Candi Songgoriti
Candi Songgoriti (bahasa Jawa: Sånggåriti, han.: ꦱꦁꦒꦫꦶꦠꦶ) adalah sebuah candi yang terletak di Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia. Candi ini berada di dekat satu sumber air panas dan berada di dalam kawasan terpadu wisata.[1][2] Secara etimologi, kata "sanggariti" berasal dari gabungan kata bahasa Jawa Kuno: "sangha" (berarti kumpulan) dan "riti" (berarti logam kuningan), sehingga dapat diartikan "daerah perajin kuningan".[3]
Candi yang juga dikenal sebagai Candi Supo ini (karena dianggap didirikan oleh Mpu Supa, utusan Mpu Sindok) pertama ditemukan pada tahun 1799 oleh van Ijsseldijk, lalu diperbaiki oleh arkeolog Belanda pada 1849 oleh Rigg dan Brumund pada tahun 1863. Renovasi besar-besaran dan inventarisasi dilakukan oleh Knebel pada tahun 1902 dan pada tahun 1921–1938. Pada tahun 2021 dilakukan ekskavasi terhadap Candi Songgoriti oleh BPCB Jawa Timur untuk mengevaluasi tata ruang candi yang pada waktu tersebut sudah terjepit lahannya oleh bangunan-bangunan baru.
Berdasarkan analisis arkeologi, Songgoriti termasuk candi tertua di Jawa Timur meskipun belum diketahui secara pasti kapan masa pembangunannya. Pendiriannya diduga berasal dari masa pemerintahan Mpu Sindok, yakni sekitar abad ke-9 sampai ke-10 Masehi ketika perpindahan kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Dugaan masa ini didasarkan pada gaya candi (serupa dengan candi-candi semasa di Jawa Tengah). Berdasarkan gaya ini pula candi Songgoriti terduga kuat merupakan candi yang menjadi bagian petirtaan. Dugaan masa pendirian ini juga didasarkan pada gaya tulisan inskripsi Jawa Kuno yang tertulis pada salah satu lempeng emas peripih yang pernah ditemukan[4].
Sebagian tubuh candi berasal dari batu andesit dan yang dapat disaksikan saat ini merupakan bagian kaki candi. Candi Songgoriti berukuran 14,36 × 10 meter dengan tinggi aktual 2,44 meter. Terdapat relung atau cekukan pada tubuh candi yang digunakan untuk tempat berdirinya arca. Cekukan di sebelah timur adalah tempat untuk arca Ganesha yang kini arcanya tinggal sebagian. Sebelah utara sudah tidak memiliki arca karena hilang, dan relung barat arcanya sudah tidak menempel, tapi tersimpan di lingkungan candi. Arca tersebut adalah arca Agastya yang merupakan wujud lain Dewa Siwa. Karena bukti-bukti dari arca tersebut menunjukkan jika Candi Songgoriti merupakan bangunan candi yang bersifat Hindu beraliran Siwa. Di tengah candi terdapat lubang sampai dasar candi yang terisi air. Pada sisi sebelah timur candi terdapat mata air panas yang berwarna kekuningan, yang berarti air tersebut mengandung belerang.
Menurut cerita rakyat setempat, dahulu lokasi candi tersebut merupakan kawah dari gunung berapi yang mengeluarkan air panas. Yang akhirnya datanglah Mpu Supo yang membangun candi di atas kawah tersebut sehingga airnya tidak mengalir ke mana-mana.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ https://www.malangtimes.com/baca/30022/20180803/103200/mau-berendam-air-panas-kota-batu-punya-dua-pemandian/
- ^ https://daerah.sindonews.com/read/855539/23/air-panas-songgoriti-batu-malang-penuh-misteri-1397839724
- ^ Suwardono (7 November 2013). "Korelasi Candi Songgoriti dengan Prasasti Sangguran Tahun 928 M". MAJALAH ARKEOLOGI INDONESIA. Diakses tanggal 10 Maret 2022.
- ^ Kemedikbudristek RI. "Candi Songgoriti". SRN Cagar Budaya Kemendikbudristek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-11. Diakses tanggal 12 Februari 2022.