Pedagogi
Pedagogi bisa diartikan sebagai strategi atau metode mengajar. Menurut Prof Poerbakawatja (1976) pedagogi mempunyai dua arti :
a. praktek, cara mengajar
b. ilmu pengetahuan mengenai prinsip-prinsip atau metode mengajar.[1]
Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. Salah satu contohnya adalah aliran pemikiran Sokrates.[2]
Etimologi
Kata "pedagogi" berasal dari Bahasa Yunani kuno παιδαγωγέω (paidagōgeō; dari παίς país:anak dan άγω ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”). Di Yunani kuno, kata παιδαγωγός biasanya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan anak tuannya, termasuk di dalamnya mengantarnya ke sekolah (διδασκαλείον) atau tempat latihan (γυμνάσιον), mengasuhnya, dan membawakan perbekalannya (seperti alat musiknya).[3]
Kata yang berhubungan dengan pedagogi, yaitu pendidikan,[4] sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.
Malcolm Knowles mengungkapkan istilah lain yang mirip dengan pedagogi yaitu andragogi, yang merujuk pada ilmu dan seni mendidik orang dewasa.
Pedagogi Guru
Sebagai seorang guru, ada beberapa aspek pedagogi yang harus dikuasai :
- Karakter peserta didik, yakni apa saja sikap dan kebutuhan peserta didik dalam suatu kelas
- Teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menjelaskan materi ajar secara jelas pada peserta didik. Menggunakan pendekatan serta menerapkan stratergi, teknik atau metode yang kreatif.
- Pengembangan kurikulum. Guru harus bisa menyusun silabus dan RPP sesuai ketentuan dan kebutuhan peserta didik. Mengembangkan kurikulum mengacu pada relevansi, efisien, efektivitas, kontinuitas, integritas dan fleksibelitas.
- Pembelajaran yang mendidik. Guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi ajar, namun juga sebagai fasilitator. Materi pelajaran dan sumber materi harus bisa dioptimalkan untuk mencapai tujuan tersebut.
- Pengembangan potensi para peserta didik. Setiap peserta didik memiliki kemampuan dan karakter yang berbeda- beda. Guru harus mampu mengkaji hal tersebut dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, supaya setiap peserta didik bisa mengembangkan kemampuan.
- Cara berkomunikasi. Sebagai guru harus bisa berkomunikasi dengan santun, ramah dan penuh empati pada peserta didik.
- Penilaian dan evaluasi belajar. Penilaianya meliputi hasil dan proses belajar, baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi terhadap efektivitas pembelajaran juga harus bisa dilakukan.[1]
Catatan
- ^ Purbakawatja, Soegarda (1976). Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. hlm. 212.
- ^ "Analysis of Pedagogy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-12. Diakses tanggal 2008-06-03.
- ^ Etymology Site on-line (pedagogue)
- ^ Definisi Webster tentang education