Lompat ke isi

Sardjono

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 Juni 2023 18.07 oleh Athallah KDS (bicara | kontrib) (pranala)

Sardjono ( ? - 19 Desember 1948) adalah seorang tokoh pergerakan nasional. Ketua Umum Partai Komunis Indonesia, dan Ketua organisasi Serikat Indonesia Baroe (SIBAR), yang merupakan organisasi nasionalis Indonesia di Australia pada masa Perang Dunia II.

Sardjono
Sardjono
Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Indonesia
Masa jabatan
20 Desember 1924 – 10 November 1926
PresidenDirk de Graeff
Sebelum
Pendahulu
Aliarcham
Pengganti
Suprodjo
Sebelum
Masa jabatan
29 Maret 1946 – 19 Desember 1948
PresidenSukarno
Perdana MenteriMohammad Hatta
Sebelum
Pengganti
Alimin
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir?
Meninggal19 Desember 1948
Solo, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politik
PekerjaanJurnalis
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Tidak banyak yang diketahui mengenai masa kecil Sardjono. Ia adalah tokoh komunis yang sangat berpengaruh. Ia menggantikan Aliarcham pada Desember 1924 setelah perdebatan panjang dalam tubuh partai mengenai posisi Sarekat Rakyat dalam PKI.

Sardjono adalah tokoh sentral yang menyusun pemberontakan di Jawa pada tahun 1926. Ia merupakan tokoh kunci disamping Winanta dan Herojuwono. Namun menjelang pemberontakan, pada 10 November, Kantor Pusat PKI cabang Bandung dan Priangan melantik Ketua Umum baru yang menentang pemberontakan, yaitu Suprodjo, namun semuanya sudah terlambat. Pemberontakan pecah di Jawa pada malam 12 November 1926 dan di Sumatera pada 1 Januari 1927.

Pemberontakan berhasil dikalahkan oleh satuan kepolisian dan tentara Hindia Belanda. Sardjono ditangkap dan ia diasingkan ke Boven Digoel hingga era Perang Dunia II. Setelah perang pecah, Belanda membawa para tahanan ke Australia, salah satunya adalah Sardjono. Di Australia, dengan bantuan mantan pejabat Hindia Belanda Charles van der Plas, pada 6 Agustus 1944, Sardjono memimpin organisasi pergerakan yang baru dibentuk, yaitu Serikat Indonesia Baroe. Organisasi ini masih banyak dikuasai oleh tokoh-tokoh komunis lama masa 1920an.

Pasca Proklamasi hingga Pemberontakan Madiun

Pada awal tahun 1946, Sardjono kembali ke Indonesia dan diaambut oleh berbagai tokoh yang dahulu mengenalnya. Pada Maret 1946, kepemimpinan Mohammad Djoesoef dalam PKI goyah diakibatkan Pemberontakan PKI Cirebon 1946 dan digantikan oleh Sardjono.

Sardjono juga memimpin front rakyat yang terbentuk setelah ditangkapnya tokoh-tokoh Persatuan Perjuangan, yaitu Konsentrasi Nasional. Front ini bertujuan untuk menggabungkan kekuatan partai-partai politik dalam menentang kebijakan lunak pemerintah republik.

Menjelang pemberontakan Madiun, Sardjono sedang tidak didalam kota. Namun posisinya menjadi terancam ketika kabar mengenai jatuhnya Madiun kembali ke tangan Siliwangi menyebar, Sardjono terpaksa harus melakukan longmarch dengan tokoh-tokoh lainnya seperti Amir Sjarifoeddin, Maruto Darusman, dan lainnya.

Akhir Riwayat

Ia berhasil ditangkap pada 26 November 1948, dan akhirnya dibawa ke Solo pada 19 Desember 1948 untuk dieksekusi, bersama dengan Amir Sjarifoeddin dan lainnya.