Ratu Sanjaya
Ratu Sanjaya | |
---|---|
Sri Maharaja Harisdarma Bimaparakrama | |
Raja Sunda ke 2 | |
Berkuasa | (723 - 732) |
Pendahulu | Tarusbawa (Raja Sunda ke-1) |
Penerus | Tamperan Barmawijaya (Rakyran Tamperan atau Rahyang Tamperan) |
Kelahiran | Sanjaya |
Pasangan |
|
Keturunan |
|
Wangsa | Syailendra |
Ayah | Sanna (Sena) |
Ibu | Sannaha |
Sanjaya - Rahyang Sanjaya atau biasa disebut juga dengan Sanjaya adalah raja kedua dari Kerajaan Sunda yang didirikan oleh Tarusbawa. Sanjaya menjadi penerus dari Kerajaan Sunda oleh karena telah menikah dengan cucu Tarusbawa yang bernama Sekar Kencana. Sanjaya naik takhta Kerajaan Sunda setelah Tarusbawa meninggal pada usia 91 tahun pada tahun 732 M.
Sanjaya merebut kembali takhta Kerajaan Galuh
Sebagaimana diketahui bahwa ayah Sanjaya, Sena adalah raja ketiga dari Kerajaan Galuh yang naik takhta pada tahun 709 M. Namun Sena dikudeta oleh Purbasora pada tahun 716 M yang menyebabkan Sena beserta keluarganya melarikan diri dan meminta perlindungan kepada Raja Kerajaan Sunda, Tarusbawa. Setelah Sanjaya berhasil menjadi raja di Kerajaan Sunda pada tahun 732 M untuk menggantikan Tarusbawa. Sanjaya segera menyusun rencana untuk merebut kembali takhta dari tangan Purbasora yang masih pamannnya sendiri.
Sanjaya segera mempersiapkan pasukannya untuk menggempur Kerajaan Galuh. Setelah memperkuat pasukannya, Sanjaya juga mencari dukungan dari berbagai tempay yang menggulingkan Purbasora dari takhta Kerajaan Galuh. Kemudian Sanjaya pergi ke Kerajaan Denuh (yang sekarang berada di Taksimalaya) untuk meminta dukungan Rajaresi Wanayasa Rahyang Kidul. Karena itu Kerajaan Denuh, Wanayasa menolak permintaan Sanjaya dan memilih untuk bersikap netral.
Setelah permintaanya kepada Rajaresi Wayanasa Rahyang Kidul dari Kerajaan Denuh, lalu segera menuju ke Kerajaan Gunung Sawal untuk mendapatkan dukungan. Setelah mendapatkan dukungan, kemudian Kerajaan Gunung Sawal dijadikan markas untuk pasukan Sanjaya untuk merebut Kerajaan Galuh. Dari Kerajaan Gunung Sawal ini, Sanjata beserta pasukannya berhasil membunuh Purbasora pada tahun 723 M. Setelah berhasil membunuh Purbasora, Sanjaya segera mempersiapkan diri dan pasukannya menyerang Kerajaan Indraprahasta di tahun yang sama. Kerajaan Indraprahasta ini adalah asal dari permaisuri Purbasora yang bernama Citra Kirana.
Sanjaya menjadi raja di Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh
Setelah berhasil membunuh Purbasora dan menghancurkan Kerajaan Indraprahasta, Sanjaya naik takhta sebagai Raja Kerajaan Galuh yang kelima pada tahun 723 M. Sedangkan Sekar Kencana dijadikan pula sebagai permaisuri Kerajaan Galuh dengan gelar Teja Kancana Ayu Purnawangi. Sedangkan Sanjaya bergelar Sri Maharaja Harisdarma Bimaparakrama atau dikenal pula dengan gelar Prabu Maheswara Sarwajitastru Yupapurnajaya. Setelah dinobatkan sebagai raja di Kerajaan Galuh, Sanjaya secara langsung memerintah dua kerajaan, yakni Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.
