Lompat ke isi

Trikoyo, Jaken, Pati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 September 2023 05.20 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (top: Bot: Merapikan artikel)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Trikoyo
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPati
KecamatanJaken
Kode pos
59184
Kode Kemendagri33.18.06.2002 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 6°47′54″S 111°11′38″E / 6.79833°S 111.19389°E / -6.79833; 111.19389

Trikoyo adalah desa di kecamatan Jaken, Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini berada di lebih kurang 30 kilometer tenggara kota Pati atau sekira 5 kilometer dari kantor Kecamatan Jaken. Akses ke dan dari desa ini berupa jalan seluas 5 meteran yang beraspal namun lebih sering mengelupas. Lalu lalang truk-truk pengangkut tebu yang melewati ruas jalan Tegalarum Kecamatan Jaken-Tegalwero/Sokopuluhan Kecamatan Pucakwangi di desa itu disebut-sebut sebagai salah satu penyebabnya.

Desa Trikoyo berbatasan dengan Desa Mojolampir Kecamatan Jaken di sebelah timur, Desa Tretek Kecamatan Pucakwangi di sebelah tenggara, Desa Boto Kecamatan Jaken di sebelah selatan, Desa Sokopuluhan Kecamatan Pucakwangi di sebelah barat, Desa Sidomukti Kecamatan Jaken di sebelah utara, dan Desa Sumberan di sebelah timur laut.

Mayoritas penduduk Desa Trikoyo bekerja sebagai petani atau buruh tani dengan lahan pertanian (sawah dan tegalan) tadah hujan. Sebagian sangat kecil saja penduduknya yang bekerja di sektor lain. Karena tidak tersedia lapangan pekerjaan secara memadai, sebagian warganya memilih merantau ke berbagai kota dan wilayah/pulau lainnya.

Hampir semua penduduk di desa yang terdiri atas Dukuh Gendolo atau Ndolo (termasuk di dalamnya Nggenengan dan Ledhokan [Kidulan dan Loran] serta Mbaran) dan Karangkawis ini tercatat beragama Islam. Terdapat dua masjid di Ndolo dan beberapa musala di desa ini.

Meskipun nama desa ini Trikoyo, satu-satunya sekolah dasar yang berada di desa ini bernama SD Negeri Gendolo. Sekolah ini sudah ada sejak dekade 1970-an. Miyadi adalah kepala sekolah terlama di SD ini, sejak dasawarsa 1970-an hingga pertengahan dasawaswa 1990-an. Namun hingga tahun 2000-an, jenjang pendidikan berikutnya (SMP/MTS) yang terdekat adalah SMP Negeri 1 Jaken dan SMP Negeri 1 Pucakwangi, di samping MTs di Dukuh Puluhan Desa Sokopuluhan Kecamatan Pucakwangi. Jarak antara desa ini dan lembaga pendidikannjenjang SMP tersebut tidak kurang dari lima kilometer. Itu yang menyebabkan hingga akhir dekade 1980-an, anak di desa ini yang berkesempatan mengenyam pendidikan tingkat SMP jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Baru pada tahun 2000-an berdiri SMP Satu Atap. Sekolah ini berada satu kompleks dengan SDN Gendolo.

Setiap tahun di desa ini digelar sedekah bumi (kabumi) atau bersih desa. Sedekah bumi selalui dimeriahkan dengan pertunjukan seni. Kesenian yang sering dipertunjukkan pada ritual ini adalah ketoprak dan tayub.

Pada tahun 1980-an di desa ini pernah hidup berkembang grup ketoprak. Namanya ketoprak Tresno Budoyo, pimpinan Rukin HS yang kala itu merupakan guru sekolah dasar. Bertahun-tahun di bawah kepemimpinannya, grup ketoprak ini berkembang yang ditandai oleh berkali-kali mendapatkan tanggapan pentas. Tidak hanya di desa ini, tetapi juga di beberapa desa sekitar. Namun menjelang tahun 1990, grup ketoprak ini bubar dan hingga sekarang tidak terdengar lagi ceritanya.

Desa Trikoyo yang lebin dikenal secara lisan sebagai Desa Ndolo atau Gendolo ini merupakan desa tua. Dalam Serat Babad Pathi disebutkan keberadaan Kadipaten Paranggarudo pada abad ke-13 atau pada masa Majapahit. Kadipaten ini diperintah oleh Adipati Yudhapati. Ia memiliki seorang patih bernama Singopati yang tinggal di Desa Kropak (kini masuk Kecamatan Winong). Ia juga mempunya tamtama bernama Yuyurumpung yang tinggal Grawan (kini Kecamatan Kaliori, Rembang). Yuyurumpung mempunyai kepercayaan bernama Sondong Majeruk yang tinggal di di Desa Majeruk (masuk Kabupaten Rembang sekarang). Para bekel atau demang yang menjadi bawahan Adipati Yudapati adalah Demang Gendolo, Demang Semut, Demang Gunung Panti, Demang Tlogomojo, dan Demang Jembangan.