Lompat ke isi

Gudang Garam

Halaman yang dilindungi semi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PT Gudang Garam Tbk
Sebelumnya
PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam Kediri
Perusahaan publik
Kode emitenIDX: GGRM
IndustriRokok
Didirikan30 Juni 1971; 53 tahun lalu (1971-06-30)
PendiriSurya Wonowidjojo
Kantor pusatKediri, Jawa Timur
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Susilo Wonowidjojo[1]
(Direktur Utama)
Juni Setiawati Wonowidjojo[1]
(Komisaris Utama)
ProdukSigaret kretek tangan dan sigaret kretek mesin
Merek
  • Merah
  • Djaja
  • Patra
  • International
  • Signature
  • GG Move
  • Signature Mild
  • GG Mild
  • GG Shiver
  • De Luxe
  • Sriwedari
  • Biru Lurik
  • Klobot
  • Surya
  • Surya Merah
  • Surya Pro
  • Surya Exclusive
  • Surya Pro Mild
PendapatanPenurunan Rp 124,683 triliun (2022)[2]
Penurunan Rp 3,909 triliun (2022)[2]
Penurunan Rp 2,897 triliun (2022)[2]
Total asetPenurunan Rp 88,563 triliun (2022)[2]
Total ekuitasPenurunan Rp 57,856 triliun (2022)[2]
PemilikPT Suryaduta Investama (69,29%)
PT Suryamitra Kusuma (6,26%)
Karyawan
Penurunan 31.559 (2022)[2]
Anak usahaLihat daftar
Situs webwww.gudanggaramtbk.com

PT Gudang Garam Tbk adalah sebuah produsen rokok yang berkantor pusat di Kediri. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki pabrik di Kediri, Gempol, Karanganyar, dan Sumenep, serta kantor perwakilan di Jakarta dan Sidoarjo.[2][3]

Sejarah

1956 - 1995

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1956 saat Tjoa Ing-Hwie atau Surya Wonowidjojo membeli lahan dengan luas sekitar 1.000 meter persegi milik Muradioso di Jl. Semampir II/l, Kediri. Di atas lahan tersebut, Tjoa Ing-Hwie lalu mulai memproduksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari kelobot dengan merek Inghwie. Setelah beroperasi selama dua tahun, pada tanggal 26 Juni 1958, Tjoa Ing-Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam. Awalnya, perusahaan ini hanya mempekerjakan 50 orang.[4] Konon, nama "Gudang Garam" didapat oleh Tjoa Ing-Hwie dari mimpi.[5]

Pada tahun 1966, perusahaan ini telah menjadi produsen sigaret kretek tangan (SKT) terbesar di Indonesia, dengan ribuan karyawan dan kapasitas produksi 50 juta batang SKT per bulan.[5] Pada pertengahan dekade 1960-an, krisis politik Indonesia sempat membuat perusahaan ini kehilangan banyak karyawan, tetapi perusahaan ini berhasil bangkit kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama.[6] Pada tahun 1969, badan hukum perusahaan ini diubah menjadi firma (Fa), dan pada tanggal 30 Juni 1971, badan hukum perusahaan ini kembali diubah menjadi perseroan terbatas (PT).[7] Pada tahun 1973, perusahaan ini mulai mengekspor produknya ke luar Indonesia.[8]

Berbeda dengan Bentoel Group yang telah mulai memproduksi sigaret kretek mesin (SKM) sejak dekade 1970-an, perusahaan ini masih setia memproduksi SKT,[9] dan baru mendatangkan mesin pembuat rokok pada tahun 1979. Mesin pembuat rokok tersebut kemudian berhasil menaikkan produksi perusahaan ini menjadi dua kali lipat, yakni dari 9 miliar batang/tahun menjadi 17 miliar batang/tahun.[10] Pada dekade 1980-an, perusahaan ini telah memiliki sejumlah pabrik dengan total luas mencapai 240 hektar dan dapat memproduksi rokok sebanyak 1 juta batang/hari. Omset perusahaan ini mencapai US$ 7 juta dan berhasil menguasai 38% pangsa pasar. Dengan cukai yang disetor ke negara mencapai Rp 1 miliar per tahun, perusahaan ini pun menjadi produsen kretek terbesar di Indonesia.[10][11] Karyawan perusahaan pada saat itu mencapai 37.000 orang serta memiliki helikopter pribadi.[12] Walaupun begitu, perusahaan ini tetap fokus memproduksi rokok dan kertas rokok.[13] Perusahaan ini kemudian juga mulai menyalurkan CSR, antara lain untuk mendukung pengembangan olahraga tenis meja.[14]

