Lompat ke isi

Inuyu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 September 2023 06.28 oleh Donovanpalu (bicara | kontrib) (Menambahkan [[)
Sajian inuyu, campuran beras dan goraka (jahe) setelah dibakar dengan bambu di wilayah suku bare'e

Inuyu[1] adalah salah satu makanan khas masyarakat Suku Bare'e di Kabupaten Poso dan Kabupaten Tojo Una-Una yang terbuat dari beras ketan yang diolah dengan santan dan goraka sebagai penambah cita rasa di beberapa sajian juga ditambahkan tumisan bawang, kemudian dimasukkan ke dalam bambu yang telah dilapisi daun pisang dan dibakar sekitar 3-4 jam .

Di daerah lain di Wilayah Kabupaten Poso, inuyu disebut juga nasi cani atau juga popular dengan sebutan nasi bambu[2].

Di Wilayah Tojo, makanan khas Inuyu[3] ini sering disajikan di saat tertentu yang dikenal dengan sebutan Pesta Panen atau dalam Bahasa Bare'e dikenal dengan nama Padungku (Mopadungku) atau kultur gotong royong dan persaudaraan budaya Suku Bare'e sebagai tradisi syukuran hasil panen, yang tetap lestari dan eksis hingga saat ini.

Upacara adat Padungku di jaman Penjajahan Belanda sangat dilarang dirayakan oleh Umat Kristen saat itu, karena Upacara adat Padungku identik dengan Perayaan Pengucapan Rasa Syukur dan Pemujian kepada Tuhan Lamoa Suku Bare'e yaitu PueMpalaburu, hal itu di catatkan dalam buku Van Heiden Tot Christen, hal tersebut berbeda dengan Tari Moraego yang diperbolehkan oleh Umat Kristen Belanda, dan sudah pasti Tari Moraego dilakukan juga oleh Suku Bare'e yang semuanya sudah beragama Islam sejak tahun 1770, dan yang sekarang ini PueMpalaburu (Tuhan Pemilik Langit dan Bumi) setelah Suku Bare'e beragama Islam dikenal dengan nama Allah.

Upacara adat Padungku[4] adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah Maha Pencipta, karena segalanya bersumber dari Allah maka hasil panen yang pertama harus dipersembahkan kepadaNya.

Penyajian

Cara membuat Inuyu[5] yaitu, Sebelum mengolah beras ketan, yang harus kamu lakukan adalah merendamnya di dalam air selama semalaman. Langkah ini bertujuan untuk membuat beras lebih lunak dan cepat matang. Langkah selanjutnya kukus beras ketan sampai setengah matang saja. Angkat dan sisihkan untuk digunakan nanti.

Haluskan bawang merah dan goraka (jahe) dengan blender. Kemudian tumis bersama serai dan daun jeruk dengan sedikit minyak goreng. Tumis sampai aromanya wangi dan warna sedikit berubah, ya.

Setelah itu tambahkan garam dan gula secukupnya serta tuang santan. Masak sambil tetap diaduk sampai mendidih.

Setelah santan mendidih, kemudian masukan beras ketan yang sebelumnya sudah di kukus. Masak sambil tetap diaduk rata lalu biarkan sampai santan meresap ke dalam beras ketan.

Terakhir, siapkan bambu yang sudah dipotong per ruas. Bungkus beras ketan ke dalam daun pisang lalu rekatkan dengan lidi. Selanjutnya masukan ke dalam bambu, lalu bakar dengan asap api selama beberapa jam sampai matang.

Untuk penyajiannya kamu bisa memotong Inuyu menjadi beberapa bagian seperti lontong. Lalu sajikan bersama lauk berupa olahan daging yang Halal.

Inuyu ini bisa juga kamu sajikan langsung tanpa lauk. Rasanya enak dan memiliki aroma yang harum.

Referensi

  1. ^ De Bare'e-Sprekende de Toradja van midden celebes jilid 1 halaman 119, [1]", Diakses 22 Juni 2023.
  2. ^ Inuyu Khas Suku Bare'e, Masuk Rekor Muri, [2]", Diakses 22 Juni 2023.
  3. ^ Suku Asli di Kabupaten Poso - Tojo adalah Suku Bare'e (Bare'e-Stammen), bukan Pamona karena Pamona hanya nama Desa, lihat De Bare'e-Sprekende de Toradja van midden celebes jilid 1 halaman 119 , [3]", Diakses 22 Juni 2023.
  4. ^ Suku Pamona ternyata hanya nama Desa, yaitu Desa Pamona di Watu mpogaa tentena, dan buku-buku Suku Toraja juga ditulis oleh N. Adriani dan A.C. Kruyt[4]", Diakses 22 Juni 2023.
  5. ^ Cara Membuat Inuyu, Makanan Khas Suku Bare'e[5]", Diakses 22 Juni 2023.