Girsang Sipangan Bolon, Simalungun
Girsang Sipangan Bolon | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatra Utara |
Kabupaten | Simalungun |
Pemerintahan | |
• Camat | Maruwandi Yosua Simaibang, SP, M.Si |
Populasi | |
• Total | 18.915 jiwa |
Kode Kemendagri | 12.08.16 |
Kode BPS | 1209050 |
Luas | 126.00 km²[1] |
Desa/kelurahan | 3/3 |
Girsang Sipangan Bolon adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan ini sebelumnya bernama Kecamatan Parapat, namun pada tahun 1960 diubah menjadi Girsang Sipangan Bolon.
Kawasan ini terletak di tepian Danau Toba dengan Parapat yang menjadi ikonnya dan menjadi destinasi wisata, juga menjadi salah satu pintu gerbang menuju Pulau Samosir.
Tokoh
- Samson Sitohang
- Alex Rudiart
- Charles Simbolon
- Iran Ambarita
- Joe Harlen Simanjuntak
- Tongam Sirait
- Maraden Sinaga
- Anggarajim Sinaga
- Benni Sitanggang
Sejarah
Masa Pendudukan Belanda
Pada masa penjajahan Belanda, Girsang dan Sipangan Bolon merupakan wilayah dari Kerajaan Tanah Jawa yang dinamai Landschap Tanah Jawa, sedangkan Parapat merupakan kawasan kekuasaan dari Raja Israel Sinaga yang merupakan Raja dari kerajaan sinaga sidabariba.
Masa Kemerdekaan Indonesia
Setelah Indonesia merdeka, Girsang, Sipangan Bolon, Parapat, Tigaraja dan Sibaganding sekitarnya dibentuk menjadi satu kecamatan yang dinamai Kecamatan Parapat yang terdiri dari tiga puluh satu kepala kampung, karena pada waktu itu ada peraturan khusus yang mengatakan bahwa setiap dua puluh lima rumah tangga dapat dibentuk menjadi satu kepala kampung.
Setelah terbentuk Kecamatan maka masyarakat memilih langsung Anggarajim Sinaga menjadi Asisten Wedana, dikarenakan beliau adalah pejuang utama dari daerah ini untuk melawan Belanda. Namun meskipun Anggarajim Sinaga terpilih menjadi Asisten Wedana, beliau tidak sempat melaksanakan tugasnya karena faktor kesehatan yang tidak mengizinkan, sehingga jabatan tersebut langsung dipangku oleh Walter Sinaga atas unjukan partai agar pemerintahan jangan terhenti. Setelah pemerintahan berjalan dengan lancar dan baik, Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun menggabung 31 (tiga puluh satu) nagori (desa) yang ada menjadi S (lima), antara lain: Girsang, Sipangan Bolon, Parapat, Tigaraja dan Sibaganding.
Pada tahun 1960 nama Kecamatan Parapat diubah namanya menjadi Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, berdasarkan sejarah yaitu wilayah Girsang Sipangan Bolon adalah Landschap Tanah Jawa, sedangkan Parapat adalah distrik Dolok Panribuan, dimana Landschap lebih besar dari Distrlk. Pada tahun 1980 untuk meningkatkan kinerja pemerintahan, tiga nagori (desa) di wilayah Kecamatan Girsang Sipangan Bolon diangkat statusnya menjadi kelurahan, adapun ketiga kelurahan tersebut adalah: Tigaraja, Parapat, dan Girsang.
Pemerintahan
Kecamatan Girsang Sipangan Bolon terdiri dari 3 Kelurahan dan 3 Nagori:
- Kelurahan Girsang
- Kelurahan Parapat
- Kelurahan Tigaraja
- Nagori Sibaganding
- Nagori Sipangan Bolon
- Nagori Sipangan Bolon Mekar
Demografi
Suku
Mayoritas penduduk Kecamatan Girsang Sipangan Bolon adalah suku Batak Toba.
Di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon terdapat juga suku Batak Simalungun, Jawa, Minangkabau, Nias, dan Tionghoa.
Agama
Mayoritas penduduk Kecamatan Girsang Sipangan Bolon memeluk agama Kristen.
Galeri
-
Mesjid Raya Taqwa Parapat
-
Gereja HKBP Parapat di Kelurahan Parapat
-
Gereja HKBP Girsang di Kelurahan Girsang
-
Gereja HKBP Pardomuan di Nagori Sibaganding
-
Gereja HKBP Sipangan Bolon di Nagori Sipangan Bolon
Referensi
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 18 Agustus 2021.
- ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 01 Agustus 2022.