Sejak dekade 1970-an juga, dua orang putra dari Surya, yakni Rachman Halim dan Susilo Wonowidjojo, mulai aktif terlibat di perusahaan. Dua orang tersebut kemudian secara berturut-turut menjadi pimpinan perusahaan setelah Surya Wonowidjojo meninggal pada tahun 1985.[15] Pada tanggal 27 Agustus 1990, perusahaan ini resmi menjadi perusahaan publik, dengan melepas 57 juta saham di Bursa Efek Jakarta dan 96 juta saham di Bursa Efek Surabaya, dengan penawaran perdana pada harga Rp 10.250/lembar.[7][16] Mayoritas saham perusahaan saat itu dimiliki oleh keluarga mendiang Surya Wonowidjojo, yakni istrinya, Tan Siok Tjien dan putranya, Rachman Halim.[14] Kini, mayoritas saham perusahaan ini masih dikuasai oleh keluarga Wonowidjojo melalui PT Suryaduta Investama.[16]

1996 - sekarang

Pada tahun 1996, perusahaan ini mencatatkan penjualan sebesar Rp 9,6 triliun; dan pada tahun 2000, perusahaan ini berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp 15 triliun, dengan mempekerjakan 41.000 orang karyawan. Pada dekade 1990-an, perusahaan ini sempat menjadi perusahaan (konglomerasi) terbesar kelima di Indonesia.[17] Perusahaan ini tidak terlalu bergantung pada utang luar negeri, sehingga tidak terdampak krisis keuangan yang menimpa Indonesia pada akhir dekade 1990-an.[18] Perusahaan ini juga mampu menghadapi berbagai tantangan, seperti kehadiran BPPC yang pernah memengaruhi produksinya pada awal dekade 1990-an.[8] Pada tahun 2001, perusahaan ini telah memiliki enam pabrik dengan total luas 100 hektar dan mempekerjakan lebih dari 40.000 orang pekerja.[5]

Pada tahun 2017, perusahaan ini menguasai sekitar 21% pangsa pasar rokok nasional, dengan pabrik di Kediri, Sumenep, Karanganyar dan Gempol.[19] Pada tanggal 4 Agustus 2017, Japan Tobacco asal Jepang resmi membeli 100% saham PT Karyadibya Mahardika dan PT Surya Mustika Nusantara yang dipegang oleh perusahaan ini.[20] Pasca akuisisi tersebut, sempat tersiar rumor bahwa perusahaan ini akan digabung atau diakuisisi oleh Japan Tobacco, tetapi perusahaan ini selalu membantahnya.[21]

Pada tahun 2021, perusahaan ini mendirikan tiga anak usaha baru, masing-masing untuk berbisnis di bidang impor, distribusi, dan produksi rokok elektrik. Tetapi tiga perusahaan tersebut belum mulai beroperasi.[22] Pada tahun 2022, perusahaan ini mendirikan PT Surya Kerta Agung untuk berekspansi ke bisnis pengelolaan jalan tol.[23] Pada tahun 2022 juga, perusahaan ini menyuntikkan modal sebesar Rp 1 triliun ke PT Surya Dhoho Investama yang akan mengelola Bandara Dhoho di Kediri.[24]

Menurut sejarawan Dukut Imam Widodo, nama "Gudang Garam" yang disandang oleh perusahaan ini tercermin pada logo yang sampai saat ini masih digunakan. Logo tersebut didesain oleh Tjoa Ing-Hwie bersama salah satu karyawannya. Logo tersebut terlahir dari mimpi Tjoa Ing-Hwie yang melihat lima los gudang penyimpanan garam di dekat Stasiun Kediri.[25][26][27] Pintu dari gudang yang ada di logo tersebut ada yang dalam keadaan terbuka, setengah tertutup, dan tertutup, dibuat sebagai tanda bahwa Gudang Garam tidak akan pernah puas dan tidak akan pernah merasa di puncak.[4]

