Lompat ke isi

Kecoak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 9 Juni 2023 03.19 oleh FianM (bicara | kontrib) (mengembangkan artikel)
Kecoak
Rentang fosil: 145–0 jtyl
Kapur–sekarang
Kecoak-kecoak rumah
A) Kecoak jerman
B) Kecoak amerika
C) Kecoak australia
D&E) Kecoak oriental (♀ & ♂)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Superordo:
Ordo:
Famili

Anaplectidae
Blaberidae
Blattidae
Corydiidae
Cryptocercidae
Ectobiidae
Lamproblattidae
Nocticolidae
Tryonicidae

Kecoak, lipas, atau coro adalah salah satu ordo serangga (Blattodea) hemimetabola yang berasal dari kelas Insecta. Ordo ini terdiri dari 4000 spesies, 2 superfamili, dan 6 famili. Kecoak terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub. Kecoak memiliki hubungan dekat dengan belalang sentadu (Mantodea) dan rayap (Isoptera).[1]

Di antara spesies yang paling terkenal adalah kecoak amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm, kecoak jerman, Blattella germanica, dengan panjang ±1½ cm, dan kecoak asia, Blattella asahinai, juga dengan panjang sekitar 1½ cm. Kecoak sering dianggap sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoak yang termasuk dalam kategori ini. Kecoak yang makan deterjen akan giras

Taksonomi

Kecoak merupakan jenis serangga.[2] Kehadiran kecoak di Bumi sekitar 300 juta tahun silam.[3] Filum kecoak adalah Artropoda dan kelasnya insekta. Sementara ordo bagi kecoak dibeda-bedakan oleh para ahli serangga. Ada yang memasukkan kecoak ke dalam ordo Blattaria dengan famili Blattidae. Ada yang memasukkan kecoak ke dalam ordo Dycoptera dengan sub ordo Blattaria. Ada pula yang memasukkan kecoak yang memasukkan kecoak ke dalam orod Orthoptera dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattida.[4] Pembagian famili kecoak sebanyak 6 famili.[5] Jumlah spesies kecoanya sekitar 3.500 spesies.[6]

Anatomi

Ukuran tubuh kecoak tergolong kecil sebagai hewan.[7] Bentuk tubuh kecoak umumnya oval dan rata. Kepalanya terletak sangat rendah sehingga hampir menyentuh tanah. Di bagian dada kecoak terdapat sabuk yang berfungsi untuk melindungi kepalanya. Ada spesies kecoak yang memiliki sayap dan ada pula yang tidak memiliki sayap.[8] Pada kecoak yang bersayap, di sayap belakangnya terdapat tarsi bersegmen lima dan lobus anal.[9] Kecoak memiliki ukuran yang bervariasi, dari 2 mm hingga 6 cm. Kecoak terbesar adalah Megaloblatta blaberoides yang berukuran 10 cm jika dihitung bersama tegmina.[1]

Kecoak memiliki kulit yang keras.[10] Tubuh kecoak berwarna cokelat.[11] Kecoak tidak memiliki hidung. Di seluruh tubuhnya terdapat ventilator yang berfungsi sebagai alat pernapasan.[12]

Karakteristik

Beberapa spesies kecoak merupakan hewan semiakuatik, walaupun umumnya kecoak adalah hewan terestrial. Dimorfisme seksual kadang terlihat di beberapa spesies kecoak.[1] Spesies kecoak yang nokturnal dengan diurnal memiliki perbedaan warna yang mencolok. Kecoak nokturnal umumnya terdepigmentasi, sementara kecoak diurnal berwarna cerah mencolok. Kecoak yang diurnal berwarna mencolok memiliki berbagai fungsi seperti menandakan bahwa spesies itu berbahaya karena memiliki senyawa pertahanan yang beracun ataupun untuk meniru serangga lain.[1]

Penglihatan kecoak tidak mampu membedakan beragam warna.[13] Sebagian besar spesies kecoak memiliki kemampuan terbang yang buruk walaupun memiliki sayap yang lebar. Sayap kecoak untuk beberapa taksa sudah hilang atau tereduksi. Sebagian spesies kecoak yang hidup di bawah tanah, liang, atau celah yang keadaannya cukup stabil maka sayapnya rentan hilang.[1]

Habitat

Hampir seluruh habitat di dunia dapat dihuni oleh kecoak.[14] Hanya di kawasan kutub tidak ditemukan kecoak.[15] Lingkungan yang disukai untuk ditinggali kecoak adalah yang lembap dan gelap.[16] Empat famili kecoka menyukai hidup di kawasan hutan dan gua. Masing-masing ialah Blaberidae, Blattellidae, Polyhagidae dan Cryptocercidae.[17] Populasi kecoak umumnya sebanding dengan tingkat kekotoran suatu tempat hidupnya. Semakin kotor suatu tempat, maka populasinya semakin banyak.[18] Habitat yang disukai kecoak adalah yang berventilasi buruk dan berantakan. Kecoak umum ditemui di daerah tropis dari 30 derajat lintang utara hingga 30 derajat lintang selatan. Kecoak biasa ditemui di dalam tumpukan daun ataupun gumpalan tanah.[1]

