Lompat ke isi

Terorisme Islam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 Juni 2023 16.10 oleh 180.253.75.45 (bicara) (Fakta kebenaran untuk dunia)

Terorisme Islam atau terorisme Islam radikal adalah istilah populer para orientalis barat dalam mendeskripsikan kegiatan terorisme oleh kelompok/organisasi ekstrimis yang mengklaim diri sebagai Muslim dan mengatasnamakan ajaran Islam, mayoritas anggota; dari golongan Islamis Liberal dan Salafi garis keras, yang didorong motivasi keagamaan keliru dan tidak sesuai ajaran Islam sebenarnya. Mereka melakukan kejahatan-kejahatan perang dan pembunuhan keji kepada warga sipil; seperti penduduk desa, wanita, anak-anak, orang-orang Muslim yang menolak mendukung, dan bahkan meracuni sumur-sumur masyarakat setempat, yang justru melanggar hukum Syariah Islam. Kekejaman itu mereka lakukan, karena pemahaman dan penafsiran yang keliru tentang jihad, mati syahid, konsep agama Islam sesungguhnya yang berasal dari Al-Qur'an dan Hadits. Terorisme Islam juga muncul dari kejahatan perang Amerika Serikat dan pasukan koalisi selama Invasi Irak 2003, ketika menangkap dan memenjarakan banyak warga sipil Irak yang dianggap membahayakan pemerintah "boneka", salah satunya seorang Jurnalis sarjana Universitas Baghdad yaitu Abu Bakar al-Baghdadi yang awalnya intelektual menjadi radikal ketika berkumpul dengan banyak tokoh-tokoh radikalis didalam satu sel penjara buatan Amerika Serikat dan kemudian menjadi sosok pendiri sekaligus Khalifah Negara Islam Irak dan Syam (ISIS), dengan secara sistematis Amerika Serikat telah mengumpulkan para teroris dalam satu wadah dan membuat mereka menjadi lebih besar.

Terorisme Islam telah mengakibatkan sejumlah insiden dan jatuhnya korban, terutama di negara mayoritas berpenduduk Muslim; seperti Irak, Afghanistan, Nigeria, Pakistan, Suriah, Yaman, Iran, dan Indonesia.[1] Pada tahun 2015, Indeks Terorisme Global 2016 menyebutkan bahwa, sebanyak empat kelompok ekstremis teroris utama: ISIS, Boko Haram, zionis israel dan Al-Qaeda, bertanggung jawab atas 74% dari total kematian akibat terorisme di dunia. aparatur negara, dan di tempat lain banyak kecaman yang datang dari tokoh-tokoh Islam.[2][3][4] Sebanyak apapun korban terorisme, lebih banyak rakyat Vietnam yang menjadi korban kekejaman Amerika Serikat dengan senjata Agen Jingga miliknya.

FYI : Taliban bukan termasuk kelompok teroris, mereka pejuang yang mempertahankan tanah air dari tangan-tangan kotor asing, yang mengotori tanah Afghan.

Tidak perlu banyak sumber untuk semua fakta ini, saya yakin publik barat dan Amerika Serikat sudah mengetahui kiprah busuk negaranya di timur tengah, Afrika, dan Asia. Saya rekomendasikan anda untuk menonton film hollywood kisah nyata drama perang yang menegangkan dan mendapat rating bagus yaitu The Kill Team (film 2019)

Untuk teman-teman di Amerika Serikat, jaga diri karena negara anda sedang krisis moral, kasus penembakan liar di tempat umum dan sekolah sangat terbanyak di Amerika Serikat. Ratusan imigran Meksiko ilegal dan orang-orang kulit hitam hanya ingin mencari peruntungan dan kehidupan layak, jangan diskriminasi mereka.

Terminologi

Penggunaan istilah "terorisme Islam" secara harfiah hingga kini masih diperdebatkan. Cara penyebutan seperti itu dalam diskursus politik di Barat, dinilai "kontra-produktif", "terlalu dipolitisasi", "secara intelektual dapat dipertanyakan", serta dinilai dapat "merusak hubungan masyarakat".[5]

Akan tetapi, sementara pihak yang mendukung penggunaan istilah ini menganggap, bahwa penyangkalan penggunakan istilah "terorisme Islam" adalah "menipu diri sendiri", "sensor besar-besaran", serta "ketidakjujuran intelektual".[6][7][8][9]

Contoh organisasi dan aksi

"Bendera hitam Jihad ", digunakan oleh berbagai organisasi Islaism sejak akhir dekade 1990-an, terdiri dari shahada putih di atas latar hitam.


Lihat juga

Catatan

Referensi

Bacaan lebih lanjut

  1. ^ "Global Terrorism Index Report 2015" (PDF). Institute for Economics & Peace. November 2015. hlm. 10. Diakses tanggal October 5, 2016. 
  2. ^ Charles Kurzman. "Islamic Statements Against Terrorism". UNC.edu. Diakses tanggal Jan 31, 2017. 
  3. ^ Fawaz A. Gerges. "Al-Qaida today: a movement at the crossroads". openDemocracy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2014. Diakses tanggal 7 January 2015. 
  4. ^ Christine Sisto. "Moderate Muslims Stand against ISIS". National Review Online. Diakses tanggal 7 January 2015. 
  5. ^ Jackson, Richard (2007). "Constructing Enemies: 'Islamic Terrorism' in Political and Academic Discourse". Government and Opposition. 42 (3): 394–426. doi:10.1111/j.1477-7053.2007.00229.x. ISSN 0017-257X. 
  6. ^ "Obama Would Rather Declare War on the English Language than Speak of Islamic Terrorism". 
  7. ^ Terrorism (4 April 2016). "4 Problems With Obama Censoring 'Islamist Terrorism'". The Federalist. 
  8. ^ Terrorism (20 June 2016). "Obama Admin Deletes ISIS References From Orlando 911 Calls". The Federalist. 
  9. ^ "Why can't we talk frankly about Islamic terrorism?".