Lompat ke isi

Pertempuran Mu'tah

Koordinat: 31°2′N 35°42′E / 31.033°N 35.700°E / 31.033; 35.700
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 22 September 2023 11.00 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (Referensi: merapikan isi artikel)
Pertempuran Mu'tah
غَزْوَة مُؤْتَة
مَعْرَكَة مُؤْتَة
Bagian dari Perang Bizantium

Makam komandan Muslim Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah di Al-Mazar dekat Mu'tah, Yordania
TanggalSeptember 629[1]
LokasiMu'tah, Kegurbenuran Karak, Yordania, Syam
31°2′N 35°42′E / 31.033°N 35.700°E / 31.033; 35.700
Hasil Kemenangan Kaum muslimin
Pihak terlibat
Arab muslim Kekaisaran Romawi
Ghassaniyah
Tokoh dan pemimpin
Zaid bin Haritsah 
Ja'far bin Abi Thalib 
Abdullah bin Rawahah 
Khalid ibn Walid
Theodorus
Mālik bin Zāfilah [2]
Kekuatan
3,000[3][4][5]

100,000 (Al-Waqidi)[6]
200,000 (Ibn Ishaq)[2]
(sumber awal)

10,000 atau kurang (Estimasi modern)
Korban
12[7] (Diperdebatkan)[8][9] Tidak diketahui
Pertempuran Mu'tah di Jordan
Pertempuran Mu'tah
Lokasi di Jordan

Pertempuran Mu'tah adalah sebuah pertempuran yang terjadi di Mu'tah pada bulan Jumadil Awal 8 H atau 629 M. Pihak yang terlibat dalam pertempuran ini ialah pasukan Muslim yang diutus oleh Muhammad, dan pasukan Bizantium.

Penyebab

Selama masa gencatan senjata antara Kaum Quraisy dan Kaum Muslimin, Muhammad sebagai pemimpin Kaum Muslimin di Madinah mengadakan pengiriman utusan dan surat ke beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan di negeri-negeri lain. Pengutusan dan pengiriman surat ini ditujukan untuk mengajak para kepala negara dan kepala pemerintah untuk menerima ajaran Islam.[10]

Salah satu surat ditujukan kepada raja Ghassaniyah. Namun, raja Ghassaniyah menolak ajakan ini dan membunuh utusan Muhammad yaitu Harits bin Umair. Atas perlakuan ini, Muhammad mempersiapkan pasukan Muslimin untuk berperang dengan pasukan Ghassaniyah di Mu'tah pada tahun ke-8 Hijriah.[11]

Lokasi

Pertempuran Mu'tah terjadi di sebuah perkampungan bernama Mu'tah. Lokasi Mu'tah berada di wilayah sebelum memasuki Syam. Perjalanan dari Mu'tah menuju ke Baitul Maqdis ditempuh selama dua hari bila berjalan kaki.[12]

Waktu

Pertempuran Mu'tah terjadi pada bulan September 629 M. Kejadiannya bertepatan dengan bulan Jumadil Awal 8 H.[13]

Kekuatan tempur

Jumlah pasukan Muslimin yang disiapkan oleh Muhammad untuk berperang sebanyak sebanyak 3 ribu orang. Sementara dari pasukan Ghassaniyah berjumlah 200 ribu orang. Jumlah pasukan Ghassaniyah merupakan hasil penambahan dari pasukan Kekaisaran Romawi Timur.[11]

Muhammad sebagai pemimpin utama pasukan Muslim tidak ikut serta dalam Pertempuran Mu'tah.[13]

Pimpinan perang

Pimpinan perang dari Pasukan Muslimin

Pimpinan perang dari Pasukan Muslimin untuk mengikuti Pertempuran Mu'tah dipilih langsung oleh Muhammad. Panglima perang yang terpilih ialah Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah. Ketiga panglima ini menjadi pemimpin secara berurutan dalam kondisi pemimpin sebelumnya gugur dalam pertempuran. Muhammad menetapkan bahwa ketika panglima tersebut gugur, maka posisi panglima perang berikutnya dipilih langsung oleh Pasukan Muslimin.[14]

