Nojorono Tobacco International
Artikel ini menggunakan kata-kata yang berlebihan dan hiperbolis tanpa memberikan informasi yang jelas. |
Sebelumnya | PT Nojorono Tobacco Limited |
---|---|
Swasta | |
Industri | Rokok Tembakau |
Didirikan | 1932 |
Pendiri | Ko Djee Siong & Tan Djing Thay |
Kantor pusat | Kabupaten Kudus, Jawa Tengah |
Produk | Minak Djinggo Clas Mild Clas Mild Silver Clas Mild Redmax Minak Djinggo Rempah Saroja |
Anak usaha | PT Aroma Tobacco International PT Nikki Super Tobacco Indonesia PT Nikorama Citra Tibacco |
Situs web | Nojorono Official Website |
PT Nojorono Tobacco International merupakan salah satu perusahaan pelopor rokok kretek di Indonesia yang diinisiasi oleh Bapak Tjoa Kang Hay yang menunjuk kedua menantunya yakni Bapak Ko Djee Siong dan Bapak Tan Djing Thay. Seiring dengan perkembangan bisnis yang maju, kemudian perusahaan dikukuhkan pada 14 Oktober 1932 dan berpusat di Kota Kudus, Jawa Tengah. Saat ini, PT Nojorono Tobacco International termasuk dalam kategori industri sigaret lima besar di Indonesia. Populer dengan terobosan produk Minak Djinggo, yaitu pelopor inovasi sigaret kretek tangan (SKT) sejak 1932. Minak Djinggo bertahan di industri SKT hingga saat ini, merupakan selera pilihan di kalangan petani dan nelayan. Terobosan lainnya dari perusahaan adalah diluncurkannya Clas Mild, produk LTLN (Low Tar Low Nicotine) di tahun 2003.
Berbekal warisan prinsip leluhur, Nojorono membekali core values bagi seluruh jajaran pemangku kepentingan dalam bekerja. Terdapat lima nilai utama F.A.I.T.H yang kesemuanya diadaptasi dari karakter Krishna muda. Fraternity, semangat kekeluargaan dalam menjaga keharmonisan dalam persaudaraan untuk saling bersinergi. Accountability, bertanggung jawab melayani sepenuh hati dan integritas. Innovation, mendorong adanya inovasi dan kreativitas dengan semangat peningkatan dan penyertaan tiada henti. Trustworthy, dipercaya, saling hormat, sopan dan mempunyai motivasi yang tinggi. High Performance, terus mengejar kinerja yang tinggi demi terciptanya pertumbuhan dan profitabilitas yang berkelanjutan.
Sejarah
Penamaan
Nama Nojorono diilhami dunia pewayangan. Kata "Nojorono" berasal dari tokoh Narayana atau Norojono, yakni Krishna sewaktu muda. Dalam dunia pewayangan, Krishna dikenal sebagai tokoh yang inspiratif, giat belajar, dan contoh bagaimana seorang pemimpin sejati yang layak diteladani. Tokoh yang berpihak pada kebenaran, yang menginspirasi pada kejujuran dan bijaksana namun tetap sederhana.
Tjoa Kang Hay adalah orang yang memunculkan nama Nojorono. Beliau dan pengurus pertama memang dikenal mencintai dunia pewayangan. Tjoa Kang Hay adalah salah satu pendiri pabrik rokok NV. Handel Maatschappij Trio Sam Hien Kongsie,[1] dimana pada tahun 1920-1930-an, perusahaan itu cukup terkenal. Bermodal pengalaman bekerja di pabrik rokok kretek, beliau berdiskusi dengan kedua menantunya, Ko Djee Siong dan Tan Djing Thay untuk mendirikan perusahaan rokok sendiri. Dari hasil pembicaraan tersebut, timbullah ide dari Ko Djee Siong dan Tan Djing Thay untuk mendirikan Firma Nojorono dengan rencana modal awal masing-masing sebesar 2000 gulden. Firma Nojorono terealisasi berdiri pada 14 Oktober 1932, berbentuk Commanditaire Vennootschap. Akta pendirian perusahaan ini dibuat oleh notaris Jozef Frans Meelhuysen di Pati. Maka dari sinilah, dari sebuah bekas gudang kapuk di Desa Godi, Pati Utara dengan tenaga kerja yang terlibat dalam produksi baru sekitar 50 orang, cikal bakal PT. Nojorono dimulai.[2]
Perubahan besar
Seiring dengan pertumbuhan Firma Nojorono, tahun 1934, dalam suatu momen yang disebut sebagai Perubahan Besar, pabrik dipindahkan ke kota Kudus, yang berlokasi di Wergu, Jalan Dondong (Jalan ABC). Setahun kemudian, tahun 1935 lokasi pabrik dipindahkan lagi ke JI. Menur 11, Nganguk, Kudus dan berpindah lagi pada tahun 1971, perusahaan mulai menempati pusat di Jalan Jendral Sudirman 86B, Kudus.
Lompatan besar yang mereka lakukan terjadi pada tahun 1973, dimana Firma Nojorono berganti status menjadi perseroan terbatas. Dengan akta No. 50 yang ditandatangani notaris Tan A Sioe pada 25 April 1973, nama perusahaan menjadi PT. Nojorono Tobacco Company Limited.
Tahun 1984, Kala itu industrialisasi di bisnis rokok mulai menggeliat. Rokok tidak lagi hanya dibuat secara tradisional melainkan dipadu pula secara modern. Bukan lagi mengandalkan lintingan tangan para buruh namun juga memanfaatkan bantuan mesin. Selain lebih cepat dan lebih rapi, volume yang dihasilkan pun dapat lebih banyak. Maka, dapat dimaklumi jika terobosan besar terbentuknya perusahaan menjadi PT, baru terjadi pada tahun 1984. Kala itu industrialisasi di bisnis rokok mulai menggeliat.
Minak Djinggo Special 14 batang adalah rokok SKM (Sigaret Kretek Mesin) pertama yang diproduksi PT. Nojorono pada tahun 1984. Tercatat sejak itu, PT. Nojorono terus melakukan modernisasi usahanya. Pada tahun 1990 Peraturan Pemerintah mengenai cukai hasil tembakau mengatur perusahaan rokok menjadi beberapa strata/golongan, yang didasarkan pada jumlah produksinya dengan tarif cukai yang berbeda. Maka perusahaan melihat peluang untuk memasarkan rokok dengan golongan strata kecil, sehingga didirikanlah perusahaan baru untuk mendukung hal ini.
Anak usaha
- PT Aroma Tobacco International
- PT Nikki Super Tobacco Indonesia
- PT Nikorama Citra Tobacco
Produk
Nojorono Kudus memiliki berbagai produk Sigaret Kretek Tangan maupun Sigaret Kretek Mesin di antaranya;
Sigaret Kretek Tangan
Kemasan | Diluncurkan | Tar | Nikotin | Isi |
---|---|---|---|---|
Minak Djinggo | 1932 | 38 MG | 2.1 MG | 10's & 12's |
Minak Djinggo Rempah | 2020 | 43 MG | 1.9 MG | 12's |
Saroja | 2023 | 39 MG | 2.3 MG | 12's |
Sigaret Kretek Mesin
Kemasan | Diluncurkan | Tar | Nikotin | Isi |
---|---|---|---|---|
Clas Mild | 2003 | 14 MG | 1.0 MG | 12's & 16's |
Clas Mild Silver | 2019 | 14 MG | 1.0 MG | 16's |
Clas Mild Redmax | 2021 | 16 MG | 1.0 MG | 16's |
Artikel referensi
- ^ dkk, M. Taufiqurohman (2019-07-01). Mereka Mau Hidup Seribu Tahun Lagi: PULUHAN MEREK INDONESIA YANG MAMPU BERTAHAN LEBIH DARI SETENGAH ABAD. Tempo Publishing.
- ^ Sellato, Bernard (2001-12-01). "Kretek. The Culture and Heritage of Indonesia's Clove Cigarettes, Mark Hanusz". Moussons. Recherche en sciences humaines sur l’Asie du Sud-Est (dalam bahasa Inggris) (4): 152–153. doi:10.4000/moussons.4194. ISSN 1620-3224.