Lompat ke isi

Piyono, Ngombol, Purworejo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 27 September 2023 16.43 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (Pendidikan: Bot: Merapikan artikel)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Piyono
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPurworejo
KecamatanNgombol
Kode pos
54172
Kode Kemendagri33.06.02.2054 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk363
Kepadatan-


Piyono adalah sebuah desa di wilayah kecamatan Ngombol, Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia.

Berdasarkan cerita dari para orang tua dulu, nama desa "Piyono" diambil dari seorang keturunan kerajaan yang membuka lahan hutan untuk dijadikan pemukiman. Nama keturunan kerajaan tersebut adalah Raden Paryono. Kata "Piyono" sendiri berasal dari "Paryono". Kata Piyono juga banyak diartikan para orang tua desa sebagai "Piyono=sePi-sepi tetapi oNo" artinya biarpun desa sepi tetapi berisi.

Tata Letak dan Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Desa Piyono terbagi atas dua wilayah yaitu wilayah dusun yang dinamakan Trukan dan wilayah Desa. Dusun dipimpin oleh seorang Kadus (Kepala Dusun) sedangkan Wilayah Desa dan Dusun dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Wilayah Desa dan Dusun Trukan dibatasi oleh persawahan yang cukup luas. Hampir 50% wilayah dari Desa Piyono adalah area persawahan.

Penduduk Piyono mayoritas adalah Petani. Ini terkait dengan banyaknya area persawahan. Namun sawah di Desa Piyono merupaan jenis sawah tadah hujan, artinya sawah dapat ditanami padi ketika musim hujan. Sedangkan ketika musim kemarau sawah dibiarkan/tanpa ditanami apapun. Sebagian kecil pekerjaan penduduk Piyono ada yang pegawai negeri sipil, pedagang dan wiraswasta. Seratus persen Warga Desa Piyono memeluk Agama Islam.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Lebih dari 80 persen dari sekitar 26 anak usia 0-6 tahun belum tersentuh pendidikan anak usia dini usia. Baru 20% saja yang terlayani di TK. TK dianggap terlalu mewah, sehingga hanya sebagian kecil anak saja yang mengikuti TK sebelum SD, masih esklusif dan baru menjangkau sebagian kecil masyarakat. Istilah pendidikan anak usia dini sendiri masih merupakan wacana baru, sehingga belum banyak dipahami oleh masyarakat desa.

Di Desa Piyono, jarang ditemukan juga anak dengan pendidikan tinggi (kuliah di perguruan tinggi), kebanyakan dari anak-anak benpendidikan setara SMK dan dilanjutkan dengan merantau bekerja di Jakarta. Hal ini bukan hanya dikarenakan kurang sadarknya masyarakat desa Piyono, tetapi lebih kepada alasan ekonomi.

Namun akhir-akhir ini sudah mulai banyak generasi orang tua yang menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi.

Referensi: www.isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/81071425.pdf http://krjogja.com/read/126972/jago-tunggal-unggul-dalam-pilkades-purworejo.kr[pranala nonaktif permanen]