Di sisi lain, Sanjaya juga mendapatkan hak takhta Kerajaan Kalingga dari ibunya. Sehingga Sanjaya kini menjadi raja dari tiga kerajaan, yakni Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh dan Kerajaan Kalingga. Meskipun kini Sanjaya menjadi raja di Kerajaan Galuh setelah menyinngkirkan Purbasora, namun kondisi politik di Kerajaan Galuh belum dapat dikatakan kondusif.
Sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan di Kerajaan Galuh, maka disepakati bahwa Sanjaya tidak memerintah Kerajaan Galuh secara langsung. Sempakwaja Bhatara Danghyang Guru, kemudian mengangkat Premana Dikusuma anak dawi Wijayakusuma sekaligus cucu dari Purbasora. Setelah pengangkatan Premana Dikusuma, Sanjaya menempatkan anaknya, Rakryan Tamperan (Tamperan Barmawijaya sebagai duta (perwakilannya) di Kerajaan Galuh.
Memberikan Takhta Kerajaan Sunda kepada Tamperan Barmawijaya (Rakyran Tamperan atau Rahyang Tamperan)
Penempatan Tamperan Barmawijaya (Rakryan Tamperan atau Rahyang Tamperan) ternyata menyebabkan kondisi politik Kerajaan Galuh kembali memanas. Oleh sebab itu, Sanjaya menarik Tamperan Barmawijaya menuju ke ibukota Kerajaan Sunda di Pakuan. Pada tahun 731 M, Sanjaya dipanggil oleh ayahnya, Sena yang kini berkuasa di Kerajaan Kalingga memerintah atas nama isterinya, Sanaha cucu dari Ratu Sima. Pada tahun 732 M, Sanjaya menggantikan Sena, untuk menjadi sebagai raja di Kalingga. Setelah mengantikan Sena di Kerajaan Kalingga, Sanjaya memberikan takhta Kerajaan Sunda kepada anaknya, Tamperan Barmawijaya (Rakryan Tamperan atau Rahyang Tamperan).
Di sisi lain, Sanjaya mendirikan Kerajaan Medang dan menjadi sebagai Raja yang pertama yang memerintah di Kerajaan Medang pada sekitar tahun 732-746. Sanjaya disebut nama yang lain, yakni Sanjaya dari Mataram. Dia bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Referensi
- Ayatrohaedi. 2005. SUNDAKALA Cuplikan Sejarah Sunda Berdasarkan Naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon. Bandung: Pustaka Jaya
- Seri Biografi Tokoh - Abhesiva.id https://abhiseva.id/rahyang-sanjaya-penerus-takhta-kerajaan-sunda/
Sanjaya berkuasa memerintahkan beberapa kerajaan
- Sanjaya bergelar Sri Maharaja Harisdarma Bimaparakrama sebagai raja kedua yang memerintahkan Kerajaan Sunda pada tahun 723 - 732 M.
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Tarusbawa |
Raja Sunda ke-2 723–732 |
Diteruskan oleh: Tamperan Barmawijaya |
- Sanjaya bergelar Prabu Maheswara Sarwajitastru Yupapurnajaya sebagai raja kelima yang memerintahkan Kerajaan Galuh pada tahun 747 - (?) M.
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Purbasora |
Raja Galuh ke-5 723–732 |
Diteruskan oleh: Premana Dikusuma |
- Sanjaya sebagai raja kelima yang memerintahkan Kerajaan Kalingga pada tahun 732 - (?) M.
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Sena |
Raja Kalingga ke(?) 732–(?) |
Diteruskan oleh: ??? |
- Sanjaya yang mendirikan Kerajaan Medang dan menjadi sebagai raja yang pertama memerintahkan Kerajaan Medang pada tahun 732 - 746 M.
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: - |
Raja Medang ke-1 732–746 |
Diteruskan oleh: Rakai Panangkaran |