Kecoak juga dapat hidup di lingkungan yang sama dengan manusia. Habitat utamanya pada bangunan yang memiliki sisa makanan dan sampah, atau pada kamar mandi yang saluran airnya tersumbat. Lokasi-lokasi pada bangunan yang disukai oleh kecoak ialah dapur di rumah atau restoran, kamar mandi, toilet, dan tempat pembuangan limbah pupuk.[19]

Siklus hidup

Kecoak merupakan serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tahapan perkembangannya dimulai dari telur kemudian menjadi nimfa lalu imago.[20]

Referensi

  1. ^ a b c d e f Encyclopedia of entomology. Capinera, John L. (edisi ke-2nd ed). Dordrecht: Springer. 2008. ISBN 978-1-4020-6359-6. OCLC 288440300. 
  2. ^ Ishak, Hasanuddin (2018). Pengendalian Vektor (PDF). Makassar: Masagena Press. hlm. 63. ISBN 978-602-0924-47-2. 
  3. ^ Nurhakim, S., dan Abdurohman, D. (Desember 2014). Fidyastria, S., dkk., ed. Dunia Burung dan Serangga: Mengenal Fakta Sains dan Keunikannya. Jakarta Timur: Penerbit Bestari. hlm. 117. ISBN 978-979-063-969-0. 
  4. ^ Wahyuni, D., Makomulamin, dan Sai, N. P. (2021). Entomologi dan Pengendalian Vektor. Sleman: Penerbit Deepublish. hlm. 76. ISBN 978-602-453-541-4. 
  5. ^ Riyandi, H., dkk. (2014). Uji Preferensi Pakan Kecoak Jerman Blattella germanica L. (Dictyoptera: Blattellidae) Sebagai Dasar Pembuatan Umpan Beracun Untuk Pengendalian. Padang: Universitas Andalas. hlm. 3. 
  6. ^ Septianella, G., dan Elfidasari, D. (19 Januari 2013). "Perilaku Kecoa (Periplaneta americana Linnaeus) Saat Membalikkan Tubuh" (PDF). Prosiding Seminar Nasional Biologi-IPA 2013: 57. ISBN 978-979-028-573-6. 
  7. ^ Mahasiswa PPGT-PGSD Universitas Sanata Dharma 2013/2014 (2013). Sumarah, Ignatia Esti, ed. Pentingnya Merawat Diri dan Lingkungan (PDF). Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. hlm. 36. ISBN 978-602-9187-71-7. 
  8. ^ Wijayanto, Wahyudi (April 2022). Mengenal Kehidupan Serangga. CV. Media Edukasi Creative. hlm. 31–32. ISBN 978-623-981-357-4. 
  9. ^ Arif, Astuti (Agustus 2020). Raya: Peran, Biolog,i Pencegahan dan Pengendaliannya. Makassar: Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. hlm. 73. ISBN 978-623-94156-3-1. 
  10. ^ Kurniawan, Rahmat (Maret 2016). Belajar Besyukur. Elex Media Komputindo. hlm. 79. ISBN 978-602-028-298-5. 
  11. ^ Onasis, A., dkk. (November 2022). Wijayantono dan Sahara, R. M., ed. Dasar-Dasar Entomologi Kesehatan. Padang: PT Global Eksekutif Teknologi. hlm. 98. ISBN 978-623-8051-24-3. 
  12. ^ Apandi, Nur Puspitasari. Fajta Unik Hewan di Sekitar Rumahmu. DIVA Press. hlm. 36. ISBN 978-602-391-278-0. 
  13. ^ Muhammad, Sahri (2014). Samuder Ilmu Sunnatullah Empirik dalam Perspektif Filsafat Ilmu, Etika Terapan dan Agama. Malang: UB Press. hlm. 141. 
  14. ^ Setford, Steve (2005). Raharjo, B., dan Eddy, M. H., ed. Intisari Ilmu Hewan Merayap. Diterjemahkan oleh Sari, Hindrina Perdhana. Jakarta: Erlangga. hlm. 55. ISBN 979-741-918-5. 
  15. ^ Faizah, Shafa (2018). Ensiklopedia Fauna Dunia. Diva Press. hlm. 75. ISBN 978-602-407-335-0. 
  16. ^ Fatma, F., dkk. (2021). Simarmata, Janner, ed. Sanitasi Makanan dan Minuman. Yayasan Kita Menulis. hlm. 24. ISBN 978-623-342-288-8. 
  17. ^ Hadi, U. K., dan Soviana, S. (Desember 2010). Sosromarsono, Soemartono, ed. Ektoparasit: Pengenalan, Identifikasi dan Pengendaliannya. Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 68. ISBN 978-979-493-301-5. 
  18. ^ Aji, Agung Sri Bandara (November 2020). A to Z Bisnis Pet Control. Alinea Media Pustaka. hlm. 24. ISBN 978-623-6923-01-6. 
  19. ^ Susilowati, R. P., dan Rumiati, F. (Desember 2021). "Efficacy of knockdown insecticide based on Permot (Passiflora foetidaL.) leaf extract against mortality of German cockroach (Blattella germanicaL.)". Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi. 9 (2): 226. ISSN 2302-1616. 
  20. ^ Siagian, Gunaria (November 2020). Taksonomi Hewan (PDF). Bandung: Penerbit Widina Bhakti Persada Bandung. hlm. 57. ISBN 978-623-6608-59-3. 

Pranala luar