobe Systems Incorporated. Diakses tanggal 2 January 2013. 
  7. ^ Sadar Tidak? Kamu Sering Sebut 12 Merek ini Seolah Nama Barang
  8. ^ Informasi & peluang bisnis SWA sembada, Volume 21,Masalah 11-15

Bacaan lainnya