Lompat ke isi

To Wana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 14 Mei 2023 06.47 oleh Toposopamona (bicara | kontrib) (Menambahkan konten ==Keagamaan)

To Wana adalah nama suku yang selalu berpindah-pindah tempat tinggal dan yang terbanyak suku To Wana adalah tinggal di sebelah selatan dari Ampana sampai di gunung-gunung di hulu Sungai Bongka, propinsi Sulawesi Tengah, Suku To Wana adalah kehidupan Tradisional dari Suku Taa sebelum hidup secara moderen, dan Suku Taa adalah kehidupan Suku To Wana sebelum hidup menetap disuatu wilayah yaitu di wilayah Bongka dan Ampana.[1] Suku Taa dan Suku To Wana adalah berbahasa Taa karena tinggal dalam satu wilayah yaitu Wilayah To Rato Bongka.

Suku Bare'e di wilayah To Lage, To Tora'u, To Lalaeyo, dan To Rato Bongka telah banyak yang beragama Islam. Gunung di hulu Sungai Bongka, masih banyak masyarakat yang disebut To Wana. Namun, mereka tidak lebih seperti suku To Ampana, yang menolak semua peraturan dan paksaan di pegunungan. Tahun 1912 tempat tinggal suku To Wana mendekati pantai Teluk Tolo dan kemudian sampai di wilayah Morowali.

Suku To Wana termasuk wilayah To Rato Bongka yaitu Suku Bare'e Taa yang masuk wilayah dari Kerajaan Tojo, Raja Tojo saat itu tahun 1902 yaitu Lariu berulang kali meminta pasukan Kerajaan Tojo untuk berperang melawan To Wana karena menolak untuk dipindahkan. To Wana dikatakan sangat rajin bertani, sehingga selalu berpindah tempat tinggal untuk mencari lahan Pertanian yang baru dan sangat percaya kepada roh Tanoana.

Roh Tanoana (Jiwa Tanoana)[2]

Suku To Wana sangat mempercayai adanya Tanoana, dan Tanoana Pae, Tanoana adalah jiwa atau roh orang yang sudah mati yaitu melalui Acara Mongkariang, dan Tanoana Pae adalah jiwa atau roh yang memberikan kehidupan yaitu melalui metode Momota Pae (memetik padi) menggunakan Ani-ani (sejenis pisau kecil yg dilekatkan pada sebilah bambu) untuk memisahkan padi dari pohonnya, oleh beberapa peneliti menilai cara dari suku To Wana dengan metode Momota Pae (memetik padi) adalah cara yang terbaik untuk mendapatkan beras berkualitas yang mengandung protein terbaik untuk pertumbuhan manusia.

Keagamaan

Adanya para Gelandangan dari wilayah Grup Poso-Tojo yang kemudian diistilahkan Belanda dengan istilah "Van Heiden tot Christen"[3] yang kemudian disekolahkan di sekolah-sekolah Belanda yang ada di wilayah Grup Poso-Tojo untuk mempelajari tujuh "batu pemisahan" (Watu Mpoga'a) yang masih dapat ditemukan saat ini di Tentena.[4]

Setelah mempelajari Watu Mpoga'a[5] di sekolah-sekolah Belanda tersebut, maka para gelandang yang telah menjadi Umat Kristen tersebut mengetahui asal usul mereka sebelum berada di wilayah Grup Poso-Tojo yaitu berasal dari wilayah Wotu.[6]

Referensi

  1. ^ Suku Bare'E dan Kerajaan Tojo (2017), [1], Diakses 7 Januari 2020.
  2. ^ Orang Pamona bukan Suku Bare'E (2017), [2][pranala nonaktif permanen], Diakses 7 Januari 2020.
  3. ^ Van Heiden tot Christen, dari agama suku masuk agama kristen [3]", Diakses 14 Mei 2023.
  4. ^ Gobée 2007, hlm. 3.
  5. ^ DATA CAGAR BUDAYA DI SULAWESI TENGAH (per Des 2014) [4]", Diakses 14 Mei 2023.
  6. ^ Idwar Anwar (2005). Ensiklopedi Sejarah Luwu. Collaboration of Komunitas Kampung Sawerigading, Pemerintah Kota Palopo, Pemerintah Kabupaten Luwu, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, and Pemerintah Kabupaten Luwu Timur. ISBN 979-98372-1-9.