Produk

Sigaret Kretek Tangan

  1. Gudang Garam Merah
  2. Gudang Garam Djaja
  3. Gudang Garam Special Deluxe King Size
  4. Gudang Garam Patra
  5. Taman Sriwedari Kretek

Sigaret Kretek Mesin Full Flavor

  1. Gudang Garam Filter International
  2. Gudang Garam Signature
  3. Gudang Garam Surya
    • Surya Exclusive
    • Surya Professional
  4. Gudang Garam Move

Sigaret Kretek Mesin LTLN

  1. Gudang Garam Signature Mild
  2. Gudang Garam Mild
  3. Gudang Garam Surya Professional Mild
  4. Gudang Garam Shiver

Sigaret Klobot Kretek

  1. Gudang Garam Klobot Manis

Sigaret Putih Mesin

  1. Halim Merah
  2. Halim Coklat

Anak usaha

Hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki 10 anak usaha, yakni:

Referensi

  1. ^ a b "Komisaris & Direksi". PT Gudang Garam Tbk. Diakses tanggal 1 September 2023. 
  2. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2022" (PDF). PT Gudang Garam Tbk. Diakses tanggal 1 September 2023. 
  3. ^ "Sekilas Perusahaan". PT Gudang Garam Tbk. Diakses tanggal 1 September 2023. 
  4. ^ a b Lika Liku Bisnis GudangLika Liku Bisnis Gudang Garam Menjadi Nomor Satu ...
  5. ^ a b c 100 tokoh yang mengubah Indonesia: biografi singkat seratus tokoh paling ...
  6. ^ "Sejarah Gudang Garam yang Pernah Terdampak G30S PKI". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-16. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  7. ^ a b "Appendices" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-07-14. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  8. ^ a b "Identifikasi Masalah Sosial-Ekonomi Akibat Pemutusan Hubungan Kerja (Kasus ..." Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  9. ^ "Matra, Masalah 48-53". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  10. ^ a b "SIASAT MENGEMAS NIKMAT: Ambiguitas Gaya Hidup dalam Iklan Rokok Di Masa ..." Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  11. ^ "Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  12. ^ "Berita industri, Volume 16". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  13. ^ "Approaching Suharto's Indonesia from the Margins". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  14. ^ a b "Prospektus GGRM 1990" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-10-07. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  15. ^ "Sejarah Gudang Garam dan Susilo Wonowidjojo Orang Terkaya Kedua RI". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-28. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  16. ^ a b "Sejarah dan Profil Singkat GGRM (Gudang Garam Tbk)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-08. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  17. ^ "The Rise of "the Rest": Challenges to the West from Late-industrializing ..." Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  18. ^ "Asian Development Experience Vol. 2: The Role of Governance in Asia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  19. ^ "40 Saham Terbaik untuk Dibeli di Tahun 2017". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2022-06-01. 
  20. ^ "Japan Tobacco Akuisisi Anak Usaha Gudang Garam". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-28. Diakses tanggal 2019-09-19. 
  21. ^ "Kabar Dicaplok Raksasa Japan Tobacco, Gudang Garam Buka Suara". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2021-07-18. 
  22. ^ "Gudang Garam Bentuk 3 Anak Usaha Baru, Siap Rambah Rokok Elektrik?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2021-09-13. 
  23. ^ "Rokok Gudang Garam Masuk Bisnis Tol, Pemerintah Kegirangan!". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2021-09-13. 
  24. ^ "Gudang Garam Suntik Modal Pengelola Bandara Kediri Rp 1 T". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-04. Diakses tanggal 2021-09-13. 
  25. ^ by. "Hoki dan Rezeki Logo Gudang Garam (4) | Jatimplus.id" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-27. Diakses tanggal 2019-12-27. 
  26. ^ Riyanto, B. (2019). SIASAT MENGEMAS NIKMAT: Ambiguitas Gaya Hidup dalam Iklan Rokok Di Masa Hindia Belanda sampai Pasca Orde Baru 1925–2000. Yogyakarta: Lembaga Studi Realino. ISBN 9786025607615. 
  27. ^ Sri Margana,. Kretek Indonesia : dari nasionalisme hingga warisan budaya. Universitas Gadjah Mada. Jurusan Sejarah,, Pusat Studi Kretek Indonesia,. [Yogyakarta]. ISBN 978-602-1217-03-0. OCLC 893974635. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2019-12-27. 

Pranala luar