Abdullah bin Rawahah

Abdullah bin Rawahah pada masa Jahiliah adalah seorang penyair. Ia menjadi muslim sebelum terjadinya Baiat Aqabah dan tetapi menekuni pekerjaan sebagai penyair.  Setelah menjadi Muslim, ia mengikuti peperangan bersama Muhammad.[15]

Kronologi

Awal pertempuran

Pada awal pertempuran, pasukan Muslimin dipimpin oleh Zaid bin Haritsah.[16]

Dampak

Pengislaman

Salah seorang komandan Kekaisaran Romawi Timur yang bernama Farwah bin Amr memilih untuk menjadi muslim setelah Pertempuran Mu'tah berakhir. Farwah adalah penguasa di wilayah-wilayah Jazirah Arab yang menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi Timur. Ia berasal dari Banu Judzam. Setelah menerima ajaran Islam, Farwah mengirimkan utusan serta hadiah kepada Muhammad. Hadiah yang diberikannya berupa bagal dengan kulit berwarna putih. Namun Farwah akhirnya ditangkap dan dipenjara oleh penguasa Kekaisaran Romawi Timur setelah keislamannya diketahui. Ia akhirnya disalib di sebuah mata air yang bernama Afra' di Palestina. Hukuman mati yang diberikan kepada Farwah adalah pemenggalan leher.[17]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Kaegi 1992, hlm. 72.
  2. ^ a b Ibn Ishaq (2004). The Life of Muhammad. A. Guillaume (trans.). Oxford University Press, USA. hlm. 532, 536. ISBN 0-19-636033-1. Mereka melanjutkan perjalanan mereka sejauh Ma‘ān di Suriah di mana mereka mendengar bahwa Heraclius telah turun ke Ma’āb di Balqāʾ dengan 100,000 orang Yunani yang bergabung dengan 100,000 orang dari Lakhm dan Judhām dan al-Qayn dan Bahrāʾ dan Balī yang dipimpin oleh seorang pria Balī dari Irāsha yang disebut Mālik bin Zāfilah. 
  3. ^ Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Zadul Ma'ad 2/155
  4. ^ Ibnu Hajar al-'Asqalani, Fathul Bari 7/511
  5. ^ General A. I. Akram, The Sword of Allah: Khalid bin Al-Waleed, Chapter 6, hlm. 2
  6. ^ Gil, Moshe (1997-02-27). A History of Palestine, 634-1099Akses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan. Cambridge University Press. hlm. 23. ISBN 978-0-521-59984-9. 
  7. ^ Powers, David S. (2014-05-23). Zayd. University of Pennsylvania Press. hlm. 58–9. ISBN 978-0-8122-4617-9. 
  8. ^ Peterson 2007, hlm. 142.
  9. ^ Powers 2009, hlm. 80.
  10. ^ Nasution 2013, hlm. 51-52.
  11. ^ a b Nasution 2013, hlm. 52.
  12. ^ Zulyadain dan Sugiarto 2021, hlm. 127.
  13. ^ a b Ridha 2021, hlm. 4.
  14. ^ Ridha 2021, hlm. 4-5.
  15. ^ Wargadinata, W., dan Fitriani, L. (2018). Hamid, M. Abdul, ed. Sastra Arab: Masa Jahiliyah dan Islam (PDF). Malang: UIN-Maliki Press. hlm. 250. ISBN 978-602-1190-93-7. 
  16. ^ Zulyadain dan Sugiarto 2021, hlm. 128.
  17. ^ Tahir, Muhammad Suaib. Gunawan, Roland, ed. Pidato Terakhir Sang Nabi: Menyelami Makna-makna Universal dan Kemanusiaan dalam Pidato Terakhir Rasulullah Muhammad Saw (PDF). Yayasan Bumi Suci Indonesia. hlm. 14–15. ISBN 978-623-9727-20-8. 

Daftar pustaka

  • Nasution, Syamruddin (2013). Sejarah Peradaban Islam (PDF). Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau.