Masjid Jama
Jama Masjid | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Ecclesiastical or organizational status | Masjid |
Kepemimpinan | Syekh Ahmad Bukhari |
Lokasi | |
Lokasi | Delhi, India |
Kawasan | Delhi |
Koordinat | 28°39′3″N 77°13′59″E / 28.65083°N 77.23306°E |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Arsitektur Islam, |
Rampung | 1656 |
Spesifikasi | |
Kapasitas | 25.000 |
Panjang | 80 meter |
Lebar | 27 meter |
Kubah | 3 |
Menara | 2 |
Tinggi menara | 41 meter |
Situs web | |
Website Federasi Masjid Jama |
Masjid Jama (bahasa Hindi: जामा मस्जिद, bahasa Urdu: جامع مسجد jamia masjid) atau Masjid-i Jahān-Numā (Persia:مسجد جھان نما, Masjid Cermin Dunia) adalah masjid utama yang berada di kawasan Delhi Tua di India. Masjid ini didirikan oleh Kaisar Mogul, Syah Jehan, yang juga membangun Taj Mahal. Masjid ini selesai pada tahun 1656 M dan merupakan yang terbesar dan terkenal di India. Masjid Jama sendiri terletak di sisi jalan raya yang sangat ramai di Delhi Tua, yaitu Jalan Chadni Chowk.
Nama yang lain untuk masjid ini adalah Masjid Jami, dikarenakan masjid ini selalu dipenuhi oleh jamaah pada hari Jumat untuk menunaikan ibadah salat Jumat. Masjid ini dapat menampung sekitar 25.000 jamaah. Masjid Jama sendiri juga menyimpan relik, termasuk manuskrip Al-Qur'an yang tertulis di kulit rusa.
Pembangunan
[sunting | sunting sumber]Pembangunan Masjid Jami Delhi dimulai pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 1650 bertepatan dengan tanggal 10 Syawal 1060H. Biaya yang dikeluarkan oleh pihak Kekaisaran Mogul dalam pembangunan Masjid Jama adalah 10 lakh Rupee (senilai dengan 1 juta Rupee).
Syah Jehan juga membangun masjid-masjid utama di Delhi, Agra, Ajmar dan Lahore. Denah di Masjid Jama Delhi bahkan sama dengan denah Masjid Jama di Fatehpur Sikri, dekat Agra. Tapi Masjid Jama masih lebih besar dan megah dikarenakan Syah Jehan telah memilih tempat pembangunan masjid di daerah tinggi. Desain dan arsitektur Masjid Badshahi di Lahore yang dibangun oleh putra Syah Jehan, Aurangzeb pada tahun 1673 hampir menyamai desain Masjid Jama.
Pembangunan masjid ini mendapat perhatian khusus dari Sultan dengan mengutus Perdana menterinya Saadullah Khan untuk mengawasi langsung proses pembangunan masjid ini. Ada dua hal yang benar benar menjadi perhatian Sultan adalah pembuatan kaligrafi Al-Qur’an yang menghias masjid ini dan pembuatan mimbar di mihrab, mimbar masjid Jami harus lebih tinggi dari Singgasana Sultan yang terletak di Red Fort
Arsitektur
[sunting | sunting sumber]Daerah teras masjid dapat dicapai dari timur, utara dan selatan melewati tangga dari masing-masing pintu yang dibuat dari batu bata. Pintu utara dari Masjid Jama memiliki 39 anak tangga, sedangkan pintu selatan memiliki 33 anak tangga dan pintu timur memiliki 35 anak tangga dan merupakan pintu khusus keluarga kerajaan. Tangga-tangga ini biasa dipakai oleh pedagang kaki lima dan penghibur jalanan. Pada petang hari, pintu timur masjid digunakan sebagai bazar ternak ayam dan burung. Sebelum Perang Kemerdekaan India pada tahun 1857, sebuah madrasah yang ada di pintu selatan masjid diruntuhkan.
Masjid sendiri menghadap ke barat. Di ketiga sisi masjid terdapat tiga gerbang, dimana setiap gerbang memiliki sebuah menara. Panjang masjid adalah 80 meter dan lebarnya adalah 27 meter. Pada atapnya terdapat tiga buah kubah yang dihiasi oleh pualam hitam dan putih dengan bagian atasnya yang berhiaskan emas. Tiga kubah ini benar benar dibangun dalam bentuk kubah bawang utuh. Dasar kubahnya berupa bentuk silindris menyerupai drum. Kubah seperti ini yang kemudian menginspirasi arsitektur masjid masjid di penjuru dunia yang dibangun sesudahnya.
Masjid Jama juga memiliki dua menara yang ketinggiannya adalah 41 meter dan terdiri dari 130 anak tangga yang dihiasi oleh pualam hitam dan batu bata. Sedangkan di bagian belakang masjid masih terdapat lagi 4 menara kecil sama seperti di bagian depan. Delapan menara kecil dan dua menara tinggi masjid ini semuanya dibangun dalam arsitektural khas Mughal. Ke tiga gerbang utama masjid ini membawa pengunjung ke pelataran tengah masjid (inner courtyard). Sebuah halaman terbuka berukuran 1200 meter persegi mampu menampung sekitar 100 ribu jemaah. Di pelataran ini juga terdapat kolam penampungan air yang merupakan kolam untuk berwudhu. Di sebelah depan (sebelah barat) kolam ini dibangun sebuah tempat yang sedikit ditinggikan dari permukaan lantai sekitarnya yang disebut Dikka, tempat ini disediakan bagi seorang muatllawi (imam kedua) yang mengulang bacaan yang di baca oleh imam.
Masjid Jami Delhi dibangun diatas pondasi yang ditinggikan dari tanah disekitanya kira kira mencapai 1.5 meter. Dari teras masjid menuju ke bagian dalam masjid dilengkapi dengan 3 anak tangga baik dari sisi timur utara dan selatan. Lantai masjid ini yang dilapis dengan batu pualam dengan ornamen bergaris menyerupai sajadah masing masing berukuran 95 x 45 cm, memudahkan jamaah meluruskan shaf sholat. Setidaknya ada 899 ornamen yang sama di lantai dalam masjid. Bila dilihat dari belakang masjid ini terlihat berdiri kokoh diatas tumpukan batu pondasinya. Landasan tempat masjid ini berdiri sejatinya juga adalah sebuah bukit berbatu. Lokasi nya yang memang berada di atas bukit ditambah bangunannya yang cukup tinggi menjadikan masjid ini dapat terlihat dari berbagai sudut kota Delhi tua.